Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Hidup di Ujung Tanduk

10 Agustus 2020   08:32 Diperbarui: 4 Oktober 2021   09:04 2211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokpri - Lokasi Puncak Gunung Gede

When I am down and my soul so weary, 

when troubles come and my heart so burdened be

Then I am still  and wait here in the silence. 

Until you come and still with me.

You raise me up so I can stand on mountains.

You raise me up to walk on stormy seas.

I am strong when i am on your shoulders. 

You raise me up to more than i can be.

(You Raise Me Up, Josh Groban)

 

Ray dihampiri senior di kampus untuk mengikuti acara penyambutan mahasiswa baru. Acara tersebut berlangsung di pertengahan bulan Oktober 1998 bertempat di Cimacan, Puncak, Jawa Barat. Selama tiga hari kami larut dalam tiap acara. Sebagai mahasiswa baru dia betul-betul bersyukur, karena menemukan "keluarga" baru. Mereka merangkul penuh kehangatan dan tidak memandang sebagai yunior di kampus. Kami dikenalkan tentang dinamika kehidupan kampus, jaringan alumni dan prospek karir yang dapat ditapaki setelah lulus.

Tiga hari dalam acara tersebut terasa cepat, karena mereka betul-betul larut dan penuh sukacita mengikuti semua kegiatan. Dalam acara tersebut Ray sempat terserang demam, namun kepedulian senior-senior merawat dapat menurunkan suhu demam yang dia derita. Mereka melayani penuh kasih. 

Tak salah, jika mereka menamakan unit kegiatan mahasiswa ini diawali dengan kata "keluarga". Pada hari minggu mereka semua kembali menuju kampus, kemudian pulang ke rumah masing-masing. 

Setelah acara kebersamaan tersebut Ray semakin rutin kumpul bersama pengurus dan rekan-rekan anggota organisasi kemahasiswaan. Lambat namun pasti, dia semakin diterima menjadi bagian tak terpisahkan dari mereka. Tiap ada acara di dalam atau luar kampus dia berusaha ikut serta. Pada awalnya terlibat sebagai peserta, namun lambat laun dia termasuk dalam kepanitiaan dalam acara.

Berbagai kepanitiaan telah diikuti hingga ketika ada pergantian kepengurusan. Dia mengajukan diri sebagai calon ketua organisasi kemahasiswaan periode 2000 -- 2001. Beragam tahap dilalui untuk menuju puncak hari pencoblosan suara. Ada kampanye tertulis dan lisan, penyampaian visi misi kandidat dan debat kandidat ketua. 

Tiba di hari pencoblosan, sebelum berangkat ke tempat pemungutan suara dia mohon restu pada ibunya, agar didoakan dapat terpilih sebagai ketua. Percaya diri dia  melangkah ke acara pemilihan tersebut. Kepercayaan diri makin memuncak kala teman-teman dari berbagai angkatan merelakan diri datang dan memberikan suara. Biasanya teman-teman angkatan yang sudah tidak terlalu aktif  dalam perkuliahan sangat jarang muncul, namun semenjak dia  mencalonkan diri sebagai ketua mereka menunjukkan keseriusan dalam berikan dukungan.

Setahun dalam kepengurusan penuh suka-duka. Ada saat di mana merasa sendiri, karena beberapa anggota berbeda pendapat. Hal tersebut tidak melunturkan niat untuk merampungkan tugas kepengurusan dengan paripurna. Acara yang paling berkesan saat kepengurusannya adalah kembali dapat menyelenggarakan ziarah gunung. Seperti diketahui Indonesia merupakan negara Cincin Api. Negara yang dikelilingi oleh gunung berapi aktif. Artinya, gunung-gunung tersebut dapat meletus sewaktu-waktu.

Acara tersebut sempat popular di periode kepengurusan sebelum Ray. Alasan acara tersebut digemari, karena hanya memerlukan sedikit biaya, namun hikmah yang dipetik berlimpah. Dalam segala keterbatasan sebagai manusia tiap peserta yang ikut dalam ziarah gunung akan semakin menyadari betapa berkuasanya sang pencipta. Hamparan hutan yang luas dan dihuni oleh beragam makhluk hidup. Kedigdayaan kami langsung menciut dalam rimba belantara yang tak bertuan. Ziarah gunung juga semakin memudahkan mereka saling mengenal satu sama lain sebagai satu keluarga.

Ziarah gunung di periode kepengurusan Ray meninggalkan kenangan mendalam. Dalam acara ini dia beserta 16 orang peserta salah jalur pendakian. Mereka betul-betul terombang-ambing tak tentu arah dalam sekitar 16 jam perjalanan yang menyesatkan. Selepas dari trek air panas. Kami salah memilih jalan sehingga tersesat tanpa arah. Saat kelimabelas teman tetap tertawa dan belum menyadari, bahwa peristiwa ini sungguh mengajarkan terhadap keterbatasan manusia. 

Ray sudah sampai pada satu titik kepasrahan yang  paripurna. Selama tersesat dia memanjatkan doa yang meyitir dari lagu You Raise Me Up Josh Groban. When I am down and my soul so weary, when troubles come and my heart so burdened be. Then I am still  and wait here in the silence. Until you come and still with me.

Dalam doa dia menyampaikan ujud akan kesiapan hati, apabila hidup harus berakhir di gunung. Dalam tiap kisah pendakian yang tersesat akan meninggalkan akhir kisah yang hampir serupa, bahwa pendaki akan tewas. Bercermin terhadap kisah tersebut dia yang tersesat sungguh merasakan kepasrahan. 

Dalam doa dia berujar, "Tuhan, jika semua harus berakhir di sini saya sudah siap". Saat mengucapkan kalimat tersebut terasa kedamaian membanjiri hati. Setelah doa tersebut terucap dia  semakin ringan kaki melangkah, meskipun belum tahu keluar dari rute yang salah. Beberapa menit kemudian, salah seorang teman meminta dia memimpin doa, karena mereka merasa sudah lelah dan tak kunjung jua menemukan jalur pendakian yang benar.

Sekitar 5 menit kami berdoa, agar jalur yang benar segera ditemukan. Selang 2 menit mereka menutup doa terdengar ada suara yang menyahut. Sebelumnya kami berteriak, "Tolong, tolong, siapa saja yang dibawah mendengar," karena posisi kami masih berada di bukit. 

Dari bawah terdengar suara menyahut, "Sini, sini lewat jalur yang tepat". Segera kami berhamburan mencari sumber suara sahutan di bawah. Puji Tuhan, kami menemukan asal suara tersebut. Mereka langsung menunjukkan jalur pendakian yang tepat. Ray tersentak! Kuasa doa begitu nyata. Kembali terngiang lagu You Raise Me Up. You raise me up so I can stand on mountains. You raise me up to walk on stormy seas. I am strong when i am on your shoulders. You raise me up to more than i can be. 

Pukul 18.30 mereka tiba di Gegar Bentang disambut dengan cuaca yang semakin mendung dan diselingi kilat-kilat menyambar. Kawah-kawah Gunung Gede sudah diselimuti kelam malam. Tiada terlihat Kawah Ratu, Kawah Wadon, Kawah Lanang, dan Kawah Baru. Bahagia dan kuatir melebur jadi satu. Mereka bahagia, karena sudah sampai di rute yang tepat. Di sisi lain kuatir, karena cuaca yang tidak bersahabat. Melihat cuaca yang mencekam tersebut salah seorang teman wanita mengusulkan Ray memimpin doa selama pendakian menuju puncak Gunung Gede. 

Selama mereka memanjatkan doa terasa kekuatiran terhadap cuaca dan kekurangan kondisi fisik teman. Seorang teman laki-laki memiliki keterbatasan dalam penglihatan dan teman wanita lainnya menderita asma. Cuaca yang gelap dan dingin, serta kondisi fisik kedua teman yang terbatas melipatgandakan kekuatiran Ray, namun doa tetap berlanjut. 

Mukjizat terjadi saat sedang berdoa. Perlahan tapi pasti kondisi langit berangsur-angsur terang dihiasi oleh bintang-gemintang. Mereka terperangah, karena Tuhan mendengar. Bergegas mereka mempercepat pendakian menuju Puncak Gunung Gede. Meskipun kondisi menuju puncak gunung didominasi pasir, mereka terus melangkah penuh semangat tanpa terpeleset.

Foto Dokpri - Menyambut Matahari Pagi di Puncak Gunung Gede
Foto Dokpri - Menyambut Matahari Pagi di Puncak Gunung Gede
Cuaca yang berubah drastis dari gelap gulita ke terang benderang membalikkan kondisi fisik yang semula sudah kelelahan tergantikan sukacita penuh semangat, agar lekas sampai ke tempat perkemahan rombongan teman-teman. Tepat pukul 19.30 mereka bertiga sampai di puncak gunung. 

Perjalanan belum usai. Tersisa trek menurun yang curam menuju lokasi perkemahan. Trek menurun yang curam sungguh menguras energi. Jalur pendakian semakin menurun. Jalurnya seperti selokan sebab merupakan jalur air mengalir kala hujan. Di kiri kanan ada pohon cantigi (vaccinium varingifolium).  Pohon itu yang kami gunakan untuk berpegangan saat menuruni trek, namun kala sudah sangat kelelahan terkadang mereka merosot tanpa melangkah. Tepat pukul 20.30 tiba di perkemahan teman-teman. Kedatangan mereka disambut sukacita oleh seluruh teman.

Setelah melepas dahaga Ray masuk ke dalam tenda untuk beristirahat. Sebelum lelap tidur melepas lelah. Dia memanjatkan doa syukur. Lirik lagu You Raise Me Up kembali mengalun   dalam benak. You raise me up so I can stand on mountains. You raise me up to walk on stormy seas. I am strong when i am on your shoulders. 

You raise me up to more than i can be. Pengalaman tersesat di gunung menyisakan makna dalam hatinya: betapa luar biasa kuasa doa. Doa yang menyelamatkannya dari peristiwa tersesat. Kala pagi menjelang, Ray membuka mata. Keluar tenda. Di hadapannya terhampar padang savana. Sejauh mata memandang savana tersebut menjadi latar tanaman yang hanya tumbuh di ketinggian, yaitu bunga edelweis/ Anaphalis Javanica. 

Matahari mulai menampakkan diri. Menghangatkan sekujur tubuh. Terucap doa syukur terhadap berkat keselamatan yang diperoleh. Dalam ketersesatan tersebut dia tak mengeluh, namun pengalaman mengerikan itu semakin meningkatkan relasi dengan sang pencipta. Ray percaya hidup dan mati milik kuasa-Nya. Peristiwa tersebut menyisakan satu pesan: jika Tuhan berkehendak, hal yang tidak mungkin akan menjadi mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun