Mohon tunggu...
Wijaya
Wijaya Mohon Tunggu... lainnya -

Setengah pengangguran, suka jalan-jalan kalau ada uang dan orang tua tunggal

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Malam Kedua dan Ketiga, 10 Hari Menyusuri Kroasia

5 Agustus 2015   20:00 Diperbarui: 5 Agustus 2015   20:06 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan Sebelumnya Bagian Kepertama

[caption caption="Kota Krk dari areal Marina"][/caption]

Malam kedua di Kroasia

*Seperti biasa pukul 2 siang adalah waktu untuk check-in, perlu dicatat hampir rata-rata tamu yang menginap di hotel diperbolehkan untuk check-in pukul 2 siang dan tidak akan dilayani sebelum waktunya. Check-out sendiri rata-rata adalah jam 10 pagi. 

Setelah melakukan pencatatn diri di sebuah resor yang lumayan besar (mengingatkan saya akan penginapan musiman didaerah Andalusia, Spanyol) sayapun membuka kembali catatan yang saya intisarokan dari buku panduan Lonely Planet. Hari pertama saya tidak melakukan apapun karena saya mempunyai waktu selama dua malam di Pulau Krk, jadi saya memanfaatkan hari pertama di areal berenang yang berada di sekitar penginapansaya tinggal. 

Seperti biasa pantai yang berbatu serta tajamnya bulu babi (sea urchins) mengintai telapak kaki jika lengah, untunglah informasi kondisi perairan ini sudah saya ketehaui sebelum saya mengunjungi Korsika jadi saya sudah membawa sepatu karet saya untuk berenang. Airnya sangatlah sejuk, tampa ombak sehingga sangat aps buat berenang. Jika berjalan menyusuri kearah yang agak sepi maka kita menemukan sekelompok pengunjung Naturist (FKK) yangs edang berjemur. Pemandangan ini mungkin tidak akan membuat nyaman bagi yang tidak terbiasa, saya sendiri tidak begitu memperhatikan mereka karena saya tidak pernah menganggap mereka adalah kelompok yang perlu diamati. 

Kroasia sendiri populer untuk penyuka kegiatan Naturist dan Nudism (FKK) dan boleh disebut sebagai kelompok yang mempopulerkan Kroasia sebagai destinasi pariwisata jauh sebelum Kroasia terlepas dari bagian Yugoslavia.

[caption caption="Pantai Njivice"]

[/caption]

Saya sendiri menghabiskan hampir 6 jam di pantai membaca buku, berenang berjalan sedikit dan terus terang itu adalah waktu yang paling terbaik buat saya karena tidak harus melakukan kegiatan apapun. Laut memang sepertinya sudah menajdi bagian dari diri saya sehingga apapun itu tidaklah membosankan. Karena air laut mulai mendingin sayapun pindah ke areal kemping yang masih dimilik oleh hotel tempat saya menginap dan menikmati matahari terbenam sambil menyeruput cocktail dari sunset bar yang juga dikelola oleh hotel. 

Beramah tamah sebentar dengan pengunjung yang rata-rata datang dari negara Jerman, beberapa diantaranya adalah pasangan suami istri penganut gaya hidup nudism yang sangat ramah. Mereka mengundang saya untuk bergabung di trailer mereka untuk makan malam, yang saya tolak dengan halus. Terus terang saya sendiri tidak berniat untuk duduk di meja kecil sambil menikmati makanan Jerman :) walau saya mengiyakan udnangan minum mereka sebelum jam makan malam.

Bergegas ke hotel, sayapun langsung membasuh sisa air laut yang mengering, kemudian bersiap menemui teman baru yang mengundang saya untuk minum. Sayapun membeli beberapa kudapan ringan dan sebotol wine buatan lokal seharga 2,5 Euro sebagai sopan santun.

Setelah menemukan lot mereka memarkirkan trailer mereka, sayapun bergabung dengan beberapa orang lagi yang mayoritas adalah orang Jerman dan sisanya Polandia. Hampir satu jam lamanya saya menghabiskan waktu disana, komplek sudah lumayan gelap dan hanya diterangi oleh sinar lampu dari mobil-mobil karavan. Setelah mengucapkan salam perpisahan, saya beranjak ke luar areal kemping menuju deretan restoran disepanjang areal laut. 

[caption caption="Tavern di Njivice"]

[/caption]

Bau makanan berbahan sari laut begitu menggoda, walaupun sebenarnya hampir disetiap pelosok tempat menawarkan menu yang kurang lebih sama. Mulai dari pasta, risoto hingga grill ala Kroasia. Sayapun menentukan pilihan di salah satu retorang yang agak sepi dan waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Memesan sotong goreng dengan mentega, seperti biasa porsi makanan mereka lumayan besar, saya sendiri hampir tidak dapat menghabiskan seporsi sotong goreng tersebut. Untungnya, wine yang mereka sajikan lumayan membantu sebagai pencuci pengecap rasa dilidah.

Kembai kehotel sayapun bersiap untuk tidur.

Waktu tepat menunjukkan pukul 6.30 pagi saat saya terbangun, waktu sarapan sendiri mulai jam 6 hingga jam 9 pagi maka saya bergegas keluar kamar setelah membuat kopi pertama saya dan mandi. Benar saja, tempat makan yang terus terang seperti aula sekolah yang buruk menyambut saya sudah penuh dengan gerombolan turis berbahasa Rusia dan Jerman. Mengambil kopi dari meja prasmanan dan saya langsung tidak meminumnya setelah mencicipi kopi yang buruk tersebut dan segera menggantinya dengan secangkir teh yang sedikit lebih bisa dinikmati. Tidak banyak pilihan yang dapat saya nikmati, jadi saya memuaskan diri saya dengan memakan beberapa buah segar dan segera meningglkan ruang prasmanan begitu selesai.

Balik ke kamar saya kembali membuat kopi cepat saji yang terasa jauh lebih nikmat walau dihari-hari biasa saya pastikan tidak akan pernah menyentuhnya karena saya selalu lebih suka membuat kopi dengan kopi mesin serta meng "grinder" kopi sendiri. Setelah menghabiskan rokok pertama saya dipagi itu dan menyeruput kopi sayapun menyiapkan handuk pantai yang saya bawa, serta kaos ganti mengingat panas sudah menyengat jadi jika diperlukan saya bisa menggantinya di mobil. Oh ya, udara di Kroasia lumayan lembap walau suhunya saat tu tidak lebih dari 30 derajat selsius. Memasukkan kindle, dan pelembab serta sandal jepit sayapun bersiap untuk mengelilingi pulau Krk. Sekedar catatan, mengendarai mobil di Kroasia kurang lebih sama dengan aturan di negara-negara Eropa yang mengharuskan pengendara mobil untuk memakai sepatu, walau tidak seketat Spanyol terutama yang memakai kacamata baca, jangan anggap angin lalu aturan ini karena kita tidak tahu kapan akan ada razia. 

[caption caption="Sudut katedral Krk"]

[/caption]

Tujuan pertama saya tentu saja kota Krk, kota yang juga adalah nama dari pulau ini hanya sekitar 15-20 menit dari tempat saya. Sebuah kota pelabuhan tua, tidak banyak yang saya bisa nikmati disni selain tempat parkir yang mahal :) Setelah kurang lebih dua jam mengelilingi kota kecil tersebut dan istirahat sebentar untuk meminum kopi sayapun melanjutkan perjalan saya ke Konobe, suatu camp nudist dimana salah satu penghuninya adalah mantan rekan kerja saya dulu. Dia tinggal disana bersama istri dan anaknya sepanjang Juli hingga Agustus, setelah memberikan pesan singkat melalui aplikasi whatsapp sayapun kembali melaju. Ditunggu diareal parkir oleh teman saya, sayapun memasuki areal FKK tersebut. Untuk masuk ke areal FKK pengunjung harus membayar sekitar 15 Kuna kurang lebih 30 ribu rupiah.

 

Bertemu dengan anak-anak mereka kamipun menuju areal restoran yang tepat berada di dekat laut. Karena saya mengendarai mobil saya tidak meminum alkohol jadi saya hanya memesan es teh beraroma peach kesukaan saya. Karena ketelanjangan adalah aturan maka sayapun tidak ragu-ragu untuk bertelanjang diri saat berenang. Airnya sedikit lebih dingin dibandingkan sehari sebelumnya di Njivice. Seteolah puas berenang kamipun kembali ke restoran dan memesan makan siang. 

Karena masih ada beberapa tempat yang hendak saya kunjungi sayapun pamit dan melanjutkan perjalan saya ke arah ujung utara pulau Krk menuju Bunculuka. Tidak ada hal penting yang hendak saya lihat selain hanya ingin ekplorasi pulau Krk. Hampir 30-45 menit lamanya saya dijalan, dengan jalanan yang menyempit serta beberapa pedesaan dimana rumah penduduk menutup setengah dari marka jalan, sayapun mesti berhati-hati membaca rambu lalu lintas sementara GPS yang saya pakai tidak mau berkompromi 

[caption caption="Monumen Persahabatan Krk dan Zagreb"]

[/caption]

 

Dari Bunculuka setelah menghabiskan hampir 2-3 jam disana sayapun menuju ke Vrbnik, suatu kota besar lainnya di Pulau Krk. Sekali lagi tidak ada hal khusus karena niat saya sendiri memang untuk sekedar menikmati areal pulau dari beberapa sudut berbeda. Setelah dibingungkan oleh GPS dan Google Maps sayapun sampai di tujuan terakhir saya untuk hari itu sebelum balik kembali ke Njivice.

[caption caption="Tersesat di ladang Anggur "]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun