Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pola Belajar Efektif dari Rumah di Era Pandemi

2 Mei 2020   19:11 Diperbarui: 2 Mei 2020   19:16 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi mengubah beragam sisi kehidupan. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan di beberapa kota. Kegiatan yang melibatkan banyak orang dihentikan atau dijadwal ulang.

Penumpang angkutan umum menerapkan jaga jarak dan memakai masker. Di beberapa tempat umum juga disediakan fasilitas air dan sabun untuk mencuci tangan. Penerapan hal-hal tersebut merupakan protokol pencegahan penyebaran virus korona.

Dunia Pendidikan Terimbas

Badai pandemi menerjang pula dunia pendidikan. UNBK dibatalkan. Ujian sekolah, ujian akhir sekolah ditiadakan. Dunia pendidikan merespon cepat badai pandemi. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi solusi jitu. Murid dan guru melakukan pemelajaran dari rumah.

Selama masa pandemi, aplikasi pemelajaran daring menjadi pilihan. Beragam aplikasi daring seperti google classroom, google hangout/ meet, zoom, cisco webex, kahoot, dan quizzis menjadi pilihan sarana dalam pemelajaran.

Selain penggunaan aplikasi daring pemelajaran dari rumah juga perlu pendampingan orangtua. Orangtua yang juga masih tetap bekerja dari rumah, perlu memerhatikan kegiatan belajar putra atau putrinya.

Pola MANJIW: Belajar Efektif dari Rumah

Pola belajar efektif dari rumah memerlukan sinergi tiga pihak, yakni murid (anak), orangtua murid, dan guru. Ketiganya perlu seiring sejalan dalam pencapaian tujuan pemelajaran.

Orangtua dapat mengatur pola belajar efektif untuk sang anak. Kerjasama anak dan orangtua selama masa belajar dari rumah dapat menerapkan pola MANJIW. MANJIW merupakan akronim dari M -- membuat kesepakatan bersama, A -- atur ide aktivitas. N -- nomor satukan komunikasi, J -- jangan melanggar kesepakatan atau aturan, I -- ingat waktu dan intropeksi, serta W -- Wajibkan refleksi.

Pertama, membuat kesepakatan bersama akan lebih baik jika yang mengusulkan adalah anak. Orangtua mengkritisi jikalau ada kesepakatan dari usulan anak yang menguntungkan salah satu pihak saja. Belajar dari rumah lebih banyak melibatkan intensitas pertemuan langsung antara anak dan orangtua sehingga membuat kesepakatan bersama perlu diagendakan lebih dahulu.

Kedua, atur ide aktivitas secara bersama agar anak menyadari tanggung jawab utama adalah belajar. Selain itu, orangtua juga perlu melibatkan anak dalam membantu pekerjaan rumah tangga, yakni mencuci piring, menyapu rumah atau pekarangan, menemani adik bermain, dan menyediakan waktu doa bersama sekeluarga di pagi dan malam hari.

Berikutnya, Nomorsatukan Komunikasi. Intensitas pertemuan antara anak dengan orangtua selama belajar dari rumah sangat berlimpah waktu. Inilah kesempatan terbaik untuk keduanya saling lebih memahami satu sama lain.

Jika sebelumnya, orangtua hanya ada waktu di akhir pekan, kini hampir tiap hari mereka selalu bersama di rumah. Komunikasi yang terjalin erat antara anak dan orangtua selama masa belajar dari rumah akan meningkatkan kualitas hubungan keduanya. Kualitas hubungan yang harmonis antara anak dan orangtua akan meningkatkan produktivitas keduanya.

Keempat, Jangan Melanggar Kesepakatan. Kesepakatan yang sudah dibuat bersama sedapat mungkin tidak dilanggar. Anak dan orangtua dapat saling mengingatkan jika ada potensi pelanggaran. 

Belajar dari rumah orangtua perlu terampil mengubah posisi tergantung situasi. Saat tertentu berposisi sebagai orangtua. Saat lain memosisikan diri sebagai teman untuk sang anak.

Kelima, Ingatkan Tenggat Waktu dan Intropeksi. Masa belajar dari rumah mudah menggoda anak terdistraksi oleh internet. Orangtua perlu menekankan waktu bangun dan tidur anak agar jam biologis anak tidak kacau. Masa belajar dari rumah membuat anak mudah tidur sangat larut dengan beralasan menyelesaikan tugas sekolah.

Orangtua juga perlu memantau jadwal belajar anak per hari. Apakah ada tugas atau project yang akan, sedang, dan telah dikerjakan anak. Masa belajar dari rumah menyebabkan orangtua menjadi sumber informasi bagi anak. Jika orangtua bingung terhadap apa yang ditanyakan anak,  maka orangtua dapat bertanya ke wali kelas/ guru mapel sang anak/ bertanya ke WA grup orangtua murid/ tanya teman-teman sang anak, atau mencari jawaban di internet.

Terakhir, Wajibkan Refleksi dan Relasi. Kuantitas waktu antara anak dan orangtua dalam masa belajar dari rumah perlu dimaksimalkan agar menjadi waktu yang berkualitas.

Tiap malam orangtua dapat mengajak anak merefleksikan apa yang sudah dilakukan sepanjang hari. Pertanyaan refleksi berikut dapat dijadikan acuan: bagaimana sepanjang hari ini?, ada yang masih belum selesai? Apa saja yang sudah diselesaikan?

Momen refleksi bersama dalam keluarga akan menghangatkan relasi antara anak dengan orangtua. Sebab keduanya dapat saling belajar mendengarkan, saling belajar memberikan komentar/ kritik/ saran, dan di akhir kegiatan refleksi satu sama lain dapat saling melontarkan pujian.

Webinar Kolaborasi Mahir Academy dan PGRI

2 Mei 2020 diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Imbas masa pandemi yang masih berlangsung membuat sebagian besar acara dikemas secara virtual. Termasuk acara bertajuk, Self Driving Teacher kolaborasi Mahir Academy dan PGRI hari ini berlangsung seminar virtual/ webinar.

Di masa pandemi yang memerlukan kesigapan beradaptasi, PGRI terus mengedukasi para guru di Indonesia melalui sarana virtual. Webinar Self Driving Teacher pada kesempatan kali ini diikuti 13.000 guru dari seluruh Indonesia. Webinar akan berakhir pada  20 Mei 2020 dan ditutup dengan wisuda virtual.

Prof. Dr. Unifah Rosyidi dalam sambutan acara webinar mengungkapkan bahwa hardiknas tahun ini merupakan momentum tepat bagi para guru untuk berimprovisasi dan beradaptasi dengan beragam inovasi agar pemenuhan pendidikan anak-anak bangsa terpenuhi.

Prof. Rhenald Kasali, Phd merupakan pembicara pada pertemuan pertama webinar kali ini dengan topik, yakni Menciptakan Pola Belajar yang Efektif. Prof. Rhenald mengingatkan pentingnya seorang guru memiliki mental pengemudi. Sebagai seorang pengemudi, guru senantiasa sigap, siap, dan peka terhadap situasi. Guru bermental pengemudi akan berani menerobos ke jalur-jalur yang belum pernah dilewati agar peserta didik mengalami dan kelak memiliki ragam kecakapan hidup yang mumpuni.

Bermental pengemudi perlu lekat dalam jati diri seorang guru agar ia senantiasa adaptif, inovatif, responsif, berpikir kreatif, berdisplin, bermental pemenang, berpikir kritis, dan eksploratif yang ditegaskan oleh Prof. Rhenald. Sinergi antara anak, orangtua, dan guru  yang memiliki kemerdekaan dalam menentukan sikap diri, semoga dapat menciptakan pemelajaran dari rumah yang efektif, kontekstual, dan relevan dengan kehidupan sehingga terwujudlah merdeka belajar.

Tulisan yang diikutsertakan dalam mengikuti Tantangan Menulis Bersama OmJay, Penerbit ANDI

Selamat Hari Pendidikan Nasional.

#Bravo Guru Penggerak

#PGRI Jaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun