Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ran (Arwah Penasaran)

16 September 2019   21:10 Diperbarui: 16 September 2019   21:44 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay.com ; design by me (story art)

"Aku akan menuntunmu," bisik suara itu lagi. Dan Aku merasakan ada sesuatu yang memegang pinggangku. Arwah Ran ikut membonceng di belakang sepeda onthel tua Mbah Kakung. Sepanjang perjalanan banyak pasang mata memperhatikan Aku dengan sepeda tua Mbah Kakung dan seorang gadis Jepang berkimono yang duduk di belakangku.

Matahari telah condong ke barat ketika Aku tiba di sebuah tempat seperti yang diinginkan oleh Ran. Tetapi keadaan di sana sudah berubah. Padang ilalang itu hanya terlihat seperti sebuah pekarangan saja karena sudah banyak didirikan rumah-rumah penduduk. Dan pohon tua itu tinggal pangkal batangnya saja yang masih tersisa.

"Di mana aku harus mengubur boneka ini?" tanyaku dalam hati.

Langit merah telah menampakkan warnanya di ufuk barat. Semilir angin pun berhembus pelan. Daun-daun berjatuhan dan udara dingin menyelimuti tempat di sekitar pangkal batang pohon tua besar itu.

Tiba-tiba suasana berubah. Keadaan sekelilingku terasa berputar cepat. Dan waktu seolah-olah bergerak mundur beberapa puluh tahun yang lalu. Aku terkejut ketika mendapati diriku sudah berada di bawah pohon besar dan rindang di tepi sebuah padang ilalang yang sangat luas.

"Kubur boneka itu di situ ...."

Terdengar suara berbisik di telingaku. Aku menurunkan tas ranselku dan mengambil sebuah pacul kecil yang Aku bawa dari gudang tua tadi. Aku segera menggali tanah dan menyelesaikan pekerjaanku.

Kini boneka gadis Jepang berkimono itu sudah dikembalikan dan dikubur di bawah pohon besar di sana tanpa seorang pun yang mengetahuinya. Tiba-tiba Aku melihat sekelebat bayangan seorang gadis Jepang berkimono muncul dari balik pohon besar itu. Dia tertawa riang sambil berlari-lari kecil ke tengah padang ilalang.

"Ran, semoga kamu bisa bertemu Mbah Kakung."

"Aku akan menemui Mbah Kakungmu ...." Terdengar suara  menggema.

Ran melambaikan tangannya padaku. perlahan-lahan tubuh gadis Jepang berkimono itu  memudar dan menghilang bagai di telan bumi ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun