Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Algoritma Hati- 2

17 Maret 2021   10:43 Diperbarui: 27 Oktober 2021   08:39 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiada yang menyangka. Nyawanya terhempas di jalanan. Tragis. Masih menahan haru Om Lexy mengatakan, "Ayahmu seorang pemberani. Dia rela mati untuk mempertahankan hak para karyawan. Kamu harus bangga, karena dia mati syahid kala sedang bekerja!"

Dalam hati Bagas memprotes, mengapa ayah diambil sang pencipta begitu tiba-tiba? Tanpa aba-aba. Membuat hampa seketika dalam dirinya. Sisi berbeda. Dirinya mengagumi usai mendengar kisah heroik ayah. Mempertahankan uang yang menjadi hak para karyawan.

Tiba-tiba pundak Bagas ada yang memegang, "Dik, sudah menjelang Maghrib. Tak baik di makam sendirian." Sambil mengucek mata dia berdiri dan bergegas keluar dari areal makam. Baru saja dia tertidur di pusara sang ayah. 

Bersambung....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun