Airmata diciptakan Tuhan sepaket dan melekat dalam diri manusia. Airmata adalah penyembuh dan pembasuh untuk jiwa yang dilanda duka. Hak bagi tiap orang untuk menangis dan mengeluarkan airmata tanpa perlu takut dan malu dicap cengeng.
Tak semata sedih, terkadang airmata pun dapat tak sadar menetes kala mengalami keharuan atau mendapat kejutan yang tak terduga yang mampu mengaduk-aduk emosi.
Tak Mudah Menjadi Bintang!
Menjadi terkenal dan diidolakan banyak orang sungguh tak mudah. Mereka takkan memberi celah sedikit pun untuk kegagalan sang idola. Beban untuk selalu memperoleh kesuksesan terkadang bisa membuat sang idola mengalami “kegilaan”. Jika tak memiliki pelarian yang tepat terkadang ia bisa mengakhiri sendiri hidupnya. Bayangan untuk selalu sempurna dan sukses adalah pembunuh yang tak kentara. Kurt Cobain yang selalu ingin tampil sempurna dalam tiap karya dan penampilan panggungnya tak sanggup lagi menerima fakta: senantiasa ada ketidaksempurnaan dalam hidup. Ia mungkin lupa menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik sang pencipta. Ia pun mengakhiri hidup dengan menembak dirinya sendiri.
Setali tiga uang dengan Lionel Messi. Banyak orang mengidolakannya. Mereka menuntutnya untuk selalu tampil sempurna. Mereka lupa menyadari bahwa Messi pun masih manusia biasa, yang terkadang bisa tergelincir dan meleset dari target. Legenda hidup sepak bola Argentina Diego Maradona pun dalam suatu wawancara pernah mengungkapkan bahwa Messi sebaiknya tak perlu pulang ke Argentina jika tak membawa trofi Copa America Centenario 2016. Tak disadari bahwa ungkapan Maradona menimbulkan beban psikologis kepada skuad timnas Argentina, terlebih untuk diri Messi.
Tenggelam dalam Frustasi
“Kalau boleh, saya akan menukar lima gelar pemain terbaik dunia dengan satu gelar bersama Argentina. Akan tetapi, di kamar ganti, saya berpikir, inilah saatnya saya meninggalkan timnas. Sepertinya ini bukan takdir saya. Saya sudah berusaha keras mendapat trofi bersama Argentina. Akan tetapi saya gagal,” ungkap Messi dengan lirih.
Dunia pun tercengang dengan keputusan Messi untuk pensiun dini dari timnas Argentina. Dalam suatu foto di Facebook terdapat seorang balita perempuan yang merasakan kesedihan Messi kala mendapati kenyataan timnas Argentina kembali menelan kekalahan kali kedua dari Chili dalam adu penalti. Balita tersebut mengusap airmata Messi yang menetes, meskipun antara ia dan Messi dipisahkan dengan layar kaca televisinya di rumah. Iya, balita tersebut sedang menonton Messi yang berurai airmata dan ia pun merasakan kesedihan tersebut. Dengan spontan ia mengusap airmata Messi dengan selembar tisu. Sungguh teramat dalam tindakan balita tersebut. Seorang balita pun mengerti arti kesedihan.
Berbeda dengan sebagian orang dewasa, justru cukup banyak yang tak memahami kesedihan Messi. Mereka mencemooh Messi sebagai pecundang. Tak sedikit pula yang menganggap Messi baper (terbawa perasaan) dan terlalu emosional dalam membuat keputusan pensiun dini dari timnas. Maradona yang sempat melontarkan pernyataan untuk tak perlu pulang kepada Messi dan kawan-kawan jika tak membawa trofi Copa America, justru menyayangkan keputusan Messi pensiun dari timnas. “Messi tidak boleh pergi. Dia masih punya peluang untuk meraih gelar juara bersama Argentina. Memang dia sudah menjalani periode yang sulit. Namun, seharusnya itu dijadikan pelajaran ke depannya,” ujar Maradona.
Bang Toyib dan Messi
Tiga kali puasa
Tiga kali lebaran
Abang tak pulang pulang
Sepucuk surat tak datang
Sadar-sadarlah abang ingat anak istrimu
Cepat-cepatlah pulang semua rindukan dirimu