Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jemari Berdoa - Teladan Paus Fransiskus

30 Agustus 2024   15:15 Diperbarui: 2 September 2024   13:55 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perilaku positif perlu dibentuk sedari dini. Contoh nyata dalam hidup mudah membentuk perilaku tersebut. Aristoteles mengungkapkan bahwa kamu adalah apa yang kamu berulangkali lakukan. Salah satu perilaku positif dalam hidup rohani adalah tekun berdoa.

Ketekunan dibentuk dari pembiasaan sejak usia dini. Semakin dini perilaku positif dibentuk akan semakin mudah menginternalisasi nilai-nilai positif itu menjadi kebiasaan. Perilaku positif berawal dari keputusan pribadi => melakukan => habitus. Dalam kalimat Stephen Covey (penulis 7 Habits of Highly Effective People) bahwa seseorang bukan hasil dari lingkungannya, tetapi ia adalah hasil dari keputusan-keputusannya sendiri.

Teladan Berdoa Paus Fransiskus

Doa yang kurang dilandasi kerendahhatian dan ketulusan kerap mendamparkan manusia dalam kebosanan. Selain faktor tersebut, doa yang berpusat pada diri sendiri juga akan jatuh pada hal yang sama: bosan. Apa lagi jika ujud-ujud doa pribadi tersebut belum dikabulkan.

Paus Fransiskus memberikan jalan keluar menarik agar doa tidak lagi jatuh dalam lembah kebosanan. Ia menawarkan kepada segenap umat untuk berdoa mengikuti jemari tangan (Handoko,2016).

1. Jari Jempol. Jari ini bagian jari paling dekat. Dalam berdoa, luangkan waktu untuk berdoa bagi mereka yang dekat di hidup kita (leluhur, keluarga, kerabat, sahabat).

2. Jari Telunjuk. Jari ini menyimbolkan orang-orang yang mempunyai andil dalam hidup kita. Sempatkanlah mendoakan mereka yang mempunyai andil dalam hidup (guru, dosen, imam atau pemuka agama), selain orang-orang yang secara hati dan berhubungan darah secara dekat.

3. Jari Tengah. Jari yang paling panjang atau paling tinggi. Jari ini menyimbolkan para pemimpin. Berdoalah untuk mereka (presiden, gubernur, bupati, walikota, anggota parlemen, pemimpin perusahaan). Mereka perlu didukung dengan doa agar mendapat tuntunan Allah Bapa dalam memerintah.

4. Jari Manis. Jari ini merupakan jari terlemah menurut kesaksian dari para pianis.  Jari ini menyimbolkan mereka yang lemah dan tersingkir. Mereka perlu dukungan doa agar senantiasa memiliki harapan hidup.

5. Jari Kelingking. Jari terkecil dalam rangkaian jari tangan manusia. Jari ini mengingatkan manusia untuk senantiasa merasa kecil di hadapan Allah Bapa dan sesama. Seusai berdoa untuk orang lain, berdoalah untuk kebutuhan hidup kita.

*Serial Tulisan Menyambut Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia, 3-6 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun