Mohon tunggu...
Bonar Hamari
Bonar Hamari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mendorong Petani Melek Bisnis dan Teknologi

11 Juli 2018   10:50 Diperbarui: 11 Juli 2018   10:57 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada juga layanan berupa distribusi pupuk, penyediaan benih, hingga pendampingan dari PT Pupuk Indonesia dan PT Permodalan Nasional Madani. Sedangkan pasca panen, petani dapat mengakses layanan penjualan hasil tani dan distribusi hasil tani yang difasilitasi Perum Bulog. Semua layanan ini dapat diakses melalui MBB.

Harus diakui masalah pangan di Indonesia saat ini memang berkenaan dengan data yang sering kali meleset. Misalnya data panen, besaran wilayah dan sebagainya. Akibatnya sering terjadi fluktuasi harga yang tidak menentu yang kadang-kadang merugikan petani sendiri. Nah, melalui aplikasi ini petani bisa memanfaatkan informasi untuk merencanakan proses produksinya.

Misalnya aplikasi Logitik Tani (Logtan) isinya berupa data-data real patani, luas lahan, rencana tanam, hingga penyaluran program pemerintah kepada petani dan berbagai indentifikasi lainnya. Datanya bisa dimanfaatkan sebagai analisa, mengetahui korelasi cuaca dengan rencana tanam, ketepatan pupuk, sensor tanah hingga akurasi prediksi panen.

Program ini secara keseluruhan mewujudkan peningkatan kesejahteraan petani dengan mengumpulkannya dalam kelompok besar yang terintegrasi dengan MBB. Sementara untuk komunikasinya petani dapat memanfaatkan data digital yang aplikasinya disiapkan oleh PT Telkom tersebut.

"Pertanian kita harus dikelola layaknya sebuah korporat besar dengan seluruh petani tergabung di dalamnya," ujar Presiden Jokowi, ketika meresmikan program kewirausahaan dan digitalisasi pertanian di Indramayu, Jawa Barat.

"Ini adalah sebuah contoh pertama yang akan saya ikuti, saya lihat, selama 6 bulan ke depan. Kalau ini berjalan dengan baik, kita akan lakukan di seluruh Tanah Air dalam mengorganisasi petani. Karena setelah kita pelajari, keuntungan terbesar dari pertanian itu didapat bukan dari pratanam, atau saat menanam, tetapi yang paling banyak adalah di pascapanennya," ujar Presiden.

Proses digitalisasi pertanian sendiri telah dijalankan sebagai pilot project di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sejak Maret 2017. Total ada sekitar 7.000 petani terdaftar, dengan luas lahan totalnya mencapai 4.000 hektar.

Tampaknya Presiden Jokowi sedang mendorong sektor pertanian di Indonesia untuk bergerak lebih modern. Penggunaan teknologi digital dan pembentukan MBB akan membuat daya tawar petani meningkat secara signifikan. "Pangan adalah kebutuhan paling penting bagi dunia masa depan. Jadi kita harus menyiapkan diri dengan baik," ujar Presiden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun