Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bedah Bariatrik: Solusi Penanganan Obesitas

28 April 2017   17:23 Diperbarui: 1 Agustus 2017   07:22 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 metode bedah bariatrik - sumber gambar: medindia.net

Obesitas kini sudah menjadi obyek perbincangan tidak hanya di kalangan perempuan saja, melainkan juga sudah melanda di kalangan laki-laki. Namun, obesitas pada kalangan perempuan lebih berat dialami secara psikologis. Perempuan agak sensitif, jika ada orang yang menanyakan berat badannya dan mereka berusaha menghindari timbangan badan. Masalah obesitas pada perempuan dapat berakibat pada depresi. Banyak kasus perundungan (bullying) terjadi pada perempuan obesitas yang mengakibatkan pada rasa rendah diri berkepanjangan dan berujung pada depresi akut.

Istilahfat shaming (malu terhadap kegemukan) dapat mendera siapa saja. Orang yang menyandang obesitas mengalami dua masalah: pertama, masalah dengan berat badan berlebihan. Kedua, masalah psikologis yang muncul akibat rendah diri. Penyandang obesitas membutuhkan waktu yang lama dan biaya besar yang dikeluarkan untuk menangani obesitas.

Sebuah studi tahun 2012 di Journal of Health Economics memperkirakan biaya perawatan medis untuk obesitas di Amerika Serikat pada tahun 2005 mencapai seratus sembilan puluh miliar dollar, bahkan William Dietz (bagian dari tim di Centers for Disease Control andPrevention) menyatakan obesitas sebagai epidemik. Ungkapan epidemik berdasarkan data bahwa obesitas merupakan penyebab kedua kematian, setelah tembakau yang menempati posisi teratas.

Beragam cara alami dan bedah medis dapat menjadi pilihan dalam mengatasi obesitas. Cara alami mengatasi obesitas kadang terbentur masalah ketekunan menjalani suatu program diet atau olahraga. Penelitian tentang metode penurunan berat badan alami yang dilakukan di Amerika Serikat telah berulang kali menunjuk pada kesimpulan yang sangat mengecewakan - bahwa diet dan olahraga saja, tidak peduli seberapa disiplin individu, sering menemui kegagalan.

Pada artikel di majalah New Yorker dipaparkan tentang sejarah eksperimen bedah medis mengatasi obesitas. Berawal pada tahun 1954, seorang dokter Swedia memutuskan untuk memotong segmen saluran usus anjing. Berdasarkan eksperimen itu, sang dokter berharap bisa membatasi tubuh menyerap kalori. Hewan-hewan tersebut kemudian kehilangan berat badannya. Eksprimen tersebut menjadikan basis penanggulangan obesitas yang dapat diterapkan pada manusia.

Selanjutnya, pada tahun 1956 sepuluh wanita Swedia, yang masing-masing memiliki berat badan setidaknya seratus dua puluh lima pound menyetujui percobaan bypass usus. Semua peserta percobaan telah mencoba cara yang lebih sederhana untuk menurunkan berat badan. Setelah operasi, kesepuluh pasien mengalami penurunan berat badan secara dramatis, tanpa komplikasi serius.

Kini semakin beragam pilihan cara medis ditawarkan untuk mengatasi obesitas seperti pita laparoskopi lambung (menyempitkan leher perut dengan pita), dan sedot lemak. Selain itu, ada alternatif baru untuk mengatasi obesitas melalui operasi bariatrik (tidak menghilangkan jaringan lemak). Bedah bariatrik mengubah perut dan usus sehingga seseorang merasa kenyang lebih cepat, atau menyerap lebih sedikit kalori, atau keduanya. 

Dalam majalah New Yorker diungkapkan data bahwa pada awal tahun sembilan puluhan, kurang dari 20 ribu bedah bariatrik dilakukan di Amerika Serikat setiap tahun. Pada tahun 2000an jumlah yang melakukan bedah bariatrik sekitar dua ratus ribu. Meningkatnya jumlah bedah bariatrik menyampaikan fakta bahwa bedah bariatrik yang dulu dianggap sebagai tindakan berisiko tinggi dan ekstrem telah berubah menjadi standar yang relatif standar, aman, mudah, dan efektif mengatasi obesitas.

Penanganan Obesitas: Operasi Bariatrik di Indonesia

Masalah obesitas dulu lebih didominasi negara yang maju secara ekonomi. Tingkat pendapatan di negara maju akan mengangkat jumlah konsumsi para penduduknya. Jumlah konsumsi terbesar sebagian dialokasikan pada pemenuhan kebutuhan makanan atau minuman. Pendapatan warga yang meningkat, dibarengi dengan jumlah konsumsi makanan dan minuman (khususnya junk / fast food) menyebabkan meningkatnya kasus obesitas pada warga negara-negara maju tersebut. Kini kasus obesitas mulai melanda negara-negara berkembang. Indonesia saat ini masuk 10 besar negara dengan penderita obesitas terbanyak. Sekitar 40 juta orang di Indonesia mengalami obesitas. Menurut data IDF, ada 10 juta kasus diabetes pada tahun 2015.

Kasus obesitas disebabkan oleh pola makan yang gemar mengonsumsi tinggi gula/ karbohidrat. Selain itu, faktor gaya hidup yang jarang berolahraga atau kurang gerak juga menjadi penyebab obesitas. Penyandang obesitas kerap mengalami masalah kesehatan lain seperti gangguan jantung, tekanan darah tinggi, asam urat, dan diabetes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun