Mohon tunggu...
Wijaya
Wijaya Mohon Tunggu... lainnya -

Setengah pengangguran, suka jalan-jalan kalau ada uang dan orang tua tunggal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Dua Malam di Rab, 10 Hari Menyusuri Kroasia

6 Agustus 2015   09:22 Diperbarui: 7 Agustus 2015   04:32 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan Bagian Pertama

Pulau Krk, Hari Kedua dan Ketiga di Kroasia

[caption caption="Sudut Pelabuhan Menuju Rab"][/caption]

2 Malam di Pulau Krk cukuplah sudah, tidak banyak yang bisa diceritakan, perjalanan saya menyusuri semenanjung Kroasia masihlah panjang. Hari ke empat pun tiba, mengikuti jadwal itinerari yang saya buat, di hari keempat saya semestinya mengunjungi Pulau Rab yang terletak dibagian bawah Utara perairan Adriatik di Kroasia. Pylau yang mempunyai panjang sekitar 22 KM ini mempunyai ketinggian puncak 408 meter saja, adalah pulau berbukit-bukit (seperti umumnya di Kroasia) yang secara geograpi masih bertetangga dengan Krk dan Pulau Pag (pulau bekas penjara tahanan politik jaman Tito) 

Jika sesuai dengan GPS yang saya pakai maka diperlukan 2,30 jam saja untuk mencapai Pulau Rab, tentu saja hitungan itu akan bertambah karena saya sendiri membawa mobil hanya dengan kecepatan maksimum 80 Km/jam walau rata-rata hanya 60 KM/jam mengingat medan dan rambu-rambu dijalan secara implisit menunjukkan bahwa keceatan maksimum dibeberapa tempat hanyalah 50 Km/jam (dari beberapa yang saya dengar, saat musim turis kecepatan berkendaraan di sepanjang jalan di ubah sesuaikan dan bisanya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan kecepatan maksimum yang ditunjukkan oleh GPS) 

Jika sebelumnya saya hanya melewati jembatan panjang yang menghuungkan daratan dengan Pulau Krk, kali ini saya mesti naik ferry di daerah Senj. Setelah sampai di tempat menyeberang, sayapun mengatur mobil berada di antrean ke dua karena yang pertama sudah penuh. mematikan mobil saya menuju ke loket pembelian karcis. Panas kembali menyengat, ferry pertamapun datang dengan membawa penumpang dan kendaraan dari Pulau Rab, dan memasukkan penumpang menuju Rab. Berselang 10 menit, ferry kedua tiba dan begitu pula tiba giliran saya memasuki lambung ferry.  

[caption caption="Salah Satu Ferry yang Beroperasi "]

[/caption]

Yang saya kagumi adalah keteraturan penumpang dan kecermatan petugas yang mengatur parkiran mobil dilambung angkutan laut tersebut. Mau tidak mau saya jadi membandingkan pengalaman ini saat naik ferry ke Lombok dan Sumbawa bahkan Bal- Gilimanuk yang terus terang saja tidak teratur bahkan hingga ketepatan waktu yang tidak bisa diperkirakan. 

Dari kejauhan bagian Pulau Rab yang tandus mulai terlihat. Sayapun menajdi ragu apakah benar ini pulau yang hendak saya kunjungi?

Apapaun itu, ferry yang membawa saya ke Rab sudah sampai, masih ada sekitar 10 menit lagi mengendarai mobil dari pelabuhan Rab menuju hotel yang sudah saya pesan. Hotel yang sudah saya pesan berada di ujung dermaga Kota Rab, sebuah hotel tua (yap..sangat tua...LOL) seharga 50 Euro/malam ini sayangnya tidak terawat dengan baik. Kekecewaan saya terbayar karena saya diberikan kamar yang mempunyai balkoni ke arah dermaga kota, paling tidak saya mempunyai pemandangan keluar. 

[caption caption="Pemandangan ke Arah Pelabuhan Kota dari Balkoni Hotel"]

[/caption]

Beristirahat sejenak, saya bersiap untuk sekedar mengitari kota tua yang hanya sekitar 500 meter dari tempat saya menginap. Kota Rab sendiri adalah salah satu kota tua di Korsika dengan pengaruh Venice yang kuat jadi bisa saja ada satu kesamaan arsitektural walau tidak 100%. 

Menyelusuri pelabhoan kota sambil memeriksa beberapa "jualan" dari agn-agen boat yang menawarkan segala aktifitas kemaritiman dans aya mesti menahan diri untuk tidak melakukan transaksi apapun karena mengingat budget yang saya bawa (maklum pengangguran) Tidak ada selfi atau mengambil photo karena batere handphone saya sudah kurang dari 40% ..LOL 

Beberapa sudut kota yangs aya anggap menarik tentu saja mau tidak mau saya abadikan, karena entah kenapa saya memang tidak mengikuti jalur berfoto massive yang seperti biasa dilakukan turis, kebetulan saya bukan penyuka foto.

[caption caption="Katedral"]

[/caption]

Panas kembali menyengat, walau saya boleh saja bertahand engan panas, tetapi kelembapan udara sungguh mengganggu saya karena saya mulai merasa tidak dapat bernafas (salah satu keterbatasan saya adalah tidak bisa tahan dengan kelembapan udara yang tinggi, itu makanya saya tidak bisa tahan tinggal di Bali lebih dari 1 bulan). Saya kembali ke hotel, menyalakan kipas angin (ruangan tidak ber AC) dan tertidur setelah membaca Lonely Planet yang saya bawa.

Tidak banyak hal yang bisa dilakukan malam hari kecuali menikmati suasana kota dimalam hari dan makan malam di sebuah square dimana cafe-cafe bertebaran. Harga makanan mulai terasa lebih mahal sekitar 10 Kuna dari biasa dibandingkan tempat sebelumnya. Saya rasa harga makanan mulai terasa mahal begitu kita mendekati bagian utara Kroasia. Sayangnya kualitas wine lokal yang saya nikmati agak "berair" dan tidak setajam wine di Rovinj 

Mengabadikan beberapa photo dimalam hari sayapun kembali ke hotel dan tidur kembali (yep liburan berarti juga tidur buat saya)

Setelah sarapan dipagi harinya (rata-rata sarapan ditutup jam 9 pagi) saya bersiap untuk mengelilingi sebagian dari pulau Rab. Menuju ke bagian selatan pulau menuju ke areal puncak. Tanaman cedar menutupi hampir sebagian pulau. Warna kehijuan dedaunan yang kontras dengan birunya laut benar-benar membawa imajinasi saya 

[caption caption="Pemandangan dari ketinggian Pulau Rab"]

[/caption]

Tidak banyak turis yang terlihat, mungkin karena rata-rata mereka berjemur di daerah laut yang menawarkan fasilitas naturist (FKK) 

Setelah lelah mengendarai mobil tanpa tujuan jelas dan singgah di beberapa Konoba (tavern) sekedar menyicipi makanan setempat dan minum kopi pekat sayapun melajukan mobil ke arah kota kembali dan sebelum memasuki areal kota saya memutar ke sebelah kanan menuju ke suatu taman lindung dimana ada suatu resor yang hendak saya kunjungi. masuk ke areal resor sekali lagi saya membayar biaya masuk untuk parkir dan konservasi hutan lindung, sayapun menuju ke areal berenang. 

Salah satu resor tertua ini lumayan tertata, ada tempat untuk mandi dan batunya yang agak landai serta fasilitas bar membuat saya betah. Mengelilingi hutan lindung, dengan trail yang jelas lumayan menyenangkan. Teluk mulai meramai dan sayangnya saya tidak begitu saja bisa mengambil foto karena tempat itu juga adalah tempat nudist. 

[caption caption="Sudut resor"]

[/caption]

Jam 8 malam matahari tidaklah begitu menyengat dan sudah waktunya untuk kembali ke hotel dan menyiapkan perjalanan keesokan harinya menuju ke Trogir dan Split

[caption caption="Sudut Pulau Dari ketinggian"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun