Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Gaung Narablog di Era Digital

25 Januari 2019   18:59 Diperbarui: 25 Januari 2019   19:11 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul Buku Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media 2014 -sumber gambar: Adiansaputrai.com

Menulis adalah sebuah keberanian

(Pramoedya Ananta Toer)

Ketekunan mengerjakan suatu hal akan terbayar pada hasil akhir. Ketekunan mengabadikan hal-hal "bodoh" kala di jenjang SMA dalam blog membuat  Raditya Dika memiliki para pembaca setia. Dukungan mereka membuat  ia berani mengirimkan kumpulan tulisan dalam blog Kambing Jantan ke penerbit. 

Dika menciptakan sejarah. Kumpulan tulisan di blognya menjadi buku pertama bersumber dari blog yang diterbitkan oleh penerbit ternama.  Berkat rintisan Dika semakin bermunculan ragam buku yang bersumber dari blog seperti My Stupid Boss, The Naked Traveller, Freaky Teppy, dan Justtryandtaste. 

Seusai  menelurkan buku pertama, para narablog tersebut konsisten menerbitkan buku-buku berikutnya. Raditya Dika seusai sukses menerbitkan Kambing Jantan (2005). Disusul Cinta Brontosaurus (2006), Marmut Merah Jambu (2010), Manusia Setengah Salmon (2011), Koala Kumal (2016), dan Ubur-ubur Lembur (2018). Trinity Traveller menerbitkan hingga delapan judul buku The Naked Traveller. Stephany Josephine seusai kumpulan tulisan blognya diterbitkan The Freaky Teppy (2013). Kini, di tahun 2019 ia bersiap menerbitkan kembali buku terbarunya.

Berkat  kesuksesan buku Kambing Jantan, Raditya Dika yang bersumber dari blog beberapa penerbit mulai rajin mencari naskah dari blog. Salah satu penulis yang menuai sukses berkat konsisten menulis, yakni Endang Indriani. Kekonsistenan Endang membuahkan hasil. Tulisan-tulisannya di blog justtryandtaste.com dilamar oleh penerbit. 

Ragam tulisannya diterbitkan dalam sebuah buku resep. Seusai menetaskan  buku pertamanya, bermunculanlah buku selanjutnya.  Buku berikutnya masih seputar resep masakan rumah: Tumis, Kuah, Goreng (2015), 90 Masakan Rumahan untuk Sebulan (2015), Homemade Baking (2017), Homemade Cooking (2017), dan Homemade Cooking (2018).

Menginspirasi dengan Berkarya

Laki-laki berperawakan tinggi serta terkenal ceplas-ceplos dalam bicara memberikan kesan mendalam bagiku. Ia merupakan sosok inspiratif yang mengajar dan membimbing sepenuh hati. 

Dalam kelas ia mampu membakar semangat agar murid-muridnya gemar membaca dan menulis. Selain guru, publik mengenalnya sebagai penulis dan ahli linguistik. Kami biasa menyapanya Pak Parera. Dari nama belakangnya terlihat ciri khas nama famili dari kawasan timur Indonesia.

Kisah suksesnya dalam menulis amat menyenangkan. Kami pun semakin termotivasi untuk suatu saat mengikuti jejaknya dalam menulis, lalu menerbitkan buku. Pak Parera selalu bersemangat saat menceritakan beragam kisah mengenai dunia perbukuan dan dampak positif dari seorang guru yang menulis.

Inspirasi dari Pak Parera membuncahkanku untuk bersemangat dalam menulis dan menularkan budaya menulis kepada peserta didik. Sebagai pendidik aku memperkenalkan Metode PAKEM (Penulisan Aktif, Kreatif, Efektif dan Menginspirasi) dalam menggerakkan para siswa untuk mulai menulis. Di sekolah tempatku mengajar kebetulan dibuka ekstrakurikuler jurnalistik. 

Melalui ekskul tersebut aku menyebarkan virus menulis kepada para siswa. Perlahan namun pasti para siswa mulai mencintai aktivitas menulis. Menulis bukan lagi sebagai aktivitas membosankan.

Kecintaan mereka dalam menulis terwujud dalam proses penerbitan buku. Sudah tiga buku yang diterbitkan sekolah kami (antologi cerpen, pantun dan puisi). Ketiga buku (Puisi yang Mendua, Remaja Punya Cerita dan Pantun Berbisik) yang sudah diterbitkan merupakan buah ketekunan para siswa dalam menulis. 

Kelahiran ketiga buku tersebut berawal dari kegelisahanku menyaksikan karya para siswa yang menarik. Aku beranggapan bahwa teramat sayang, jika karya mereka tidak terdokumentasikan dalam bentuk buku. Di sela-sela jeda mengajar, aku mengumpulkan dan menyeleksi karya para siswa yang lolos seleksi untuk diterbitkan dalam bentuk buku. Ketiga buku tersebut difasilitasi penerbitannya oleh nulisbuku.com.

Perlahan namun pasti beberapa peserta didikku mulai tekun dalam menulis. Mereka menjadi narablog di Wattpad. Aplikasi daring ini banyak digunakan oleh generasi milenial untuk mengekspresikan diri dalam bidang tulis-menulis. Dari Wattpad lahir banyak penulis muda (Wulanfadi, Erisca Febriani, Valerie Patkar) yang karyanya diterbitkan dalam novel. Beberapa novel yang berasal dari Wattpad mencetak rekor penjualan terbanyak (Dear Nathan, Serendipity dan Hello Salma karya Erisca Febriani; Matt and Mou, R, dan A karya Wulanfadi)

Narablog di Era Digital

Menulis dapat dimulai dari hal-hal sederhana. Itu yang biasa kudengungkan dalam pembelajaran. Ungkapan tersebut hendak menginformasikan bahwa menulis dapat dimulai oleh siapapun dengan tema yang sederhana dan dekat dengan kehidupan. Media untuk menulis pun beragam. Menulis buku harian merupakan salah satu cara sarana aktualisasi diri dalam bentuk yang sering dilakukan banyak individu.

Diriku pun menulis di buku harian hingga jenjang kuliah. Setelah itu diriku nyaris vakum menulis, karena beragam pilihan melepas penat dan mengisi waktu luang. Mulai 2011 diriku membuka akun narablog di Kompasiana untuk menulis secara digital. 

Mulai tahun 2012 aku memberanikan diri untuk berpartisipasi dalam lomba menulis di Kompasiana. Pada lomba kali pertama tersebut langsung aku kirimkan lima tulisan.  Pengumuman pun tiba. Keberuntungan belum menghampiri. Tak satu pun tulisanku tersebut terpilih menjadi pemenang. Cukup lama peristiwa "kegagalan" itu menghantui sehingga diriku enggan menulis beberapa saat.

Evaluasi diri terhadap kegagalan sungguh penting. Hingga pada satu-persatu tulisanku di Kompasiana memperoleh predikat pemenang. Kemenangan yang kuperoleh berasal dari lomba menulis resensi buku dan artikel capres dan cawapres pada tahun 2014. Dua artikelku lolos seleksi dalam lomba menulis capres dan cawapres tahun 2014. 

Karya pemenang lomba tersebut diterbitkan dalam buku berjudul Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Penerbit Elex Media. Pada tahun 2017 kembali berkat-Nya menghampiriku. Satu tulisanku yang berjudul: Infrastruktur adalah Kunci terpilih menjadi salah satu pemenang dalam Lomba Menulis Tiga Tahun Pencapaian Jokowi yang diadakan oleh Seknas Jokowi dan narablog seword. Karya pemenang lomba tersebut diterbitkan oleh Bening Pustaka berjudul: 3 Tahun Pencapaian Jokowi -- Kinerja Presiden dalam Catatan Warga.

Pemenang Resensi Buku Tanoto Foundation dan Kompasiana - Sumber Gambar: kompasiana.com
Pemenang Resensi Buku Tanoto Foundation dan Kompasiana - Sumber Gambar: kompasiana.com
Momen Spesial Kali Pertama Terpilih sebagai Pemenang di Kompasiana - Sumber Gambar: kompasiana.com
Momen Spesial Kali Pertama Terpilih sebagai Pemenang di Kompasiana - Sumber Gambar: kompasiana.com
Bangga Jadi Narablog di Era Digital

Kecepatan sesuatu yang identik dengan teknologi. Kehadiran internet mengubah kehidupan manusia. Kini semua serba cepat dan tunggang-langgang. Manusia semakin terkikis otensitasnya akibat penetrasi teknologi informasi dan komunikasi. 

Semua orang kini berlomba menjadi tercepat dalam menyebarkan suatu berita. Tanpa perlu diverifikasi mereka mudah membagikan suatu berita ke beragam kontaknya melalui media sosial yang dimiliki. Keengganan untuk memverifikasi inilah yang menyebabkan berita bohong mudah tersebar.

Di antara keriuhan berita bohong yang kadang membunuh karakter seseorang, memecah belah sesama warga bangsa, menimbulkan syak-wasangka antar individu, terdapat narablog yang tetap menulis dengan penuh kesadaran untuk mencerahkan peradaban. Salah satu narablog yang nikmat dibaca adalah blog dari Nodi Harahap.  Isi blognya sungguh variatif dari tema teknologi, keuangan, zakat, lingkungan hidup, kota cerdas, dan lang-lang wisata.

Kebetulan Adi Harahap dan diriku sama-sama memiliki narablog di Kompasiana. Bedanya Bung Adi memiliki pula narablog pribadi yang apik memajang beragam tulisannya, sedangkan narablog pribadiku dikhususkan mengunggah resensi buku. Dunia digital yang bergegas cepat sungguh menawarkan beragam kesempatan pada tiap insan untuk memberikan ragam kebaikan. 

Salah satu resolusi diriku di tahun 2019 untuk menjadi narablog yang bertanggung jawab dalam mengunggah tulisan yang mencerahkan peradaban, memuliakan kemanusiaan, dan menginspirasi beragam hal positif untuk para puan dan tuan pembaca.

1 tulisanku ada dalam buku ini - sumber gambar: sy4r0h.wordpress.com
1 tulisanku ada dalam buku ini - sumber gambar: sy4r0h.wordpress.com
Penutup

Pramoedya Ananta Toer pernah menorehkan kalimat berikut, "orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." Menulis merupakan salah satu kegiatan intelektual.

Menulis dalam beragam media, termasuk salah satu di antaranya menjadi narablog membutuhkan kesungguhan dalam mengolah beragam informasi atau referensi agar tulisan atau buku tersebut berfaedah, menarik, bukan kabar bohong, dan inspiratif bagi pembaca.

Chairil Anwar meskipun sudah terbaring lama di peristirahatan terakhir masih dikenang sebagai salah satu pelopor angkatan 45, karena ia meninggalkan jejak buku. 

Semoga kegiatan menulis di era digital membuat para narablog memegang petuah bijak dari penulis, Bud Garner:  karena ketika kamu bicara, kata-katamu hanya bergaung ke seberang ruangan atau di sepanjang koridor, tetapi ketika kamu menulis, kata-katamu bergaung sepanjang zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun