Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen Gangsingan] Pesan yang Terlupa

26 Maret 2019   08:57 Diperbarui: 29 Maret 2019   07:41 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beliau pergi meninggalkan Sono setelah menyodorkan sepotong singkong rebusnya.

"Kek ... Kakek! Tunggu dulu!!! Jelaskan semuanya padaku." Sono hanya bisa melongo kebingungan.

Gerakan halus, mata batin, keseimbangan jasmani dan rohani, usaha keras, dan kesabaran, apa maksudnya? Semua berkecamuk dalam pikirannya.

"Apa hubungannya semua ini dengan gangsingan? Ah ... Kakek, selalu begitu. Mungkin besok Tono bisa membantuku," kata Sono dalam hati sambil menyantap singkong rebus pemberian kakeknya.

Malam semakin larut, Sono masih belum dapat menemukan jawaban dari pembicaraan dengan kakeknya. Dia rebahkan tubuhnya di atas tempat tidur matanya menerawang ke arah langit-langit kamar.

"Gangsingan ... apa hubungannya? Gangsingan ... yang kuingat malah Putri," kata Sono dalam hati sambil tersenyum sendiri.

Sono bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju almari kacanya. Diambilnya gangsingan itu dan diperhatikannya dengan seksama. Gangsingan itu berbentuk tabung tertutup dengan sumbu bilah bambu. Sono mencoba mendirikan gangsingan itu pada sumbunya di lantai kamar. Tidak bisa berdiri! Gangsingan itu selalu terjatuh atau terguling di lantai. Dia mengambil tali gangsingan dan dililitkan pada sumbunya. Kemudian ditariknya kuat-kuat tali itu. Gangsingan terlontar dan berputar dengan cepat. Gangsingan itu dapat berdiri tegak pada sumbunya di atas lantai.

"Gangsingan ini  berputar kencang dan seimbang hingga bisa berdiri tegak dan terlihat tenang. Seimbang ... keseimbangan pada gangsingan itu mungkin yang dimaksud oleh kakek," kata Sono dalam hati.

Dia perhatikan terus gangsingan itu hingga berputar pelan dan lambat laun gangsingan itu bergoyang. Gangsingan itu tidak dapat lagi mempertahankan posisi seimbangnya. Dan jatuh berguling di lantai.

"Tetapi apa hubungan keseimbangan pada gangsingan dengan mata batin? Haruskah seseorang bergerak cepat untuk mencapai keseimbangan lahir dan batin. Aku masih bingung dengan semua ini ...."

Dasar anak muda, kalau masalah cewek cepat sekali ingatnya, hingga pesan-pesan yang pernah disampaikan kakeknya jadi terlupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun