... di suatu pagi di kampung pinggir Bengawan Solo ....
"Mereka berdua akan datang ke Solo dan aku akan menemuinya secara bergantian setelah itu aku akan menentukan pilihan," begitu kata Lady Cemplik di sebuah salon di pojok kampungnya.
"Akhirnya kamu 'payu' juga ya, Mbakyu Cemplik," kata ibu pemilik salon.
"Ya, iyalah, Mbokdhe! Meskipun orang-orang sawah itu bilang tubuhku 'big size' tapi tetap terlihat menarik. Mereka juga bilang wajahku manis. Makanya aku dipanggil Lady ... Lady Cemplik," katanya sambil tersenyum manis.
"Siapa mereka Mbakyu, kok ya bisa-bisanya memperebutkan dirimu?"
"Mereka berdua itu pengusaha dan yang pasti kaya."Â
"Wah, beruntung kamu, Mbakyu Cemplik."
"Iya ... dan aku tidak mau salah pilih. Meskipun kaya tetapi mereka harus selalu perhatian padaku dan dapat membahagiakan serta menyejahterakan hidupku nantinya. Intinya dia harus bisa memenuhi semua kebutuhanku sesuai dengan janjinya-janjinya dulu."
"Oo, begitu, ya."
"He he he ... jadi wanita itu harus pandai memilih," katanya sambil memiring-miringkan kepalanya mencari posisi yang pas buat selfi.