Lingkungan hijau dan hidup berkelanjutan menjadi poin kekuatan Alam Sutera. Kawasan lingkungan yang terjaga akan menciptakan kehidupan yang nyaman dan berkualitas bagi segenap penghuni di Alam Sutera. Ciri khas kawasan Alam Sutera yang penulis lihat adalah adanya green tunnel (kanopi hidup), deretan pepohonan trembesi yang menjadikan indeks udara bersih pada kisaran 0,18 -- 0, 24.
Selain pengelolaan sampah dan kanopi hidup alami, Alam Sutera juga memiliki beberapa danau untuk memperindah kawasan dan sebagai resapan air hujan. Lingkungan yang hijau menunjang hidup keberlanjutan para warga Alam Sutera. Tersedianya beragam fasilitas seperti sport hall, kolam renang hampir di setiap kluster, taman, trek berlari, dan trek bersepeda semakin menunjang gaya hidup sehat keluarga.Â
Smart City
Alam Sutera mengembangkan hunian berkonsep smart township. Beberapa kluster Alam Sutera sudah dilengkapi Fiber to the Home (FTTH), free wifi di area publik, panic button terkoneksi dengan ASCC (Alam Sutera Command Center), dan sistem transportasi berbasis GPS: Sutera Loop. Bis berkonsep klasik dengan warna merah ini sungguh menyita perhatian.
ASCC menjamin dan memantau keamanan selama 24 jam. Seluruh kawasan Alam Sutera dipantau dengan kamera CCTV yang tersebar di 126 titik. ASCC juga memantau lalu lintas di seluruh kawasan.
Dari gedung ASCC ini, laporan panic button ditindaklanjuti. Ruangan ASCC yang terbatas ini ternyata boleh dikunjungi oleh Kompasianer. Kami mendapat penjelasan singkat tentang operasional ASCC. Ditutup dengan kami berfoto bersama berlatarbelakang ratusan kamera.
Penutup
Keamanan dan kenyaman rumah menyumbang kebahagiaan seseorang. Produktivitas pun akan meningkat jika rumah nyaman dan aman. Kawasan terpadu Alam Sutera siap menjadi pilihan masyarakat yang hendak memiliki kehidupan nyaman dan berkualitas (rumah/ lokasi bekerja/ berbisnis). Dari rumah segala hal bermula. Jangan sampai rumah menjadi sumber masalah dan pangkal ketidakbahagiaan hidup. Bait puisi Joko Pinurbo berikut dapat jadi pengingat:
Ah, cita-cita. Makin hari kesibukan
makin bertumpuk, uang makin banyak maunya
jalanan macet, akhirnya pulang terlambat.