Mohon tunggu...
bonekpalsu
bonekpalsu Mohon Tunggu... profesional -

Bonek palsu yg bejo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pilih ONH Reguler atau ONH Plus?

16 September 2014   13:28 Diperbarui: 11 Agustus 2017   10:31 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belanja di Utaranya ex-pasar seng (doc. bonekpalsu)
Belanja di Utaranya ex-pasar seng (doc. bonekpalsu)
Haji Regular – Lebih  Banyak Ujian

Pakai ONH regular dapat ‘bonus’ ujian2 yg jauh lebih banyak, yg tentunya insyaAllah bisa meningkatkan IMAN+KESABARAN dan menjadi pelajaran hidup yg sangat berharga.

+ Diawal perjalanan ujian itu sdh datang. Pertama2 kena 2 kali delay … total 12jam leyeh2 di asrama haji dan CKG. Pas di pintu Tol Jatibening bus Damri yg aku tumpangi radiatornya mbeledos … air panas panas muncrat kemana2, masih untung tidak ada yg cedera. Terpaksa kita satu bis turun di pintu tol untuk menunggu bis cadangan selama 1 jam-an. Eh kenapa selalu ada saja orang2 iseng yg ketawa2 mengejek melihat kita menunggu didepan pintu tol.

+ Sampai di Mekah jam 10.00pm, rencananya kita istirahat sebentar dan langsung umroh sebelum subuh. Tapi kenyataannya jauh berbeda. DEPAG-RI mengatur hotel dimana kita menginap dan membagi jumlah total kamar dg jumlah orang permaktab tanpa rincian yg jelas (Maktab bertugas melakukan pembagian kelompok jama'ah haji). Diatas kertas jumlah orang dan jumlah kapasitas kamar hotel cocok. Tapi saat pembagian kamar terjadi perundingan yg sangat sengit  karena jemaah masing2  KBIH tidak mau digabung didalam kamar yg sama dg KBIH lain. Akibat serunya proses perundingan, jemaah harus kembali keleleran sambil terkantuk2 menunggu di lobby selama hampir 6 jam baru bisa masuk kamar.

+ Tinggal selama 21 hari di Mekah alhamdulillah aku dapat hotel yg cukup bagus di Misfalah dan jaraknya kira2 750m diselatan mesjid Haram, jadi tidak ada ujian krn  tranportasi P-P ke mesjid.  Dihotel ku kebetulan tidak ada mesin cuci, sehingga untuk menghemat duit,  pakaian harus di cuci sendiri. Beli ember+sabun dari pasar Misfalah, maka mencuci dan menjemur di lantai atas hotel menjadi kegiatan rutin 2 hari sekali. Mencuci nya sih gampang, tapi  menjemur pakaian lah yg jadi masalah. Pada awalnya sebelum semua  jemaah pd berdatangan, jemuran diatas hotel masih kosong . Sehingga dg bekal paku, tali jemuran dari Bandung (memang di sarankan untuk dibawa) jemuran daruratpun terbentuk dg rapi dan diberi label sesuai milik masing2 kelompok . Dg berjalannya waktu, jemaah dari kloter lain pada berdatangan dan proses menjemur jadi  merepotkan. Untuk bisa berjalan diantara jemuran perlu perjuangan, karena tali jemuran simpang siur malang melintang. Spot jemuran yg mudah dikenali pada pagi hari, tiba2 saja berubah total karena banyaknya jemuran tambahan yg dibikin pada siang harinya. Kalau nasib sdg sial, maka jemuran kita hilang beberapa kali…… mungkin katut terambil oleh jemaah lain. Ya sudah lah ….

doc. bonekpalsu
doc. bonekpalsu
+ Mengantar Jemaah yg meninggal ke Klinik. Jemaah ini sebenarnya bukan berasal dari KBIH ku, tapi kita satu kloter sehingga tenda kita di Mina bersebelahan. Yg bikin sedikit kesal adalah cueknya para penguruh KBIH tetangga ini terhadap jemaahnya yg sdg sekarat dan malah malah ditinggal (melempar jumrah) sendirian dalam tenda yg hanya ditungguin oleh sang istri. Piye iki rek!  Sang istri sampai nangis2 dan minta tolong ke rombongan kita untuk bisa mengantarkan jenazah ke klinik agar  diurus secara sepatutnya

+ Ujian lain: antri kamar mandi, hampir tidak ada masalah selama di Mekah   ..… untuk yg dapat hotel jauh dr mesjid masalah kamar mandi (umum) ini bisa jd ujian yg cukup berat. Khusus saat di Mina ada tip agar kita bisa tidak terlalu sengsara …. Yaitu jangan makan makanan yg aneh2 sehingga nggak kena diare, juga timing yg cukup lega kekamar mandi pd sore/pagi adalah saat waktu sholat tiba. Memang ini tidak ideal, tapi rasanya nggak masalah kalau sholat wajib terlambat +- 10 menit untuk kekamar mandi. Di Mina banyak jemaah, terutama ibu2 yg kurang menyadari pentingnya antri dan tidak segan2 menyerobot KM pria. Parahnya saat didalam kamar mandi banyak yg mencuci pakaian sehingga antrian diluar jadi lebih panjang mengular. Sabar rek … sabar …

Sedihnya lagi aku sempat melihat bapak2 sdh cukup senior terpaksa buang air kecil di got depan KM dan gondal gandulnya bisa dilihat banyak orang …. Oalah rek ….

Haji Regular – Makan bebas

Uang makan dibagikan oleh DEPAG-RI ke jemaah haji regular sebesar SR1500.00 yg diambil dari ONH kita. Jadi selama 21 hari di Mekah jemaah harus cari makanan sendiri. Untuk yg pengen berhemat bisa membawa rice cooker yg ternyata bisa menjadi multi fungsi . Jika pengen merebus dan menggoreng maka saklar otomatis nya harus diganjel dg kayu atau kardus sehingga tidak ngjeglek (off). 

Dengan rice cooker ini istri ku bisa masak telor ceplok, bikin tumis, merebus sayuran untuk pecel. Kalau sedang malas masak bisa jajan diwarung2 yg sangat banyak disekitar hotel atau juga bisa beli dari mbak2 mukimin Mekah (TKW?) diemper jalan2. Murah meriah dg rasa yg cukupan. Cuma harus siap2 sakit perut karena debu dan lalat. Alhamdulillah aku nggak pernah diare gara2 makanan kali-lima ini. Di Mina dan Madinah dapat jatah nasi kotak untuk makan siang dan makan malam dari pemerintah RI dg menu yg lumayan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun