Misalnya jalur transportasi yang tidak mendukung, aktivitas logistik pasti memerlukan biaya lebih. Bisa karena jalur yang terpendek untuk sampai tujuan tidak memungkinkan untuk dilalui, atau kemacetan karena jalannya kecil. Bagaimana perusahaan bisnis bisa berdaya saing tinggi, sedang masih sibuk memikirkan efisiensi jalur logistik.
Hingga saat ini, pembangunan infrastrukutur yang dilakukan Pemerintah sudah mulai dirasa semua pihak manfaatnya, mungkin termasuk pihak yang 'nyinyir' tentang negara banyak utang. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, produk domestik bruto ( PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2014 sebesar 5,02 persen, terus meningkat sampai tahun 2017 sebesar 5,07 persen.
Pertumbuhan itu menyebabkan iklim investasi yang semakin membaik, semenjak sudah cukup banyak infrastruktur yang memadai. Keterlibatan Indonesia dalam perdagangan global pun semakin aktif. Ditambah pemulihan harga bahan kebutuhan yang mulai merata di berbagai wilayah.
Lalu, apakah masih ada alasan untuk enggan memahami utang negara sebagai investasi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H