Kenangan masa lalu yang paling membekas di sebagian anak kecil adalah saat diajak orangtua pergi ke pasar. Tempat yang berbeda jauh dari rumah dalam hal keramaian, terdapatnya beragam promosi, dan beragam obyek yang menarik mata. Di pasar terjadi beragam kisah kehidupan. Dalam pasar rakyat tersaji interaksi berulangkali antara penjual dan pembeli. Interaksi berulangkali tersebut menimbulkan kedekatan “emosional” antara mereka sehingga proses tawar-menawar yang bermula alot dan sengit, lambat laun berubah menjadi tahu sama tahu. Asalkan tak menderita kerugian biasanya penjual akan melepas barang yang ditawar pelanggan tersebut.
Hubungan emosional yang berubah menjadi hubungan tahu sama tahu. Pembeli yang menawar pun tak akan menawar terlalu rendah terhadap barang yang diinginkan, karena ia tak menginginkan penjual langganannya menderita rugi. Hubungan sosial dan personal seperti contoh tersebut identik dengan situasi keseharian pasar rakyat.
Terkadang saya pun mengalami, jika lama tak berbelanja di suatu lapak atau toko dalam pasar rakyat, maka si penjual menanyakan kabar saya terlebih dahulu dan menanyakan mengapa lama sekali tak berbelanja. Kedekatan antara penjual dan pembeli lebih terasa karena interaksi mereka yang berulang-ulang dan mendalam.
(1)
Pasar Sinpasa: Contoh Menarik
Sejak tahun 2009 saya bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Tangerang. Bekerja di daerah Gading Serpong. Di wilayah ini ada dua pengembang yang menggerakkan daerah Gading Serpong menjadi incaran banyak pencari hunian dan investor, yaitu: Summarecon dan Paramount. Dua pengembang tersebut tak hanya menyediakan hunian saja, namun juga melengkapi perumahan yang dikembangkan dengan beragam fasilitas pendukung. Gading Serpong layaknya kota mandiri, karena dari lahir hingga menutup usia segala fasilitas yang diperlukan dalam kehidupan tersedia. Rumah sakit, sekolah, hotel, mal, restoran, café, rumah makan, sentra kuliner, pasar rakyat dan pemakaman tersedia di kawasan Gading Serpong.
Satu lokasi yang menarik bagi saya di kawasan Gading Serpong adalah Pasar Sinpasa. Di dalam pasar yang mengusung kata modern ini semua tertata demikian rapi. Keteraturan Pasar Sinpasa mengundang banyak pembeli berbelanja beragam kebutuhan. Sentra pedagang daging (daging sapi, ayam broiler, ayam kampung, ayam jantan) dan sayuran sangat memperhatikan kebersihan di area lapaknya. Pujian terhadap Pasar Sinpasa pernah terlontar langsung dari Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan di era Presiden SBY.
Beliau mengungkapkan bahwa Pasar Sinpasa dapat menjadi model dalam pengelolaan pasar-pasar rakyat di seluruh Indonesia. Pujian tersebut terlontar, setelah Gita Wirjawan mengunjungi langsung Pasar Sinpasa, Gading Serpong. Keindahan sangat terintegrasi di dalam Pasar Sinpasa, Gading Serpong juga terdapat area jajanan kuliner. Ide kreatif yang mengintegrasikan bahwa di dalam pasar bukan hanya menyediakan lapak-lapak kebutuhan pembeli semata, melainkan juga memperhatikan kondisi perut konsumen yang biasanya lapar dan haus selama berkeliling mencari dan membeli kebutuhannya dengan menyediakan sentra kuliner, seperti Warung Depot Nusantara di Blok K 156, Pasar Sinpasa.
Kebersihan yang terjaga di dalam pasar dan tersedianya sentra kuliner di dalam Pasar Sinpasa mampu membuat konsumen menjadi loyal berbelanja. Pengakuan salah seorang pedagang ayam yang tak mau disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa omset di pasar ini lumayan baik. Ia berujar bahwa omset setiap hari berkisar 3 juta hingga 5 Juta Rupiah. Kenyamanan, kebersihan, dan kerapihan yang terdapat di Pasar Modern Sinpasa memang sesuai dengan filosofi digaungkan oleh pengembang Summarecon. Kebetulan lokasi pasar Sinpasa bersebelahan dengan Summarecon Mal Serpong. Manajemen Pasar Sinpasa dan Summarecon Mal Serpong bernaung dalam satu manajemen.
Contoh menarik pengelolaan Pasar Sinpasa yang baru saja dipaparkan dapat dijadikan contoh dalam pengembangan pasar-pasar rakyat di Indonesia. Pasar yang memiliki luas tanah 3,500 m2 dengan 291 penyewa, jumlah lapak 132 dan kios 147. Pasar yang beroperasi sejak September 2004 memiliki waktu operasional dari pukul 06.00 – 18.00 WIB.
(2)
Revitalisasi Pasar Rakyat
Mengundang pembeli datang berulang kali ke suatu pasar. Mudah terjadi, apabila pasar bukan hanya menyediakan beragam kebutuhan konsumen, melainkan juga menjaga suasana kebersihan, kerapihan dan keteraturan pasar. Kebersihan, kerapihan dan keteraturan pasar akan mendatangkan kenyamanan. Kenyamanan tersebut akan mendatangkan konsumen dengan sendirinya. Situasi nyaman akan membuat konsumen betah berlama-lama melakukan transaksi di pasar.
Revitalisasi pasar rakyat yang dilakukan Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI sepanjang 2011–2013 telah merevitalisasi 461 unit pasar rakyat dengan anggaran Rp 1,9 triliun. Revitalisasi pasar-pasar tersebut itu berdampak signifikan. Kunjungan konsumen meningkat sehingga omzet pedagang meningkat 70 persen. Data-data tersebut diungkapkan oleh Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Perdagangan di era Presiden SBY. Beliau mengungkapkan bahwa di antara 461 unit pasar yang direvitalisasi, 53 unit merupakan pasar percontohan dan 408 unit lainnya adalah pasar non percontohan melalui dana tugas pembantuan Rp 1,9 triliun.
Berdasarkan data menarik tersebut menunjukkan fakta bahwa program revitalisasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan pedagang yang mayoritas mikro, kecil, dan menengah yang terdapat di pasar rakyat.
Pasar rakyat sejatinya dekat dengan denyut nadi kehidupan masyarakat. Dari contoh kota di Indonesia, masyarakat lebih cepat tahu, jika menyebut Pasar Klewer, Pasar Sukowati, Pasar Gembrong, Pasar Tanah Abang, Pasar Blok A, Pasar Baru, dan Pasar Blok M. Masih banyak contoh nama suatu tempat yang justru berkat adanya pasar di daerah tersebut mengerek kebekenannya. Revitalisasi pasar-pasar rakyat yang sesuai dengan karakter wilayah di mana pasar itu berada akan memanggil kembali konsumen yang selama ini menurunkan kunjungan ke pasar rakyat. Masyarakat Indonesia yang sebagian besar tinggal di pedesaan cenderung lebih memilih pasar rakyat dalam berbelanja memenuhi kebutuhan sehari-hari. Harga yang relatif terjangkau dan kedekatan personal antara penjual dan pembeli menjadi keunggulan pasar rakyat.
Pengelolaan pasar rakyat dengan manajemen modern dan revitalisasi pasar rakyat perlu menjadi prioritas bagi pemkot dan pemda agar pasar-pasar rakyat yang ada di wilayahnya dapat mendorong percepatan pembangunan di daerah. Pertumbuhan ekonomi di daerah akan memperkuat sektor perdagangan dan meningkatkan daya saing pasar domestik. Sudah tak zaman lagi memperdebatkan antara pasar rakyat dengan pasar modern. Pasar Sinpasa, Gading Serpong, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang dapat dijadikan contoh menarik, karena dapat berdampingan dan saling mendukung satu sama lain dengan Summarecon Mal Serpong dalam memanjakan konsumen.
Sumber pendukung: http://www.jawapos.com/baca/artikel/6727/Omzet-Pasar-Tradisional-Meningkat
[caption id="attachment_384021" align="aligncenter" width="300" caption="Tampak depan Pasar Sinpasa (foto dokpri)"][/caption]
[caption id="attachment_384022" align="aligncenter" width="300" caption="Gita Wirjawan meninjau Pasar Sinpasa (sumber foto: www.kemendag.go.id)"]
[caption id="attachment_384030" align="aligncenter" width="300" caption="jejeran toko di Pasar Sinpasa (foto dokpri)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H