Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cacing & Bisnis Masa Depan

24 Desember 2014   21:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:32 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pensiun di sebagian kalangan bagai masuk ke dalam lorong gelap, karena saat itu seseorang sudah masuk ke dalam purna karya. Ragam kesibukan saat aktif berkarya mendadak sirna tanpa sisa. Ada beberapa kisah yang saya saksikan terhadap rekan ibu atau ayah tercinta saat memasuki pensiun langsung kolaps. Segala penyakit yang dulu tak terdeteksi atau belum menjalar, langsung menimbulkan komplikasi.

Sebagian besar rekan kerja ibu / ayah tak sempat lama menikmati masa pensiun. Paling lama sekitar 2-3 tahun, karena sebagian besar menutup usia tak lama setelah masa purnabakti. Mereka akibat tidak mempersiapkan pensiun dengan baik, langsung syok terhadap keadaan yang tanpa kesibukan. Pemurung, mudah marah dan mengalami post power syndrome yang biasa menghinggapi kaum pensiunan. Mudah emosi cenderung menyebabkan naiknya darah tinggi. Tensi yang meningkat akan menyebabkan gangguan jantung dan tekanan darah tinggi yang dapat mengakibatkan stroke.

(1)
Usaha Berbasis Rumah Tangga

Adik ipar dan saya meskipun kini masih aktif bekerja sudah merancang kegiatan / usaha yang dapat dijalankan saat masa purnabakti sudah tiba. Pernah ia mencoba membudidayakan lobster air tawar, namun belum menuai sukses. Kami sering mencari beragam informasi peluang usaha berbasis budidaya. Hingga berujung pada bulan September 2014, kami mengikuti pelatihan budidaya cacing. Awal ketertarikan tentang budidaya cacing, ketika kami menyaksikan acara Kick Andy yang mengupas budidaya cacing lumbricus. Budidaya cacing yang tak sengaja dilakukan oleh Pak Adam di Kota Malang, Jawa Timur.

Adam merupakan pelopor peternak cacing jenis lumbricus di Kota Malang. Kini ia memiliki 600 meter persegi kandang cacing. Dari luas kandang tersebut, ia mampu memproduksi cacing sebanyak 3-4 ton per bulan. Di pasaran harga jual cacing berkisar Rp 50.000 per kilogram.

Mengapa kami memilih budidaya cacing? Sebagai langkah awal beternak cacing tak memerlukan modal besar. Kami sudah memulai di pekarangan rumah, setelah mengikuti pelatihan beternak cacing. Pakan cacing pun sebagian besar merupakan sisa limbah rumah tangga seperti sisa sayuran, kulit buah-buahan, ampas kelapa dan sisa makanan. Beternak cacing amat dekat dengan perilaku hidup hijau dan berkelanjutan. CACING bukan sekadar bisnis. Cacing itu kehidupan. Cacing meski relatif tidak kelihatan di mata manusia, tetapi selalu setia menjaga alam.

(2)
Share My Dream with Indosat

Dengan fasilitas unlimited internet Indosat kami ingin membuat situs yang menampilkan usaha budidaya cacing. Kami berusaha membuat situs tersebut menjadi etalase hasil budidaya cacing yang dilakukan sehingga 24 jam konsumen dapat menuliskan pesan atau memesan cacing. Usaha budidaya cacing yang sedang kami rintis masih berskala rumahan atau keluarga, namun dengan fasilitas unlimited internet Indosat budidaya cacing kami tersebut akan mudah menjangkau khalayak yang lebih luas melalui situs di internet.

[caption id="attachment_385622" align="aligncenter" width="300" caption="Kolam Cacing Samping Rumah (foto dokpri)"][/caption]

[caption id="attachment_385624" align="aligncenter" width="300" caption="Cacing & telur-telurnya (foto dokpri)"]

14194059361775808106
14194059361775808106
[/caption]

[caption id="attachment_385626" align="aligncenter" width="300" caption="Hasil kembangbiak cacing (foto dokpri)"]

1419406017953004184
1419406017953004184
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun