Perilaku positif perlu dibentuk sedari dini. Contoh nyata dalam hidup mudah membentuk perilaku tersebut. Aristoteles mengungkapkan bahwa kamu adalah apa yang kamu berulangkali lakukan. Salah satu perilaku positif dalam hidup rohani adalah tekun berdoa.
Ketekunan dibentuk dari pembiasaan sejak usia dini. Semakin dini perilaku positif dibentuk akan semakin mudah menginternalisasi nilai-nilai positif itu menjadi kebiasaan. Perilaku positif berawal dari keputusan pribadi => melakukan => habitus. Dalam kalimat Stephen Covey (penulis 7Â Habits of Highly Effective People) bahwa seseorang bukan hasil dari lingkungannya, tetapi ia adalah hasil dari keputusan-keputusannya sendiri.
Teladan Berdoa Paus Fransiskus
Doa yang kurang dilandasi kerendahhatian dan ketulusan kerap mendamparkan manusia dalam kebosanan. Selain faktor tersebut, doa yang berpusat pada diri sendiri juga akan jatuh pada hal yang sama: bosan. Apa lagi jika ujud-ujud doa pribadi tersebut belum dikabulkan.
Paus Fransiskus memberikan jalan keluar menarik agar doa tidak lagi jatuh dalam lembah kebosanan. Ia menawarkan kepada segenap umat untuk berdoa mengikuti jemari tangan (Handoko,2016).
1. Jari Jempol. Jari ini bagian jari paling dekat. Dalam berdoa, luangkan waktu untuk berdoa bagi mereka yang dekat di hidup kita (leluhur, keluarga, kerabat, sahabat).
2. Jari Telunjuk. Jari ini menyimbolkan orang-orang yang mempunyai andil dalam hidup kita. Sempatkanlah mendoakan mereka yang mempunyai andil dalam hidup (guru, dosen, imam atau pemuka agama), selain orang-orang yang secara hati dan berhubungan darah secara dekat.
3. Jari Tengah. Jari yang paling panjang atau paling tinggi. Jari ini menyimbolkan para pemimpin. Berdoalah untuk mereka (presiden, gubernur, bupati, walikota, anggota parlemen, pemimpin perusahaan). Mereka perlu didukung dengan doa agar mendapat tuntunan Allah Bapa dalam memerintah.
4. Jari Manis. Jari ini merupakan jari terlemah menurut kesaksian dari para pianis. Â Jari ini menyimbolkan mereka yang lemah dan tersingkir. Mereka perlu dukungan doa agar senantiasa memiliki harapan hidup.
5. Jari Kelingking. Jari terkecil dalam rangkaian jari tangan manusia. Jari ini mengingatkan manusia untuk senantiasa merasa kecil di hadapan Allah Bapa dan sesama. Seusai berdoa untuk orang lain, berdoalah untuk kebutuhan hidup kita.
*Serial Tulisan Menyambut Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia, 3-6 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H