Arti vista secara harafiah berhubungan dengan view yang berarti pandangan sejauh yang dapat tertangkap oleh mata manusia. View hanya dapat dibatasi oleh sesuatu yang menghalangi.
View merupakan sesuatu yang sangat penting dalam perencanaan kawasan. Bagaimana suatu kawasan mempunyai nilai estetika yang baik sangat ditentukan oleh faktor view. Hal ini berhubungan dengan kontur, gaya bangunan, jalur jalan dan elemen-elemen lain seperti furniscape, taman kota, dan public area.
Vista yang berhubungan dengan path, edge, district, dan node akan sangat mempengaruhi citra kota. Path atau jalur yang vital seperti jalur transportasi menurut Kevin Lynch (Perancangan Kota Secara Terpadu (Markus Zahnd, 2006)) adalah sesuatu yang mewakili gambaran kota secara keseluruhan. Edge adalah batas wilayah yang dapat berupa dinding, sungai, atau pantai. District adalah kawasan kota dalam skala dua dimensi yang mempunyai kemiripan dalam bentuk, pola dan fungsinya. Node adalah sebuah titik temu berbagai aktivitas ataupun arah pergerakan penduduk kota, seperti persimpangan, pasar, square, dan sebagainya.
III. Focal Points
Berbeda dengan landmark, sebuah focal point mempunyai bentuk spesial yang berbeda dengan ke’monoton’an sekitar. Namun demikian focal point dapat juga berfungsi sebagai landmark ketika dapat dikenali dan mudah diingat keberadaanya. Tentu hal ini juga tergantung aspek lokasi. Suatu focal point tidak akan menjadi landmark ketika lokasinya tersembunyi.
Keberadaan focal point menjadikan suatu area menjadi ‘fresh’ karena adanya pemecah konsentrasi dari keseragaman yang membosankan. Manusia akan cenderung bosan dengan sesuatu yang sama secara terus menerus. Hal ini berlaku dalam tata ruang kota maupun dalam aktivitas lainnya, seperti bekerja, belajar, dan kegiatan sehari-hari.
sumber : copy paste dari blog saya sendiri
www.bondanprihastomo.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H