Pemelajaran dari rumah yang dahulu tak pernah terbayangkan akan terjadi kini sudah hampir lebih dari setahun dijalani oleh sekolah-sekolah di Indonesia. Kesenjangan digital sungguh terasa pada masa pandemi.
Banyak sekolah khususnya di luar Pulau Jawa yang mengalami kendala untuk melakukan pemelajaran dari rumah. Tidak hanya jaringan internet yang jauh memadai, justru terkadang jaringan listrik pun masih belum tersambung secara optimal.
Suka tidak suka teknologi digital pada masa pandemi semakin terasa urgensi kebutuhan untuk kegiatan pemelajaran. Sejatinya kehadiran beragam produk teknologi mengubah lanskap kehidupan manusia..
      Perkembangan teknologi dipercaya akan menciptakan pekerjaan baru yang belum ada saat ini. Penelitian Dell bersama Institute for the Future (IFTF) mengungkap temuan bahwa 85 persen pekerjaan baru akan muncul di 2030.
Berdasarkan penelitian tersebut mengupas  fakta, bagaimana teknologi mengubah cara hidup dan kerja masyarakat. Kehadiran beragam aplikasi teknologi juga menyebabkan hilangnya sejumlah pekerjaan. Sisi berbeda, teknologi juga bisa melahirkan jenis pekerjaan baru.
Pendidikan dan Teknologi
      Tak terkecuali bidang pendidikan. Bidang pendidikan pun perlu beradaptasi dengan laju kecepatan teknologi. Pola pemelajaran perlu diadaptasi agar sesuai dengan beragam penemuan teknologi digital.
      Di era teknologi yang semakin dapat menyerupai kecerdasan manusia maka kemampuan pedagogi para pendidik harus terus ditingkatkan. Strategi mengajar pendidik perlu berinovasi. Pendidik perlu mengondisikan peserta didik semakin terampil berpikir lebih kritis, kreatif, dan inovatif.
Ketua Divisi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Smart Learning Center, Prof. Richardus Eko Indrajit mengungkapkan bahwa kemampuan para guru untuk mendidik pada era pemelajaran digital perlu disiapkan dengan memperkuat pengetahuan pedagogi siber (cyber pedagogy) pada guru.
Pedagogi siber mereposisi peran guru. Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator. Pemanfaatan teknologi digital juga perlu dikuasai oleh guru agar mampu mendesain pemelajaran lebih dan semakin kreatif.
Quo Vadis Pendidikan Pascapandemi?