Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Literasi di Era Pandemi

14 April 2020   22:57 Diperbarui: 14 April 2020   23:30 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Temu Penulis Eka Kurniawan di acara Lala Lit GPU - Foto Kolpri

Temu Penulis Eka Kurniawan di acara Lala Lit GPU - Foto Kolpri
Temu Penulis Eka Kurniawan di acara Lala Lit GPU - Foto Kolpri
Habitus Membaca

Manusia adalah apa yang dilakukan secara berulang. Seorang kutu buku mudah dikenali karena ia tak lepas dari kebiasaan membaca kapan pun dan di mana pun. 

Salah satu tokoh yang dijadikan panutan dalam hal kerajinan membaca adalah Bung Hatta. Beliau memiliki waktu khusus untuk membaca setiap hari. Kala diasingkan oleh pemerintah kolonial di Digoel atau Banda Neira, beliau tetap memiliki waktu empat jam setiap hari untuk membaca.

Ketekunan dan kerajinan Bung Hatta dalam membaca senantiasa penulis gaungkan saat pemelajaran literasi. Di sekolah tempat penulis bertugas disediakan waktu khusus membaca minimal satu jam pelajaran per minggu. 

Para siswa dikondisikan untuk menggunakan jam literasi membaca beragam buku. Biasanya di semester ganjil penekanan pada buku-buku fiksi. Sedangkan semester genap buku-buku nonfiksi yang lebih ditekankan untuk menjadi bacaan siswa.

Pada permulaan cukup terdapat banyak tantangan untuk membangun habitus membaca di kalangan siswa. Mereka adalah gen Z. Sebuah generasi yang sudah terpapar teknologi sejak usia dini. Mereka cenderung lebih akrab dengan gawai dibandingkan buku.

Keluhan yang paling sering mereka lontarkan adalah tidak betah berlama-lama membaca buku, apalagi buku tebal tanpa gambar/ ilustrasi. Mereka mengeluh bosan dan cenderung pusing jika berlama-lama membaca. Dua bulan terlewati di semester ganjil 2019/2020. Lambat laun para siswa mulai dapat menyesuaikan diri di jam literasi, bahkan mereka protes jika dalam satu minggu tidak ada jam literasi.

Mereka sudah mulai mengalami seperti yang terungkap lewat seorang tokoh dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hogerup, "Aku melihat ke bagian atas dinding dan selama beberapa saat merasa seolah buku-buku tersebut menatapku. Ya, seolah mereka bernyawa, dan memanggil: "Datanglah kepada kami! Jangan takut! Kemarilah!"

Hikmah Tersembunyi Era Pandemi

            Budaya membaca bisa saja belum merata di seluruh wilayah Indonesia. Bagi sebagian kalangan, buku adalah suatu kemewahan. Mereka lebih baik menggunakan uang untuk membeli makanan atau minuman. Masih sedikit sekali keluarga yang betul-betul menyisihkan uang khusus untuk anggaran pembelian buku. Teladan Bung Hatta dalam menyediakan anggaran untuk membeli buku untuk ketiga putrinya dapat dijadikan pelecut semangat.

Meutia Hatta, puteri pertama Bung Hatta mengungkapkan bahwa ia mengucapkan banyak terima kasih kepada Ayah atas pendidikan lewat membaca yang diajarkan dalam keluarga. Bung Hatta selalu memberikan buku-buku kepada tiga puterinya atau ketiga puterinya membeli buku dari uang saku yang Bung Hatta berikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun