Lebih seru lagi dari penelitian itu bahwa terjadi perubahan signifikan dalam aktivitas otak di prefrontal cortex, wilayah penting yang bertanggung jawab untuk pembelajaran tingkat tinggi.
Rajin berolahraga selain membuat badan lebih segar, melatih fokus, dan sifat pantang menyerah. Konsisten berolahraga juga semakin menajamkan kekuatan otak serta terampil mencari solusi suatu permasalahan (Antariksa,2023).
Cara sederhana dan patut dicoba adalah dengan menempelkan habit/ kebiasaan dengan hal yang biasa dilakukan. Misal: setiap rabu ikut KSR (Klub Sehat Rabu) atau setiap akhir pekan usai membuka jendela bersepeda mengelilingi komplek. Menempelkan kebiasaan tersebut menjadikan target lebih terukur dan lebih mudah dilaksanakan.
Manusia adalah apa yang dilakukan konsisten setiap hari. Manusia yang sudah memiliki kebiasaan positif berdampak besar pada hidupnya. Kebiasaan positif itu memengaruhi semua aspek kehidupan seperti bidang kesehatan, hubungan antar pribadi, dan kesehatan mental.
Konsistensi berolahraga bukan sekali jadi. Perlu usaha dan komitmen keras menjalani. Kebiasaan mager secara ilmiah membuka peluang terkena diabetes tipe 2. Tak hanya itu, berdasarkan Journal of Research in Personality menemukan fakta bahwa kebiasaan mager dapat menurunkan tingkat kesadaran dan kemampuan daya ingat. Ngeri bukan?
Membunuh dalam Diam
Mager/ kebiasaan duduk terlalu lama selain dapat menurunkan metabolisme tubuh juga menyebabkan kenaikan berat badan secara signifikan. Gerak jarum timbangan semakin ke kanan. Obesitas tak terjadi dalam 24 jam.
Timbunan lemak terjadi akibat pola makan minum dan gaya hidup yang menyimpang dari aturan hidup sehat. Ancaman obesitas perlahan mengintai. Menjelma jadi pembunuh dalam diam. Ketika bobot tubuh mulai membengkak dan pakaian mulai terasa sempit, maka terjadi kepanikan pada dirinya. Cara instan biasa diambil oleh seseorang yang panik mengalami obesitas.
Pola sederhana dalam melawan obesitas adalah dengan mengatur pola makan. Pola makan diatur dengan cara diet ketat, diet rendah lemak, diet karbohidrat, diet golongan darah, kombinasi makan (food combining), vegetarian, jendela makan, dan rutin berolahraga.
Pola diet yang keliru, justru memperburuk kondisi tubuh. Masyarakat awam menganggap diet adalah menahan lapar atau menunda lama untuk makan. Sebagai contoh aplikasi diet yang keliru kerap terjadi pada diet rendah kalori. Jika diet tersebut dilakukan tidak tepat akan menyebabkan kanker. Kelaparan yang diakibatkan oleh rendah kalori mengakibatkan kerusakan sel. Hal ini berakibat lisosom bergerak mendaur ulang sel sehat (Lebang,2014).