Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ramadan dan Hati yang Terbelenggu

30 Mei 2019   14:54 Diperbarui: 30 Mei 2019   14:59 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika langit merah menghiasi cakrawala di ufuk barat 

Terdengar suara adzan pertanda rinduku

Seteguk air teh hangat cukup sudah menghapus dahagaku seharian

Itu dulu sebelum gema takbir hari raya berkumandang

Sekarang semua seakan tidak terkendali ketika nafsuku telah menghapus jejak-jejak kemuliaannya

Ramadhan datang dengan kemuliaan

Namun ujian dan cobaan yang dia berikan

Terasa biasa saja dan tak ada yang istimewa saat menyambutnya 

Meskipun dia menjanjikan kemenangan besar dan kekalahan nafsu

Karena kesibukanku dan aku yang merasa sombong

Di hari-hari terakhir pertempuran 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun