"Terus ke mana nama Karyo Dimejo yang telah bapak berikan padamu? Kamu ganti?" tanya bapaknya waktu itu. Karl Meoj  mengangguk.Â
"Aku malu dengan nama itu."
"Kamu merasa malu karena kamu tinggal di kota dengan fasilitas kehidupan yang lebih modern. Kamu jangan silau oleh semua itu. Sehingga nafsu akan mengalahkan rasa syukurmu," nasihat bapaknya.
"Kendalikan nafsumu, agar kamu tidak mudah terjebak dalam kenikmatan semu di dunia ini. Dengan begitu, bapak berharap kamu akan mendapat keselamatan di hari akhir dan bahagia di kehidupan langgengmu," lanjut bapaknya.
Kedua mata Karl Meoj terasa panas. Kemudian meneteslah butir-butir air matanya sebagai tanda penyesalan atas semua yang telah dia lakukan selama ini. Dan dia mulai menyadari siapa dirinya. Lantas bagaimana cara untuk mengendalikan nafsunya?
Sebagai orang Jawa, Karl Meoj kembali teringat nasihat pepatah leluhur yang sering diucapkan bapaknya. Pepatah luhur yang ditulis olah KGPAA Sri Mangkunegara IV dalam Serat Wedhatama, yaitu ngelmu iku kalakone kanthi laku. Artinya, ilmu itu baru bermanfaat atau ada manfaatnya bila telah dilaksanakan. Karl Meoj pun berusaha mengingat semua nasihat bapaknya.
Ada sebuah laku tirakat untuk mengendalikan hawa nafsu seseorang. Yaitu olah batin, olah rasa, dan olah jiwa. Semua itu bisa dilaksanakan dengan laku cegah dhahar lawan guling. Maknanya adalah mengurangi makan dan minum serta meninggalkan kesenangan atau kenikmatan di tempat tidur.
Dalam bahasa agama di sebut dengan istilah puasa. Dengan puasa yang benar sesuai tuntunan, seseorang akan mempunyai kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsunya. Mampu meredupkan pandangan mata kepala dan mata hatinya terhadap gemerlapnya kehidupan dunia. Sehingga akan terjaga dari perbuatan sia-sia dan maksiat.
Dalam arti, seseorang menjadi semakin baik dalam sifat dan karakter pribadinya serta semakin jernih hati dan pikirannya. Hati-hati dalam bertindak dan bijaksana dalam bersikap.
Karl Meoj pun teringat pesan terakhir ayahnya untuk menjadikan dunianya dengan baik sebagai alat untuk menemukan cahaya terang menuju kebahagiaan yang sebenarnya. Yaitu kampung akhirat, sebuah kehidupan langgeng setelah pertanggungan jawab di hari akhir.
Solo.29.05.21