Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memaknai Kembali Tradisi Padusan

5 Mei 2019   12:19 Diperbarui: 5 Mei 2019   23:54 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padusan adalah sebuah tradisi turun-temurun yang masih dilestarikan hingga sekarang oleh masyarakat Jawa untuk menyambut datangnya Bulan Ramadhan. Padusan dari kata adus yang berarti mandi. Mandi dengan mengguyurkan air ke seluruh tubuh untuk membersihkan kotoran-kotoran yang melekat. Diharapkan kita benar-benar bersih lahir maupun batin untuk menunaikan ibadah puasa pada keesokan harinya.

Padusan sebenarnya merupakan sebuah tradisi yang sakral dan bersifat pribadi. Karena mandi sejatinya dilakukan di tempat tertutup dan tidak terlihat oleh siapapun. Tetapi sekarang sudah terjadi pergeseran makna dari kata 'padusan' itu sendiri.

Padusan hanya menjadi kebiasaan mandi di kolam renang atau tempat rekreasi menjelang Ramadhan. Dengan bercampurnya sekian banyak laki-laki dan perempuan di tempat terbuka yang sangat tidak memungkinkan untuk menahan syahwat pandangan.

Apa yang diharapkan dari kebersihan batin akan ternoda sehingga kita mengawali puasa dengan perbuatan yang sia-sia. Dan tradisi padusan pun akan kehilangan makna yang sebenarnya.

Menyikapi hal itu penulis mencoba keluar dari kebiasaan atau tradisi menjelang Ramadhan ini. Karena memang padusan ini tidak disyariatkan atau tidak dituntunkan baik pada zaman Rasululloh maupun zaman sahabat-sahabat nabi dan setelahnya.


Memaknai kembali padusan, bukan padusan di kolam renang atau tempat rekreasi pada umumnya. Tapi padusan di "telaga kasih sayang" kedua orang tua ... pulang kampung, mudik sebelum mudik di Hari Raya.

Pulang kampung di sini tidak mesti diartikan dengan perjalanan ke luar kota. Tetapi pulang kampung dengan kembali kepada orang tua meskipun itu masih dalam satu kota atau bahkan masih satu rumah.

Kembalilah kepada kedua orang tua, kedua pintu sorga kita karena dengan kasih sayang mereka berdua kita ada di dunia ini. Dan bersyukur atas apa yang telah mereka berikan selama ini. Rasakan air mata meleleh saat memeluk dan mencium mereka. Bagaikan tersiram air embun hati ini.

"Ya Alloh ... berikanlah kasih sayang kepada kedua orang tuaku sebagaimana mereka telah memberikan kasih sayang padaku selama ini dan ampunilah dosa-dosa mereka."

Memohon maaf dan ridho dari kedua orang tua agar satu bulan mendatang saat berpuasa akan mendapatkan ridho dan ampunan dari Alloh. Diri kita dapat kembali fitrah dan terbebas dari siksa api neraka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun