Mohon tunggu...
Bona TuaTampubolon
Bona TuaTampubolon Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMAN 1 AIR PUTIH

Semoga anda menikmati artikel saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Stigma Pernikahan Dini Ditengah Maraknya Pandemi

16 Februari 2022   09:56 Diperbarui: 16 Februari 2022   10:00 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid  19 membawa problema baru bagi masyarakat Indonesia.Dampak yang disebabkan  bukan hanya di sekitar lingkup ekonomi, melainkan masih banyak hal lainnya.Secara tidak langsung Covid 19 menjadi latar belakang alasan dibalik terjadi nya situasi yang diluar dugaan.Contohnya seperti pernikahan dini yang terjadi saat ini.

Pernikahan dini yang masih banyak terjadi tidak pernah diberitakan di saluran televisi yang kita miliki untuk meng-edukasi masyarakat.Padahal praktik pernikahan tersebut yang tak seharusnya dilakukan,masih banyak berserakan di wilayah kita.Seakan akan ini sebuah hal yang sepele.

Berdasarkan data dari tahun 2018,1 dari 9 anak Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun.Sebanyak,1,2 juta perempuan menikah sebelum 18 tahun,dan pada tahun 2019 sebanyak 10,82 persen terjadi kasus pernikahan dini menurut data Badan Pusat Statistik(BPS)

Kemudian pada Januari-Juni 2020, tepatnya saat pandemi mulai menyerang,sebanyak 34.000 permohonan dispensasi pernikahan dini(dibawah 19 tahun) diajukan,97% diantaranya dikabulkan, seperti dikutip dari BBC.com.Padahal sepanjang 2019 hanya terdapat 23.700 permohonan.

Sumber=katadata.
Sumber=katadata.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 3,06% pemuda Indonesia yang kawin pertama dibawah usia 15 Tahun berasal dari 40% kelompok pengeluaran rumah tangga terbawah pada 2020.Sedangkan,hanya 1,85% dari 40% kelompok pengeluaran menengah dan0,91% dari 20% kelompok ekonomi terbatas.

Sumber bps
Sumber bps


Sebagaimana kita tahu bahwa masyarakat yang memiliki ekonomi terbawah adalah masyarakat pedesaan,tapi kenapa malah kasus pernikahan dini terjadi lebih banyak di pedesaan dibanding perkotaan?Stigma inilah yang dipandang masyarakat sebagai hal baik.Banyak masyarakat pedesaan yang "fine fine aja" akan hal ini,malahan menurut pengalaman saya sebagai penulis artikel ini,mereka yyang menikahkan anak mereka kurang dari umur 19 tahun sebagai kehormatan,bukan sebagai aib.Bagaimana bisa?Lalu apa alasan mereka?

PENYEBAB TERJADINYA PERNIKAHAN DINI.

Penyebab yang paling kita tahu adalah faktor ekonomi,faktor didikan orang tua,norma,agama,kondisi sosial atau bahkan karena belajar daring trus bosen,lalu nikah?Memang benar adanya,orangtua mengira anak anak mereka sudah libur dan galakan sekolah lagi,dan akhirnya menikahkan anak mereka,dan merenggut kelulusan nya.Tetapi yang menjadi faktor utama adalah,faktor ekonomi.Mengapa?Bagi sebagian masyarakat menikahkan anak mereka yang masih dalam jenjang pendidikan adalah salah satu jalan keluar untuk menyelamatkan anak mereka dari kesengsaraan ekonomi.Padahal sebenarnya tidak,bahkan bisa lebih sengsara bukan?Ini adalah sudut pandang yang salah,dalam pernikahan dini ini, pernikahan bukan lagi suatu kebahagiaan maupun opsi untuk keluar dari kesengsaraan tersebut.Kalau ada mengucapkan "Selamat berbahagia" sudah jadi hal yang salah,malah menjadi "Selamat datang di masalah"Lho,kenapa bisa gitu?Emang sebegitu ngeri ya akibat nya?Akan saya jelaskan dari sudut pandang kacamata saya.

AKIBAT PERNIKAHAN DINI.

Nah apa akibatnya?Saya pikir kerugiannya lebih besar daripada keuntungan nya,loh kok jadi kaya berdagang ya hehe.Tapi memang bener lho buat teman teman yang baca artikel ini.Kerugiannya banyak, seandainya kamu menikah dini,dan kamu menjadi istri,kamu harus memegang tanggung jawab yang belum kamu siapkan.Kamu harus melayani suami mu, membersihkan rumah,mencuci piring,menyapu rumah,mencuci pakaian,menjemur pakaian,dan melipat pakaian,aduh ribet deh.Masa kamu harus melakukan hal tersebut dan dibanding saat kamu duduk di kelas dengan temanmu,belajar,tertawa,dan meminjamkan pulpen tuknya?Belum lagi sebagai seorang istri harus 24 jam dirumah,apa yang akan kamu lakukan seharian?Kemudian saat suami mu memberi uang belanja apa kamu sudah siap untuk memanajemen nya?Lalu suami,untuk kamu para lelaki yang membaca artikel ini.Seandainya kamu menikah dini dan menjadi suami.Pekerjaan apa yang harus kau cari? Kebutuhan apa yang kau cari?Apa ada pekerjaan yang membutuhkan mu di suatu bidang tanpa lulus sekolah?Kuli bangunan?Kamu harus bekerja setiap hari memenuhi kebutuhan keluarga mu dibawah terik matahari,terus mencari uang dan kulit mu menghitam.Apa setelah menikah dini kalian sudah punya rumah? Menumpang?Sudah rugi harga diri bukan?Dan yang paling penting adalah bagaimana sengsaranya anakmu saat lahir nanti,apakah kamu sebagai istri bisa melahirkan dengan normal?Menurut data, perempuan yang melahirkan dibawah umur 19 tahun memiliki resiko meninggal yang tinggi dibanding manusia melahirkan dengan normal.Kemudian saat si buah hati tumbuh dan ia meminta mu untuk mengerjakan pr baginya,kamu malah tidak tahu.Inilah kerugian terbesar akibat pernikahan dini,sumber daya manusia menjadi semakin buruk,dan akan membuat pengangguran semakin memuncak di Indonesia,dan tingkat kemiskinan terus bertambah.Nah untuk meminimalisir perandaian diatas saya akan memberitahu cara mencegah pernikahan dini?

PENCEGAHAN TERJADINYA PERNIKAHAN DINI

Nah, artikel yang saya buat ini adalah juga sebagai pesan terbuka untuk segala golongan masyarakat.Untuk orangtua agar mendidik anaknya bahwa menikah terlalu cepat bukanlah suatu kehormatan melainkan aib.Untuk sekolah sekolah,fokuskanlah pembelajaran karakter siswa,dan mengedukasi tentang hal ini,membuat pembelajaran lebih efisien melalui jiwa dan kepribadian mereka.Dan pesan khusus untuk teman teman  yang masih berada di bangku SMP,luluskan lah diri mu dahulu dan jangan menikah dulu ya,kemudian lanjut ke jenjang SMA.Trus kalau Uda tamat SMA,udah bisa nikah dong?Ya jangan, lanjut kan dulu dirimu dengan gelar sarjana,atau setidaknya kamu bekerja,saat dirimu sudah siap,atau sudah diumur 19 tahun keatas,atau bahkan umur ideal 25 tahun. Menikah lah karena kau sudah siap maka kamu akan menemukan kalmat "Selamat Berbahagia" yang sesungguhnya.







Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun