Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gaya Hidup Sehat

25 Desember 2014   07:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:29 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebersihan adalah sebagian dari iman. Ungkapan tersebut sering didengungkan dalam rangka menggerakkan suatu komunitas untuk berperilaku hidup bersih. Di sekolah tempat saya berkarya, kebersihan selalu didengungkan dalam beragam kesempatan. Dari hal yang sering dilakukan seperti pemeriksaan kuku, kebersihan pakaian dan kelengkapan seragam. Kebersihan tubuh tiap siswa biasa tercermin dari yang tampak.

Rambut siswa yang panjang dan jarang keramas tentu akan menimbulkan kesan bahwa ia enggan merawat kebersihan tubuh. Jika ia masuk dalam kelas dan beraktivitas, lalu ada guru yang menginstrusikan untuk membentuk kelompok, maka teman-temannya sebisa mungkin menghindari satu kelompok dengannya.

You are, what you look. Orang akan melabeli seseorang dari apa yang tampak. Meski terkadang apa yang tampak tak seratus persen mencerminkan siswi/ siswa memandang kebersihan tubuhnya sendiri. Penampilan yang asal-asalan menunjukkan kepribadian yang asal-asalan, ujar Lex de Praxis (pemerhati gaya hidup).
(1)
Edukasi Hidup Sehat

Indera penciuman manusia cukup peka dengan keadaan sekeliling. Aroma dan beragam wewangian dekat dengan kehidupan manusia. Seseorang mampu mengingat aroma khas dari orang yang dikasihi, meskipun orang tersebut telah pergi berbeda dunia. Hellen Keller mengungkapkan bahwa aroma adalah sihir ampuh yang membuat seseorang mampu menyeberangi beribu kilometer atau membawanya ke masa lampau.

Lingkungan sekolah merupakan tempat di mana para siswa menghabiskan sebagian besar waktunya. Dari pukul 07.00 hingga 14.50 mereka melakukan aktivitas di sekolah, bahkan saat ada jadwal ekskul mereka sampai pukul 17.00 di sekolah. Durasi panjang yang mereka habiskan di sekolah akan lebih efektif, jika lingkungan sekolah rapi dan bersih. Lingkungan sekolah yang berantakan, kacau dan kotor akan mempengaruhi tingkat konsentrasi para siswa dalam beraktivitas. Lingkungan sekolah yang tak mendukung akan menurunkan pencapaian mereka dalam hal akademik, sosial dan kegiatan ekstrakurikuler.

Penulis biasa mengedukasi para siswa melalui kelompok kecil dalam kelas. Mereka berkelompok untuk membahas suatu kasus kesehatan yang dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. Biasanya mereka membahas kasus tersebut melalui laptop yang dibawa minimal satu per kelompok.

Penulis bertindak sebagai fasilitator dalam pembahasan studi kasus tersebut. Para siswa akan membahas kasus tersebut dalam kelompok. Terkadang terjadi perdebatan antar mereka. Kadang mereka saling bergantian mengemukakan pendapat atau saran terhadap kasus yang sedang dibahas. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan di depan kelas untuk mendapat tanggapan dari teman-teman yang berbeda kelompok.

Mengedukasi tema kesehatan melalui diskusi teman sebaya dirasa lebih efektif, karena para siswa lebih dapat mengetahui hal-hal yang langsung dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Satu tema yang sedang berjalan di sekolah kami dari hasil kristalisasi beragam kelompok adalah membudayakan gaya hidup sehat, khususnya menjaga toilet yang higienis.

(2)
Gaya Hidup Sehat: Toilet yang Higienis

[caption id="attachment_385832" align="aligncenter" width="300" caption="diskusi kelompok tema kesehatan (foto dokpri)"][/caption]

[caption id="attachment_385834" align="aligncenter" width="300" caption="Dalam toilet sekolah (foto: www.pahoa.or.id)"]

14194408421980458298
14194408421980458298
[/caption]

Bau sering dijadikan respons awal terhadap suatu stimulus. Tiap orang memiliki beragam interpretasi terhadap suatu bau. Bau yang tercium akan melibatkan otak dalam memberikan tanggapan. Ketika bau bumbu nasi goreng dalam wajan tercium, maka segera terbayang nasi goreng lezat dalam piring bertabur kerupuk. Sebaliknya, bau dari toilet identik dengan bau pesing dan bau-bau yang tak enak sama sekali, apabila tercium hidung.

Sekolah kami amat peduli dengan kebersihan toilet. Awalnya program ini belum mendapat dukungan maksimal dari para siswa. Mereka sering abai untuk menjaga kebersihan toilet. Padahal toilet memegang peran vital dalam mendukung keberhasilan beragam kegiatan di sekolah. Bayangkan andai toilet kotor dan kumuh, para siswa akan berusaha keras untuk tidak buang air besar di toilet tersebut. Jika toilet kotor dan kumuh, berapa banyak dari mereka yang rela menahan untuk tidak buang air kecil. Kebiasaan menahan buang air kecil tentu akan berakibat kencing batu. Sebaliknya, kebiasaan menahan buang air besar akan menimbulkan gas-gas yang mencemari lingkungan sekolah.

Menjaga kebersihan toilet di sekolah kami dilakukan dengan melibatkan banyak pihak. Kepala sekolah menekankan hal tersebut dalam briefing kepada seluruh guru. Hal yang disampaikan oleh kepsek sudah diketahui oleh pihak yayasan. Satu kata antara pihak yayasan dan kepsek dalam menjaga kebersihan toilet. Para guru lalu menyampaikan tentang pentingnya menjaga kebersihan toilet dalam perwalian. Di sekolah kami terdapat tiga tempat sampah dalam toilet. 1 tempat sampah untuk sampah kering, 1 tempat sampah untuk sampah basah dan 1 tempat sampah khusus sampah sisa pembalut. Ketiga tempat sampah tersebut untuk mendidik para siswa agar mau menjaga kebersihan toilet dengan memilah sampah, sebelum membuang ke tempat sampah. Program toilet yang higienis di sekolah kami masih terus berlangsung, karena membudayakan gaya hidup sehat adalah suatu proses berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun