Lima hari sudah berlalu dan aku selalu kehilangan Layla di sepertiga malam terakhir. Karena dia bersembunyi dibalik waktu. Sementara aku masih terlena dengan nafsu perutku.
Temukan aku dengan puasamu, bisiknya padaku. Bagaimana aku memahami ini sebagai pertanda benang hitam dan putih hingga sempurnanya malam?
Aku berhenti di fajar kedua. Tapi senja memerah apakah pertanda sempurnanya malam? Apakah ada kata maaf jika saat itu aku tergesa melepaskan nafsuku? Aku hanya ingin bertemu dengan Layla meski harus di penghujung waktu.
Tuhan, tenggelamkan aku dalam rahmat-Mu ....
Solo.26.03.23
Masbom
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H