Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Obat Ganteng Laki-laki

25 September 2014   23:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:31 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="Test Ride Yamaha R25 / (fp. kompasiana)"][/caption] Perjalanan jauh dari kutempuh dari pagi buta. Mandi ala kadarnya. Perut pun tak sempat terisi demi mencapai lokasi Bentara Budaya Jakarta (BBJ) di Palmerah. Menerjang kemacetan dan turun di tengah jalan sambil setengah berlari untuk segera sampai lokasi tersebut. Tepat pukul 06.30 saya tiba di lokasi pemberangkatan (titik temu) yang ditentukan oleh panitia Kompasiana Nangkring dengan Yamaha YZF - R25. Belum begitu banyak yang hadir saat saya tiba di lokasi, mungkin baru sekitar 5 Kompasianer yang duduk menunggu di pelataran BBJ. Panitia dari Kompasiana dengan ramah melayani Kompasianer yang melakukan registrasi ulang dan menyerahkan surat pernyataan.

Pukul 7.00 bis mengantarkan kami menuju lokasi Kompasiana Nangkring dengan Yamaha YZF - R25 di Flavor Bliss, Alam Sutera, Serpong. Perjalanan yang lancar dan kenyamanan fasilitas bis mampu menghangatkan suasana antar Kompasianer. Teman sebangku saya, Mochamad Syafei ternyata berasal dari satu almamater IKIP Jakarta (Universitas Negeri Jakarta). Melihat 20 Kompasianer yang lolos menjadi peserta Kompasiana Nangkring dengan Yamaha YZF - R25 rata-rata saya sudah mengakrabi dan membaca tulisan-tulisan yang mereka buat seperti Zulfikar Akbar, Dzulfikar, Harja Saputra, dan Rahab Ganendra. Sebagai “anak bawang” saya bangga dapat langsung berjumpa mereka, karena selama ini hanya membaca artikel-artikelnya di Kompasiana. Inilah kali pertama saya mengikuti acara Kompasiana Nangkring. Acara Kompasiana Nangkring ini cukup berat, karena Kompasianer wajib menyertakan tulisan, mengapa ia layak menjadi bagian dari acara tersebut. Puji Tuhan, nama saya termasuk yang lolos seleksi oleh pihak Kompasiana dan Yamaha Indonesia.

1411635556917732533
1411635556917732533
14116354201932801396
14116354201932801396

Sudah lama saya mengidolakan Valentino Rossi. Dari kelas 125 cc, 250 cc, 500 cc hingga MotoGP. Awal kepindahan Rossi ke Yamaha merupakan ajang pembuktian bahwa ia bisa juara dunia dengan beragam merek motor. Semenjak Rossi mampu meraih juara dunia MotoGP dengan Yamaha, ada ungkapan bikes love you (Rossi). Yamaha dan Rossi bagai sinergi yang dahsyat. Perlahan tapi pasti, penjualan motor Yamaha merangkak naik. Brand image Yamaha sebagai motor yang kencang dan meraih titel juara dunia membuat konsumen Indonesia langsung jatuh hati. Berdasarkan hasil survei masyarakat Indonesia antusias dan tertarik dengan MotoGP. Penyebaran virus MotoGP di tanah air tidak terlepas dari gencarnya aktivitas pemasaran Yamaha Indonesia. Di tangan Yamaha Indonesia, legenda hidup Valentino Rossi dikemas sedemikian rupa hingga dapat mendongkrak brand awareness konsumen. Rossi didatangkan ke tanah air dan hadir langsung menyapa publik Indonesia. Belakangan Rossi dan Jorge Lorenzo menjadi bintang iklan Yamalube dan varian motor Yamaha. Kalimat Rossi dalam iklan, “Saya pilih Yamaha.”

Sedangkan duet Rossi dan Lorenzo berujar, “Yamaha motornya, Yamalube olinya.” Berkat Rossi dan Lorenzo, Yamaha Indonesia pun mengeluarkan varian biru MotoGP untuk semua produk motor Yamaha.

14116352871122645597
14116352871122645597

Pucuk dicinta ulam pun tiba, keinginan untuk menunggangi motor besar Yamaha pun terwujud. “Yamaha memilih saya,” ujarku dalam hati saat menerima email pemberitahuan dari Kompasiana. Sesampai di Flavor Bliss, Alam Sutera, Serpong adrenalin mulai meningkat saat melihat jajaran motor besar Yamaha dari Yamaha YZF - R6, YZF - R25, dan skuter besar Yamaha T-Max. Tak sabar rasanya mengeber dan menunggangi langsung Yamaha YZF-R25. Sebelum test ride, 20 Kompasianer menerima beberapa penjelasan tentang motor Yamaha YZF -R25 dari Asisten Manajer Umum Yamaha Indonesia, Mohammad Masykur dan Service Division, Andri serta dipandu oleh Doni dari Kompas Otomotif. Pak Masykur menjelaskan bahwa Yamaha YZF - R25 diproduksi untuk pasar global. Di Amerika Serikat motor berkapasitas 250cc sedang naik tren sebagai tunggangan untuk sehari-hari. Untuk pasar Indonesia Yamaha YZF - R25 sudah menyesuaikan dengan kondisi cuaca yang hanya dua jenis, kemacetan lalu lintas dan ketidakmerataan bahan bakar beroktan tinggi di beberapa wilayah Indonesia.

14116351151273590339
14116351151273590339

Yamaha YZF - R25 mewarisi DNA balap Yamaha yang ditegaskan oleh Pak Andri dari service division. Dengan slogan superbike for everyday Yamaha YZF - R25 yang diciptakan dengan segenap pengetahuan dan pengalaman para mekanik Yamaha yang telah teruji dan terakumulasi selama puluhan tahun di dunia balap internasional. Everything is the detail, the detail is everything betul-betul dilaksanakan oleh Pak Andri. Ia mengupas tuntas spesifikasi Yamaha YZF - R25 seperti desain speedometer yang multifungsi, dilengkapi shift gear lamp indicator yang dapat membantu pengendaranya untuk melakukan perpindahan gigi pada RPM yang tepat agar meraih tenaga yang maksimal, dilengkapi dengan lampu belakang yang modern dan sporty dan pertama di kelasnya, dudukan jok dari Yamaha YZF - R25 yang anti slip semakin mendukung performa mengendarainya, lampu depan agresif (dual predator head light) dengan sudut angle yang unik, menghasilkan pencahayaan yang lebih terang dan bagai predator yang siap memangsa, suspensi belakang monocross twin-tube menghasilkan pengendalian yang mantap dan stabil saat menikung pada akselerasi tinggi. Di pasaran Yamaha YZF - R25 dengan tiga varian warna: Racing Blue, Diablo Red, dan Predator Black.

Setelah makan siang mak nyus dengan menu soto Betawi yang mengugah selera di Warung Si Doel, saya mengira akan langsung ke lokasi untuk test ride. Hasratku tertunda untuk langsung menunggangi Yamaha YZF - R25, karena ternyata masih ada satu sesi mengenai safety riding dari Yamaha Riding Academy (YRA). Pemaparan yang amat informatif, karena sebagai pengendara dapat mengetahui cara berkendara yang aman. Selain itu, YRA pun memiliki program YRA goes to school yang langsung menjemput bola untuk mengedukasi anak-anak tentang kesadaran berkendara yang aman dan nyaman. Saat yang dinanti pun tiba. Setelah sesi dari YRA berakhir. Kompasianer bergegas turun untuk langsung test ride. Untuk menghindari antrian saya menuju lokasi pengetesan Yamaha YZF - R25 di Dyno. Awalnya saya ragu-ragu untuk menunggangi R25 dalam keadaan tidak berjalan, namun Pak Andri dari Service Division menyemangati saya untuk segera mencoba. Setelah mendapat penjelasan singkat dari teknisi Yamaha, maka tanpa ragu saya langsung menunggangi Yamaha YZF - R25 dengan percaya diri serta menggeber hingga sampai tingkat kecepatan maksimum (gigi enam). Selama menggeber Yamaha YZF - R25 dalam keadaan statis saya membayangkan betapa gagah tunggangan ini, suara mesinnya menggetarkan kalbu dan meningkatkan secara drastis kegantengan wajah.

Selama ini kaum laki-laki menganggap sisir sebagai obat ganteng. Pada acara Kompasiana Nangkring dengan Yamaha YZF - R25 anggapan tersebut berhasil ditepiskan, karena kegagahan dan kegantengan laki-laki meningkat secara maksimal dengan menunggangi Yamaha YZF - R25. Ketika difoto pun saya bukan lagi merasa photogenic semata, namun motorgenic. Kegantengan yang meningkat bersumber dari motor yang ditunggangi. Strategiku berhasil untuk tidak langsung antri test ride, karena saat saya test ride rata-rata Kompasianer dan rekan-rekan komunitas motor sudah usai mencoba Yamaha YZF - R25. Jaket, helm, pelindung siku, pelindung dengkul, dan sarung tangan perlengkapan wajib yang harus dikenakan tiap pengendara. Perlengkapan standar keselamatan tersebut menjadikan diriku semakin PD (percaya diri) untuk segera melakukan test ride Yamaha YZF - R25. Kegagahan motor Yamaha YZF - R25 yang sudah kurasakan saat di Dyno langsung terasa pas untuk kali pertama menungganginya. Bagai Rossi segera kulakukan komunikasi batin dengan Yamaha YZF - R25. Pada tarikan gas pertama Yamaha YZF - R25 melaju stabil dan memanjakan pengendara saat digeber di trek lurus serta tikungan. Meski mandi ala kadarnya, saat menunggangi Yamaha YZF – R25 dalam tiga kali putaran saya bagai menelan obat yang meningkatkan kegantengan secara maksimal. Jika hendak menjadi pusat perhatian, khususnya lawan jenis, Yamaha YZF – R25 patut dipertimbangkan untuk menjadi pilihan tunggangan sehari-hari. Mau? Silahkan kunjungi dealer Yamaha terdekat di kota anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun