Mohon tunggu...
bonekpalsu
bonekpalsu Mohon Tunggu... profesional -

Bonek palsu yg bejo

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Dengan Bumbu Food Truck, Hilda Mengenalkan Masakan Indonesia di Seattle

18 November 2015   02:47 Diperbarui: 18 November 2015   09:39 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bumbu Food truck"][/caption]Prolog

Bumbu food truck bisa dibilang pemain baru di Seattle. Dibuka September lalu, 2013. Dan sejauh ini dari review yang mereka dapatkan sangat positif. Menu favorit adalah “undecided” terdiri dari dua tusuk sate ayam (saus kacang), nasi goreng, mie goreng, daging sapi, dan lumpia sayur. Beroperasi 4 hari dalam seminggu dengan tempat yang berbeda setiap harinya dan cuma melayani jam makan siang mulai jam 11:00 sd 14:00. Melalui Bumbu Foodtruck ini, pemiliknya bu Hilda berharap makanan Indonesia, masakan Indonesia bisa lebih dikenal di US, yang sekarang ini untuk masakan Asia dikuasai oleh masakan ala Cina, Jepang, Thailand, Vietnam (pho/bakso) dan Korea.

[caption caption="Undecided alias menu Bingung ... menu andalan!"]

[/caption]Salah satu acara TV yang cukup sering bojoku (dan aku) tonton adalah acara kompetisi memasak “Chopped” di Foodnetwork. Kompetisi memasak ini menarik ditonton dan cukup menegangkan, karena terbatasnya waktu dan peserta wajib memakai bahan bahan makanan yang sudah disiapkan. Serunya adalah bahan makanan wajib itu sering tidak matching, tidak lazim di dicampur dalam sebuah masakan. Dengan peralatan memasak yang lengkap dan pantry penuh dengan bahan makanan lain, para peserta diberi waktu 20 menit ditahap I untuk membuat appetizer, 30 menit ditahap II untuk main entry, dan 20 menit ditahap III untuk dessert. Point penilaian adalah kreatifitas, rasa, dan tampilan. Setiap tahap ada satu peserta (ada 4 peserta awal) yang kena penggal, kena Chopped. Saat tahap akhir (dessert) hanya ada satu peserta yang lolos dari penggalan dan menjadi pemenang. Acara ini disiarkan secara Nasional di US (TV Cable).

Pada Chopped episode 27 Oktober lalu pesertanya adalah pemilik food truck, penjual makanan dengan mobil, yang biasanya dijajakan di pinggir jalan, di taman, atau di tempat parkir. Mirip kaki lima, tapi tidak menetap. Chopped episode ini menjadi istimewa dan sangat menarik karena salah satu peserta adalah Hilda Hilman dari Indonesia, pemilik Bumbu food truck , yang biasanya mangkal dibeberapa tempat di sekitar Seattle. Diawal acara bu Hilda bahkan sempat mengucakan tekadnya ikut kompetisi memakai bahasa Indonesia, “Aku datang untuk menang!”. Aku dan istriku menonton acara Chopped ini secara serius dan kalau ingin ke kamar mandi pada saat jeda iklan saja :D.

Pada tahap I-Appetizer, dengan bahan mentah wajib untuk masakan Cina dan Yunani, bu Hilda Hilman membuat appetizer berupa Fried wonton with Napa cabbage salad, sesame oil, chili paste & soy sauce. Tentu saja ada pro dan kontra dari 3 juri yang menjajal masakan bu Hilda. Salah satu yang kontra adalah isi wontonnya kurang banyak dan terlalu berlemak. Tapi hal ini tidak membuat bu Hilda harus di ‘penggal’ dan berhasil lolos kebabak II.

Tahap II-Main Entry, dengan bahan wajib campuran makanan khas Amerika dan Korea (yang sudah matang), bu Hilda membuat Curried beef with fried potato, stir-fried rainbow chard, curry powder, coconut milk & honey. Ada saat yang menegangkan karena nasi yang disediakan (dari makanan Korea) jumlahnya kurang banyak, sehingga bu Hilda harus menambah nasi yang dimasak dengan microwave. Pada detik-detik akhir nasi itu diambil dari microwave dan dihidangkan kejur. Salah satu juri meng kritik kalau nasinya masih belum cukup matangnya. oh no! Tapi ternyata ada banyak hal lain yang membuat juri memutuskan bu Hilda tidak kena penggal dan maju ke babak akhir dengan 2 peserta.

Tahap III-Dessert, dengan bahan makanan wajib buah-buahan mentah, es krim bar dan coklat, bu Hilda membuat jajanan lezat berupa Coconut cake with green apricot & blueberry compote, honey & coconut milk. Tahap ini juga menegangkan. Pertama saat adonan cake sudah di tuang di baki dan dimasukan ke dalam oven, ternyata oven mati, perlu 3-4 menit untuk bu Hilda sadar kalau ovennya mati. Dengan dibantu crew FoodNetwork, bu Hilda memindahkan baki cake ke oven sebelah. Pada detik-detik terakhir, bu Hilda sadar ada bahan wajib yang hampir lupa digunakan, yaitu donat. Dengan cepat donat di remah remah dicampur ke dalam saus manis campuran buah mentah, eskrim dan coklat. On time!

Kritikan juri (tetap saja orang sama), salah satunya cake masih terasa eggy, entah apa maksudnya. Mungkin karena cake tidak matang sempurna gara gara waktu terbuang oleh oven rusak, sehingga masih terasa telornya. Dan juga juri mengkritik remahan donat kurang blend dengan bahan yang lain. Ini juga karena remahan donat di campur pada detik detik terakhir!

Ah .... lagi-lagi kritikan juri itu tidak membuat bu Hilda kena penggal dan berhasil menjadi juara Chopped episode ini, karena lawannya , Ms. Leah dari Chicago yang sesumbar sebagai pembuat pancake paling enak sedunia (dan planet mungkin), gagal total. Pancakenya nggak karuan hasilnya, baik dari bentuk dan dari rasa. Cuma saus pancakenya yang dipuji juri.

[caption caption="Hidangan penutup sang juara"]

[/caption]Bu Hilda dengan terisak mangatakan kemenangannya ini dipersembahkan ke ibunda nya yang tercinta, seorang single parent membiayai dan memberangkatkan dia ke US dan punya motto “Live is a risk”. Hadiah $10,000 (Rp137 juta) direncanakan akan dipakai untuk mengganti appliances (peralatan dapur di food truck nya).

Sayangnya, tempat mangkal food trucknya bu Hilda di Seattle cukup jauh dari tempat tinggalku, dan beliau hanya serving pada hari kerja (Senin-Jumat) pada jam 11:00 s/d 14:00 pm. Hampir mustahil untuk aku mampir dan icip-icip masakan sang juara. Selamat untuk bu Hilda Himan, semoga suatu saat bisa membuka restoran Indonesia di Seattle.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun