Peradaban manusia terus bergulir. Manusia yang mampu beradaptasi terhadap setiap perubahan zaman takkan punah. Dunia pendidikan perlu menyiapkan generasi manusia yang adaptif.
Peradaban masa kini perlu mengembangkan serta melatih budaya bertanya dan berpikir kritis untuk siswa. Dunia pendidikan jangan sampai mengerdilkan dua budaya tersebut. Budaya bertanya perlu dilatih sejak usia dini. Melontarkan pertanyaan berbobot terlahir dari proses penalaran yang sistematis.
Jangan sampai pertanyaan yang dilontarkan hanya untuk bermain-main atau sekadar menguji sang guru. Bertanya yang tepat dilandasi oleh rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ibarat siswa yang dahaga terhadap ilmu.
Siswa yang melontarkan pertanyaan otomatis menggunakan nalar kritis. Merumuskan pertanyaan berbobot berarti siswa sudah memroses setiap informasi dalam pembelajaran.Â
Saat ia mampu melontarkan pertanyaan artinya ia memerlukan elaborasi lebih lanjut dari guru tentang suatu hal yang masih mengganjal dalam pikiran. Oleh sebab itu, ada rumusan tentang siswa bertanya. Siswa bertanya karena ingin tahu dan bertanya karena hendak menguji guru.
Habitus Bertanya
 Salah satu pendidik yang mengusung praktik budaya bertanya dan berpikir kritis, yakni Y.B Mangunwijaya. Biasa dikenal dengan sebutan Romo Mangun.Â
Dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh Romo Mangun, senantiasa menempatkan pertanyaan siswa dalam urutan pertama. Keberanian bertanya dan berpikir kritis merupakan elemen penting dalam proses pembelajaran yang ideal.Â
Pendidikan bukan hanya soal menyampaikan informasi, tetapi bagaimana menumbuhkan kemandirian berpikir dan kebebasan untuk mengajukan pertanyaan yang menggugah. Dalam perspektifnya, siswa harus didorong untuk berani bertanya, bukan hanya menerima dan menghafal apa yang diajarkan.
Ia memercayai, siswa yang mampu bertanya sudah mengembangkan proses alur berpikir yang baik. Usai ada lontaran pertanyaan, ia tidak langsung menjawab. Romo Mangun akan memberi kesempatan siswa yang lain untuk menjawab atau menanggapi pertanyaan temannya.
 Jika sudah ada satu sampai tiga siswa yang menjawab, maka Romo Mangun akan mempertanyakan kembali, mengapa seperti itu jawabannya. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh Romo Mangun mengondisikan peserta didik untuk berdebat serta mendorong penalaran kritis dan berkualitas.
Pendekatan Humanis dalam Pendidikan
Romo Mangun menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam pendidikan, di mana siswa dipandang sebagai individu yang aktif, kreatif, dan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Kemampuan bertanya siswa perlu dikembangkan dan dikondisikan dalam pembelajaran.Â
Kemampuan merumuskan pertanyaan merupakan bentuk ekspresi dari rasa ingin tahu dan pemikiran kritis siswa. Dengan bertanya, siswa bukan hanya mencari jawaban, tetapi juga belajar untuk mengeksplorasi berbagai sudut pandang, menganalisis informasi, dan mengembangkan pengetahuan mereka sendiri.
Kemampuan bertanya perlu dilatih dalam pembelajaran. Perlahan namun pasti, siswa yang rutin melatih kemampuan bertanya kelak mampu bertanya secara kritis.
Kemampuan bertanya secara kritis membantu siswa mengasah kemampuan berpikir reflektif. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan dunia nyata. Dalam pembelajaran yang berbasis pada eksplorasi ini, guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk menemukan solusi, daripada hanya memberikan jawaban.Â
Siswa yang berani bertanya akan lebih terlatih untuk mandiri dan berdaya kritis, sehingga mampu berpikir logis dan menyusun argumentasi yang baik.
Penutup
Romo Mangun memiliki pandangan bahwa pendidikan dapat menjadi jalan memberikan kebebasan kepada siswa. Â Oleh karena itu, proses pembelajaran yang ia inisiasi di SD Kanisius Eksperimental Mangunan merupakan salah satu sumbangsihnya agar dunia pendidikan menjadi sarana pencarian identitas diri dan pendewasaan yang evolutif dengan melihat berbagai dimensi kehidupan.
Pembudayaaan keberanian bertanya di kelas tidak hanya menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan interaktif, tetapi juga membangun generasi yang berpikir kritis, kreatif, dan mampu berdaya saing. Pendidikan, sebagaimana yang diimpikan oleh Romo Mangun, adalah jalan menuju pembebasan, dan bertanya adalah langkah awal menuju kebebasan berpikir.
Sumbangsih Romo Mangun dalam pendidikan dasar ini diberikan apresiasi oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila/ BPIP pada tahun 2021. Sekolah eksperimental Mangunan mendapat penghargaan Ikon Prestasi Pancasila 2021 Kategori Sains dan Inovasi. Menurut BPIP, sekolah Mangunan berhasil mengembangkan anak-anak didik untuk mengembangkan budaya dan sikap kritis.
Referensi
Haryadi, Mathias. https://www.sesawi.net/ikon-prestasi-pancasila-2021-penghargaan-untuk-sekolah-mangunan-kalasan/. diakses 8 September 2024.
Rahardjo, Toto. https://www.salamyogyakarta.com/romo-mangun-belajar-dari-sukrosono/. diakses 7 September 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H