Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meet The Authors

1 April 2013   10:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:55 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi komunikasi sudah sedemikian memudahkan interaksi manusia. Mengidolakan tokoh pada zaman dahulu sulit mengharapkan dapat berjumpa atau bertatap muka. Tokoh idola dapat berasal dari artis, politikus, penyanyi dan penulis. Tokoh idola terasa jauh dijangkau. Kini sudah berubah. Twitter mampu memampatkan ruang, waktu dan batas antara pengagum dan tokoh yang diidolakan.

Pengagum kini sudah dapat mengetahui keseharian dari sang idola dengan menjadi pengikutnya (follower) di Twitter. Keseharian idola dapat terpantau secara sempurna selama dia dapat memiliki akses internet. Keasyikan berkicau di Twitter pun dapat mendapat pengetahuan dari idola yang dikuti, karena mereka cukup sering memberikan kultwit (kuliah Twitter) tentang suatu tema. Apabila yang diikutinya kebanyakan penulis, maka dia akan mendapat pengetahuan tentang serba-serbi dunia kepenulisan.

Akun @deelestari @haqiachmad dan @ikanatassa sedikit contoh akun penulis yang aktif memberikan kultwit. @ikanatassa pernah memberikan kultwit tentang self publishing yang membukakan mata bagi individu yang ingin menerbitkan buku. @deelestari pernah memberikan kultwit tentang kritik sastra untuk menanggapi satu artikel yang kurang proporsional menilai karyanya. Kultwit yang belum lama terjadi adalah dari @haqiachmad tentang pentingnya kontrak tertulis dalam kepenulisan skenario. Kultwit dari contoh akun beberapa penulis tersebut meramaikan perbincangan di Twitter, bahkan sampai mengundang perbincangan lebih serius antara penulis dan para pengikutnya.

Minggu, 31 Maret 2013 saya menghadiri acara #temupenulismuda penerbit Plotpoint di TM Bookstore, Depok. Acara tersebut menghadirkan @haqiachmad dan @veevero. Haqi Achmad sudah menghasilkan naskah FTV dan skenario film seperti Pocong juga Pocong (PJP), Radio Galau FM, Kata Hati dan yang sedang dalam proses syuting adalah Refrain. Skenario film-film tersebut merupakan pengembangan dari  buku dari penulis berbeda. PJP ditulis oleh Arief Muhammad, Refrain oleh Winna Efendi, Kata Hati dan Radio Galau FM oleh Bernard Batubara. Keasyikan Haqi menulis skenario semakin lengkap, ketika tawaran menarik menghampiri untuk menulis buku serial My Life as Video Director, Movie Director, Actor dan Writer. Buku serial My Life As memberikan pengetahuan tentang dunia kreatif yang dapat menjadi pilihan berkarier.

Dalam acara temu penulis tersebut Haqi Achmad memberikan tips-tips dalam berkarya (mencari ide, mengemas dan eksekusi). Selain itu @veevero a.k.a Veronica Latifiane pun memberikan kisah suka duka dalam menerbitkan naskah novel perdananya, Crush. Kedua penulis sama-sama menekankan terhadap pentingnya memulai. Mulai menulis tanpa berpikir bahwa naskah tersebut nanti akan menginspirasi atau best seller. Mereka menyakinkan bahwa tulisan yang sudah dibuat akan mempunyai jalan-jalan masing-masing meraih pembaca.

Acara temu penulis memang masih perlu diadakan di Indonesia yang masih ”mengagung-agungkan” pertemuan tatap muka. Kehadiran penulis secara langsung menemui pembaca dapat makin mengakrabkan. Selain itu, mereka dapat menghapus dahaga pembaca untuk bertanya secara tatap muka sekaligus untuk meminta tanda tangan di buku yang mereka miliki. Komunitas pembaca pun sudah seperti komponen yang melengkapi dari proses perjalanan seorang penulis. Pembaca dapat makin membesarkan seorang penulis atau sebaliknya. Penulis yang mau mendengar masukan atau kritik dari pembaca akan semakin dicinta, karena sebuah karya baru bermakna jika dapat diterima oleh pembaca.

Indahnya menulis adalah Anda tidak harus melakukannya dengan benar saat pertama kali(Robert Cormier)

[caption id="attachment_252233" align="aligncenter" width="493" caption="Haqi Achmad dan Veronica Latifiane sedang berbagi dunia kepenulisan"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun