Untuk skala rumah tangga PGN menyediakan jaringan gas (jargas) bagi masyarakat yang membutuhkan. Gas bumi dari PGN dapat menghemat pengeluaran tiap rumah tangga. Estimasi pengeluaran per bulan jika menggunakan gas bumi dari PGN 40-50 ribu Rupiah. Sedangkan, jika dalam sebulan 1 rumah tangga menggunakan gas tabung 12 kg mereka mengeluarkan sekitar 150 ribu Rupiah. Selain dapat menghemat pengeluaran rumah tangga per bulan, gas bumi dari PGN pun lebih aman dibandingkan dengan gas tabung.
Untuk sektor transportasi PGN juga makin gencar akan keunggulan penggunaan gas bumi. Para supir Bajaj didorong untuk beralih dari BBM (bahan bakar minyak) ke BBG (bahan bakar gas). Para supir yang beralih ke BBG dapat meningkatkan pendapatan, karena BBG irit sehingga mereka dapat menekan pengeluaran untuk pembelian bahan bakar Bajaj. Selain hemat, BBG juga dapat semakin memperpanjang usia mesin Bajaj, karena BBG merupakan energi yang ramah dengan mesin.
Sektor transportasi berskala besar pun menjadi target dari pembumian gas bumi. PGN menjalin kerjasama dengan Pelni (Pelayaran Nasional Indonesia), Ditjen Hubla (perhubungan laut), dan ASDP (Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan).Â
Pengeluaran terbesar transportasi laut adalah pada komponen bahan bakar. Sebagai ilustrasi, untuk operasional kapal laut pada saat ini Pelni menggunakan BBM sekitar 33,4 juta liter per bulan. Sementara oleh ASDP, sebesar 3,5 juta liter per bulan sedangkan kapal perintis milik Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan sebesar 14,4 juta liter per bulan.
Menurut Menteri BUMN, Rini M Soemarno bahwa penggunaan BBG lebih efisien serta membuat ongkos transportasi laut di Indonesia bakal lebih murah dan bersaing. Perpindahan dari BBM ke BBG dapat menekan pengeluaran bahan bakar armada kapal laut. Tarif transportasi laut yang terjangkau, maka akan menjadi pilihan masyarakat dalam bepergian.Â
Transportasi laut merupakan tulang punggung dalam Nawacita pemerintahan Jokowi -- JK yang mengedepankan pembangunan tol laut dan memajukan kemaritiman di Indonesia. Jokowi mengatakan bahwa sudah saatnya kita berhenti memunggungi laut. Kini saatnya menjadikan laut beranda Indonesia. Jalesveva Jayamahe (di lautan kita jaya).
Penutup
Membumikan gas bumi hingga ke pelosok negeri merupakan salah satu agenda nasional. Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso mengungkapkan bahwa konversi penggunaan BBM menjadi BBG penting untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Semakin massalnya penggunaan gas bumi dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, maka akan semakin mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM. Berdasarkan data BPS (Biro Pusat Statistik) mencatat neraca perdagangan minyak Indonesia masih defisit.
Sedangkan, neraca perdagangan gas pada grafik surplus. Oleh sebab itu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu bersinergi membuat program sosialisasi agar penggunaan gas bumi di Indonesia semakin meningkat dari skala rumah tangga hingga skala industri besar. Semakin banyak masyarakat beralih ke gas bumi, maka Indonesia berdaulat secara energi dan tidak perlu mengimpor lagi. Sebab kedaulatan sebuah negara dapat dilihat dari kedaulatan energi negara tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H