Menggelayut lekat di sudut-sudut rongga.
Menempel rapat pada dinding-dinding goa.
Berlarian menimbulkan gaduh yang menggema.
Menari berkeliling lorong, memenuhi tiap sudut dengan suara.
Menghipnotis kata, menenggelamkan logika.
Terbuai oleh visualisasi yang begitu hidup.
Bahkan lebih hidup dari kenyataan.
Bunyi percik air dan kasak-kusuk sekitar tak sanggup menginterupsi.
Tergoda oleh imaji, nyaris tak tersentuh realita.
Menggelembung besar dalam balon yang disebut mimpi.
Begitu hidup dalam mimpi, tapi mati dalam hidup.
Terbias cahaya menyakitkan bernama realita.
Ya, dia terus berkeliling, meninggalkan jejak untuk dikenang.
Nama, dia punya satu.
Bayangan. Ya, hanya itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H