Di era pandemi panggilan jiwa seorang guru semakin dimurnikan. Keterbatasan tatap muka membuat guru perlu mengubah peran dalam proses pemelajaran daring. Pemelajaran daring menuntut guru lebih sigap beradaptasi dengan teknologi digital. Beragam aplikasi perlu dipilih agar tujuan pemelajaran tercapai.
Di era pandemi ini guru perlu memiliki FAT (faith, available, teachable). Setia, sedia, dan siap belajar (Maryanto,2011). Tiga sikap tersebut relevan di era pandemi sekarang ini. Apakah guru setia mendampingi peserta didik dalam proses pemelajaran? Apakah guru sedia melakukan proses pemelajaran tanpa keterpaksaan, dan apakah guru siap untuk terus belajar, terutama beragam aplikasi digital untuk pemelajaran daring?
      Di era pandemi ini menyadarkan beberapa pihak bahwa sungguh mulia peran guru. Tidak mudah menjadi guru. Tidak semua orang dapat menjadi guru. Hanya orang-orang terpanggil yang mampu menjadi guru sejati sebab hanya orang pemberanilah yang secara sadar memilih dan memutuskan guru sebagai profesi seumur hidupnya.
Guru tidak sekadar berurusanÂ
dengan 'otak' (pengetahuan)Â
dan 'otot' (ketrampilan),Â
melainkan harus lebih masukÂ
ke dalam 'hati' (moral-spiritual)Â
peserta didik (Andrias Harefa)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H