Tiada yang menyangka. Nyawanya terhempas di jalanan. Tragis. Masih menahan haru Om Lexy mengatakan, "Ayahmu seorang pemberani. Dia rela mati untuk mempertahankan hak para karyawan. Kamu harus bangga, karena dia mati syahid kala sedang bekerja!"
Dalam hati Bagas memprotes, mengapa ayah diambil sang pencipta begitu tiba-tiba? Tanpa aba-aba. Membuat hampa seketika dalam dirinya. Sisi berbeda. Dirinya mengagumi usai mendengar kisah heroik ayah. Mempertahankan uang yang menjadi hak para karyawan.
Tiba-tiba pundak Bagas ada yang memegang, "Dik, sudah menjelang Maghrib. Tak baik di makam sendirian." Sambil mengucek mata dia berdiri dan bergegas keluar dari areal makam. Baru saja dia tertidur di pusara sang ayah.Â
Bersambung....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H