[caption id="attachment_348236" align="aligncenter" width="640" caption="Citadel dari jendela kamar"][/caption]
3 Hari Mengelilingi Korsika bagian pertama
Masih dalam lanjutan perjalanan saya di Pulau Korsika-Perancis, Badan saya masih pegal gara-gara bangun subuh, terus terbang menuju Figari dan melakukan perjalanan dengan mobil seharian dan singgah dibeberapa tempat sepanjang Figari menuju Calvi.
Terbangun oleh hiruk pikuk kegiatan penduduk lokal dan pelancong yang sudah memadati jalanan, dari jendela kamar benteng tua saksi kota di citadel terlihat begitu menawan, sayapun bergegas mandi dan segera menuju areal dermaga dimana kafe dan brasseries berjejer menawarkan sarapan pagi ala Perancis yang terkenal sangat irit jika yang dihitung dari jumlah yang diberikan tetapi harga lumayan menusuk kantong. Setelah menemukan kafe yang pas dan pastinya harga yang sedikit lebih murah sayapun memesan secangkir espresso dan sepotong croissant dengan mentega serta segelas sari jeruk segar. Harga tersebut sudah mengurangi dompet saya karena saya mesti mengeluarkan uang 10 Euros tanpa kembalian. Berbincang sejenak dengan sepasang turis Jerman sayapun menghabiskan sarapand an bergerak ke arah Citadel yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari tempat saya menikmati sarapan.
[caption id="attachment_348243" align="aligncenter" width="640" caption="Pemandangan di pelabuhan di Pagi hari"]
Calvi berasal dari kata Calvos yang artinya gundul, mungkin karena terrain-nya memang tidak terlalu hijau dan sedikit mengingatkan saya akan Pulau Flores, Indonesia atau mungkin karena berasal dari bebatuan yang dipakai untuk membentuk citadel, apapun itu citadel di Calvi sangatlah layak untuk dikunjungi.
[caption id="attachment_348244" align="aligncenter" width="640" caption="Salah satu sudut Citadel"]
Boleh dibilang, citadel ini berdiri diatas karang diapit sisi laut yang curam, bebatuan cobbled yang menutupi jalan seperti benar-benar membawa kita kembali ke abad 15-an. Katedral Saint Jean-Baptiste yang bersahaja masihlah memesona dan mengelilingi Citadel berarti melihat hampir 360 derajat pandang nan leluasa. Waktu yang diperlukan cukuplah 1 jam saja apalagi mengingat saya masih hendak melakukan perjalanan ke ujung utara pulau dan pastinya saya perlu stamina dan kecermatan dalam mengemudi karena kondisi jalan sedikit berliku dan sangat terjal dan curam.
[caption id="attachment_348245" align="aligncenter" width="640" caption="Sudut Citadel"]
Setelah mengambil beberapa gambar untuk dokumentasi pribadi sayapun kembali ke areal parkir membayar tiket parkiran di mesin yang lumayan murah sekitar 7 Euros dari malam hari hingga pagi ini. Menyeting kembali sistem navigasi dari telepon dan segera melaju menuju L'ille Rousse yang konon salah satu areal bergengsi semacam Cannes di daratan Perancis.
[caption id="attachment_348289" align="aligncenter" width="640" caption="Piazza"]
Kota ini terletak juga dipinggir pantai, dengan kafe bergaya al fresco serta satu pasar yang mengingatkan saya akan gaya roman dari bentuk kolomnya. Tidak banyak yang bisa saya lihat disini, mungkin karena memang tidak ada niat untuk berlama-lama disini.
[caption id="attachment_348290" align="aligncenter" width="640" caption="Jalanan di L'ille Rousse"]
Disamping toko penjual minuman dimana saya membeli sebotol air mineral, saya terkesima karena ada sebuah toko pakaian yang diberi nama Bali. sayapun masuk karena penasaran. Penjualnya perempuan paruh baya yang  angat enerjetik dan begitu menyintai Bali, bahkan semua koleksi yang dijualnya adalah diproduksi di Bali. Ngobrol beberapa saat dan saling menukar alamat surel dan telepon sayapun kembali mengendarai mobil menuju Nonza.
Sekedar catatan, kota ini adalah salah satu dari dua kota yang memakai nama berbahasa Perancis, karena beberapa kota lainnya masih bertahan dengan nama Italia.
[caption id="attachment_348292" align="aligncenter" width="640" caption="Sudut Nonza"]
Nonza berada di puncak karang yang mengarah ke pantai, sedikit mengingatkan saya akan sisilia atau mungkin Monaco karena jalanannya yang naik turun dan rumah mengikuti alur naik turun jalan kecil yang lebih mirip gang di kampung saya. Konon daerah ini adalah milik keluarga Gentile dan bgahkan sisa-sisa benteng mereka masih nampak di beberapa tempat. Oh ya sekedar tambahan juga, bekas benteng memang bertebaran dihampir seluruh pulau sepanjang areal dekat laut.
[caption id="attachment_348293" align="aligncenter" width="640" caption="Reruntuhan Benteng "]
[caption id="attachment_348294" align="aligncenter" width="320" caption="Saint Julia Church"]
Dari Nonza saya melanjutkan perjalanan saya menuju Centuri untuk makan siang sebagai penanda saya sudah menempuh setengah perjalanan kedua saya. Centuri  adalah desa nelayan dimana desanya mengitari semacam semenanjung kecil yang juga dipakai sebagai tempat menambatkan perahu. Ada bau amis yang pekat saat masuk ke tengah desa tetapi tidak menghalagi para turis berkunjung kesini, belum lagi banyaknya tempat makan dan minum yang menawarkan kebersahajaan kampung nelayan
[caption id="attachment_348295" align="aligncenter" width="640" caption="Pelabuhan Ikan Centuri"]
Setelah selesai makan cumi goreng yang dibumbui mentega ala Medeteranian sayapun meninggalkan Centuri dan segera merasakan ketangguhan jalanan kecil nan terjal Korsika. Beberapa kali saya mesti meminggirkan mobil saat sedang berpapasan saking sempitnya jalanan menuju puncak Korsika (yang bisa dinaiki mobil tentunya). Ketegangan tersebut berbayar saat saya keluar dari jalanan sempit. Berada di titik paling Utara Korsika adalah sesuatu yang menakjubkan dan memang benar kata beberapa pelancong dan artikel wisata; jika hendak menikmati Korsika haruslah berkeliling
[caption id="attachment_348296" align="aligncenter" width="640" caption="Kota Centuri dari atas"]
Sayangnya kamera saku saya tidak cukup mumpuni untuk mengambil gambar dari jarak jauh sehingga tidak begitu tajam dan kurang mampu menggambarkan betapa dahsyatnya imaji yang saya lihat.
[caption id="attachment_348298" align="aligncenter" width="640" caption="Erbalunga"]
Cukup menikmati panorama dari atas sayapun kembali melanjutkan perjalanan, waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore dan saya masih punya tujuan akhir yaitu Bastia. Perjalanan ke Bastia sangatlah menyenangkan karena medannya yang lumayan datar. Beberapa desa kecil saya lewati dengan mulus. Saya mampir ke lagi-lagi desa nelayan yang bernama Erbalunga (Brando) sekedar meregangkan kaki sejenak
[caption id="attachment_348299" align="aligncenter" width="640" caption="Sisi samping Kota Erbalunga"]
Setelah sukup meregangkan kaki sayapun melanjutkan perjalan saya yaitu Bastia. Bastia adalah kota pelabuhan yang juga menghubungkan tranportasi dari Marseilles dan juga kota terbesar kedua di Korsika setelah Ajaccio. Kota ini berada di bagian tenggara pulau. Selesai sudah perjalanan hari kedua saya di Korsika, setelah memeriksa beberapa surel dan mengirimkan beberapa dokumen serta instruksi ke staff, sayapun bersiap-siap untuk makan malam.
[caption id="attachment_348304" align="aligncenter" width="640" caption="Corsica 2nd Legs"]
*Photo adalah milik penulis kecuali google map screen shot
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI