Mohon tunggu...
bonekpalsu
bonekpalsu Mohon Tunggu... profesional -

Bonek palsu yg bejo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pilih ONH Reguler atau ONH Plus?

16 September 2014   13:28 Diperbarui: 11 Agustus 2017   10:31 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rice cooker+ganjelan (doc.bonekpalsu)

Kalau ada survey kecil2 an di Kompasiana, hampir bisa dipastikan (mungkin) akan banyak yg memilih ONH plus, karena kenyamanan dan fasilitas yg dijanjikan jauh lebih bagus dari dari haji reguler. Tapi tunggu dulu. Apa benar ONH plus itu jauh lebih menarik dan jauh lebih baik daripada haji regular? Mohon maaf sebelumnya , bukan mau pamer atau sombong, secara finansial aku mampu ikut ONH plus, tapi  aku dan keluarga  pakai ONH biasa karena keinginan keluarga untuk ikut sebuah KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji ) tertentu dr Bandung. Dibawah ini ada sedikit kisah ku saat naik Haji pada tahun 2006/2007 yg heboh dg berita jemaah haji Indonesia kelaparan di Arafah akibat mafia catering yg mudah2an bisa bermanfaat buat rekan2 Kompasianer yg akan naik haji.

Haji Regular – Bisa Lebih lama di Mekah

Benar, pakai haji regular anda bakalan lebih lama berdiam di Mekah, karena memang jadwal berangkat dan jadwal pulang diatur sesuai dg kapasitas bandara/pesawat yg membuat jemaah reguler ‘terpaksa’ lebih lama menunggu di Mekah. Total 40 hari (normal …. kalau tidak ada delay) dihitung mulai saat berangkat dari CKG dan kembali ke CKG . Dari 40 hari itu bisa dirinci secara kasar sebagai berikut  :

- Berangkat  dr CKG :  1 hari (9 -10jam)

- Ziarah Madinah: 10 hari

- Inti dari Ibadah Haji dimulai pada 8 zulhijjah hingga 13 zulhijjah, yaitu 6 hari dan ditambah umrahnya 1 hari jadi total 7 hari.

- Pulang ke CKG: 1 hari (9 -10 jam)

- Sisa nya “free time” : 40 – (1+10+7+1) = 21 hari. 3 minggu rek!

Tentu saja untuk TKI sekelas bonekpalsu,  bisa berdiam dg ongkos yg relatif murah selama 21 hari di Mekah merupakan berkah yg sangat besar, bisa melupakan semua kegiatan rutin, lupa segala urusan pekerjaan ..… kegiatan sehari2 anda bisa pol kan untuk beribadah sepuas puasnya. Yg tidak tertahankan adalah kerinduan kepada anak2 yg tidak bisa ikut ke Mekah, tapi ini masih bisa diredam dg menelpon mereka rutin setiap hari ke tanah air. Apa nggak bosen? Untuk bonekpalsu yg iman nya  masih level beginner rasa bosan kadang2 datang. 

Rasa bosan ini bisa dihilangkan dg acara ‘tawaf’ di pasar Seng/ Misafalah dan blusukan ke lorong2 kota Mekah yg saat itu masih sangat semerawut tapi menarik sekali. Blusukan bisa dilakukan setiap hari setelah sholat subuh saat cuaca cukup sejuk. Sayangnya sekarang Mekah, tertama di sekeliling masjid Haram sdh menjadi “Mall “ besar dg kemewahan yg sangat berlebihan :(

Mungkin untuk pebisnis/pejabat/artis waktu 21 hari ‘nganggur’ di Mekah terasa sangat mubazir. Ada tetangga  se komplek di perumahan yg dg bangga cerita kalau beliau ikut ONH plus dg  total 10 hari sdh kembali lagi ke tanah air, jadi mereka cuma ikut ibadah haji inti saja. Dan tentunya ongkos nya jadi berlipat2 daripada ONH regular ….  Yah kalau dipikir2 ironis juga.  Naik haji koq terburu2 +super mahal ….. he he he he.

Belanja di Utaranya ex-pasar seng (doc. bonekpalsu)
Belanja di Utaranya ex-pasar seng (doc. bonekpalsu)
Haji Regular – Lebih  Banyak Ujian

Pakai ONH regular dapat ‘bonus’ ujian2 yg jauh lebih banyak, yg tentunya insyaAllah bisa meningkatkan IMAN+KESABARAN dan menjadi pelajaran hidup yg sangat berharga.

+ Diawal perjalanan ujian itu sdh datang. Pertama2 kena 2 kali delay … total 12jam leyeh2 di asrama haji dan CKG. Pas di pintu Tol Jatibening bus Damri yg aku tumpangi radiatornya mbeledos … air panas panas muncrat kemana2, masih untung tidak ada yg cedera. Terpaksa kita satu bis turun di pintu tol untuk menunggu bis cadangan selama 1 jam-an. Eh kenapa selalu ada saja orang2 iseng yg ketawa2 mengejek melihat kita menunggu didepan pintu tol.

+ Sampai di Mekah jam 10.00pm, rencananya kita istirahat sebentar dan langsung umroh sebelum subuh. Tapi kenyataannya jauh berbeda. DEPAG-RI mengatur hotel dimana kita menginap dan membagi jumlah total kamar dg jumlah orang permaktab tanpa rincian yg jelas (Maktab bertugas melakukan pembagian kelompok jama'ah haji). Diatas kertas jumlah orang dan jumlah kapasitas kamar hotel cocok. Tapi saat pembagian kamar terjadi perundingan yg sangat sengit  karena jemaah masing2  KBIH tidak mau digabung didalam kamar yg sama dg KBIH lain. Akibat serunya proses perundingan, jemaah harus kembali keleleran sambil terkantuk2 menunggu di lobby selama hampir 6 jam baru bisa masuk kamar.

+ Tinggal selama 21 hari di Mekah alhamdulillah aku dapat hotel yg cukup bagus di Misfalah dan jaraknya kira2 750m diselatan mesjid Haram, jadi tidak ada ujian krn  tranportasi P-P ke mesjid.  Dihotel ku kebetulan tidak ada mesin cuci, sehingga untuk menghemat duit,  pakaian harus di cuci sendiri. Beli ember+sabun dari pasar Misfalah, maka mencuci dan menjemur di lantai atas hotel menjadi kegiatan rutin 2 hari sekali. Mencuci nya sih gampang, tapi  menjemur pakaian lah yg jadi masalah. Pada awalnya sebelum semua  jemaah pd berdatangan, jemuran diatas hotel masih kosong . Sehingga dg bekal paku, tali jemuran dari Bandung (memang di sarankan untuk dibawa) jemuran daruratpun terbentuk dg rapi dan diberi label sesuai milik masing2 kelompok . Dg berjalannya waktu, jemaah dari kloter lain pada berdatangan dan proses menjemur jadi  merepotkan. Untuk bisa berjalan diantara jemuran perlu perjuangan, karena tali jemuran simpang siur malang melintang. Spot jemuran yg mudah dikenali pada pagi hari, tiba2 saja berubah total karena banyaknya jemuran tambahan yg dibikin pada siang harinya. Kalau nasib sdg sial, maka jemuran kita hilang beberapa kali…… mungkin katut terambil oleh jemaah lain. Ya sudah lah ….

doc. bonekpalsu
doc. bonekpalsu
+ Mengantar Jemaah yg meninggal ke Klinik. Jemaah ini sebenarnya bukan berasal dari KBIH ku, tapi kita satu kloter sehingga tenda kita di Mina bersebelahan. Yg bikin sedikit kesal adalah cueknya para penguruh KBIH tetangga ini terhadap jemaahnya yg sdg sekarat dan malah malah ditinggal (melempar jumrah) sendirian dalam tenda yg hanya ditungguin oleh sang istri. Piye iki rek!  Sang istri sampai nangis2 dan minta tolong ke rombongan kita untuk bisa mengantarkan jenazah ke klinik agar  diurus secara sepatutnya

+ Ujian lain: antri kamar mandi, hampir tidak ada masalah selama di Mekah   ..… untuk yg dapat hotel jauh dr mesjid masalah kamar mandi (umum) ini bisa jd ujian yg cukup berat. Khusus saat di Mina ada tip agar kita bisa tidak terlalu sengsara …. Yaitu jangan makan makanan yg aneh2 sehingga nggak kena diare, juga timing yg cukup lega kekamar mandi pd sore/pagi adalah saat waktu sholat tiba. Memang ini tidak ideal, tapi rasanya nggak masalah kalau sholat wajib terlambat +- 10 menit untuk kekamar mandi. Di Mina banyak jemaah, terutama ibu2 yg kurang menyadari pentingnya antri dan tidak segan2 menyerobot KM pria. Parahnya saat didalam kamar mandi banyak yg mencuci pakaian sehingga antrian diluar jadi lebih panjang mengular. Sabar rek … sabar …

Sedihnya lagi aku sempat melihat bapak2 sdh cukup senior terpaksa buang air kecil di got depan KM dan gondal gandulnya bisa dilihat banyak orang …. Oalah rek ….

Haji Regular – Makan bebas

Uang makan dibagikan oleh DEPAG-RI ke jemaah haji regular sebesar SR1500.00 yg diambil dari ONH kita. Jadi selama 21 hari di Mekah jemaah harus cari makanan sendiri. Untuk yg pengen berhemat bisa membawa rice cooker yg ternyata bisa menjadi multi fungsi . Jika pengen merebus dan menggoreng maka saklar otomatis nya harus diganjel dg kayu atau kardus sehingga tidak ngjeglek (off). 

Dengan rice cooker ini istri ku bisa masak telor ceplok, bikin tumis, merebus sayuran untuk pecel. Kalau sedang malas masak bisa jajan diwarung2 yg sangat banyak disekitar hotel atau juga bisa beli dari mbak2 mukimin Mekah (TKW?) diemper jalan2. Murah meriah dg rasa yg cukupan. Cuma harus siap2 sakit perut karena debu dan lalat. Alhamdulillah aku nggak pernah diare gara2 makanan kali-lima ini. Di Mina dan Madinah dapat jatah nasi kotak untuk makan siang dan makan malam dari pemerintah RI dg menu yg lumayan.

Rice cooker+ganjelan (doc.bonekpalsu)
Rice cooker+ganjelan (doc.bonekpalsu)
Makanan PKL murah meriah tapi tidak terjamin bersih (doc.bonekpalsu)
Makanan PKL murah meriah tapi tidak terjamin bersih (doc.bonekpalsu)
Nasi kotak di Madinah (doc.bonekpalsu)
Nasi kotak di Madinah (doc.bonekpalsu)
Haji Regular – Bisa Bawa Pulang Zamzam Lebih Banyak.

Saat kita siap2 akan pulang, petugas haji yg mengurusi bagasi sdh wanti2 bahwa barang tidak boleh dari sekian kilo (aku lupa berapa kg tepatnya) dan hanya boleh bawa satu koper (masuk  bagasi) dan satu tas tentengan dalam cabin. Sehari sebelum hari kepulangan petugas haji lokal sibuk  menimbang barang2. Dan yg bikin kita agak sedih adalah NO zamzam allowed! Dg alasan Zamzam 5 lt akan dibagikan kesemua jemaah setelah kita mendarat di CKG. Dasar bonek, aku dan istri membawa banyak botol2 bekas air minum berbagai ukuran dari yg 2 lt sampai yg 500ml dalam beberapa tas kresek yg diisi air Zamzam. 

Asumsinya kalau dilarang ya udah ditinggal diairport saja. Botol yg kecil2 mudah2an bisa lolos dalam tas tentengan.  Eh ndilalah karena ketatnya aturan dan juga kepatuhan jemaah akan berat bagasi yg boleh dibawa, ternyata petugas Saudi Airlines menganggap berat pesawat jauh dibawah target mereka sehingga  mereka meloloskan semua air ZamZam dalam tas2 kresek dan tas tentengan. Alhamdulillah aku bisa membagi2kan air zamzam lebih banyak ke keluarga, teman,  dan tetangga di tanah air.

Banyak sekali suka/duka/ujian/dinamika/romantika haji regular yg rasanya nggak akan bisa dialami oleh ONH plus. Dan satu hal lagi, pengalaman jemaah haji selalu unik, tidak sama untuk semua orang. Tapi semua orang bisa mengambil pelajaran/hikmah yg sama dari semua hal itu, yaitu SABARdg huruf S yg BESAR SEKALI.

Sebagai perbandingan aku tambah cerita tengan ONH-VIP. Ada salah satu keluarga ku yg pakai ONH-VIP pada tahun 2009-an, per orang konon harus bayar diatas Rp100juta. Tapi saat di Mekah mereka terusir dari hotel yg sangat dekat (didepan) mesjid Haram ke hotel lain yg lebih baru dan lebih mewah, tapi jaraknya cukup jauh dr mesjid (harus pakai mobil/bis). Ini gara2 ada keluarga kerajaan sebuah negara di Timteng (nggak jelas dr Qatar atau dari mana gitu …) yg me-nyerobot kamar2 jatah jemaah ONH-VIP Indonesia . Padahal jelas2 pihak tour ONH VIP Indonesia sdh mem-book kamar2 ini jauh hari sebelumnya  (paling tidak sdh setahun sebelumnya). Tapi dasar mental  punya penguasa dan pedagang , dg seenaknya pihak hotel  membatalkan booking tsb dan memberikannya ke keluarga kerajaan Timteng tsb.

Piye? Enak tho pakai ONH Reguler …

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun