Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerpen Jogja 1990] Remaja Bertatto

12 Oktober 2018   07:59 Diperbarui: 9 April 2019   00:10 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa, Son? Tidak mengerjakan tugas?"

"Bukan, Ton. Aku tadi ..." belum selesai Sono menjawab pertanyaan Tono, tiba-tiba ....

Wheerr ....

Terlihat seorang anak remaja sebaya bersepeda motor ngebut dari arah timur dan bertindak ugal-ugalan di jalan. Anak itu memotong jalan sepeda Sono ketika hendak menyeberang ke selatan dan menyerempet roda depan sepedanya.

Braakkk ....

Terdengar bunyi benturan benda keras. Sono berusaha menahan sepedanya yang oleng agar tidak jatuh. Dia berhenti dan dlihatnya tidak ada yang rusak pada sepedanya. Dengan menahan amarah Sono menatap anak remaja tersebut yang juga berhenti tidak jauh darinya.

"Hei, kamu, kesini ...!" teriak Sono.

Remaja itu menoleh sebentar dan tersenyum sinis pada Sono. Kemudian dia menyingsingkan lengan bajunya seolah-olah ingin menantang Sono. Tampak sebuah gambar tatto di lengan kirinya. Sebentar kemudian pergi memacu sepeda motornya ke arah barat. Karena terbakar emosi Sono langsung mengejarnya. Tono pun mengikutinya dari belakang.

"Mengapa anak itu memperlihatkan gambar tattonya? Sepertinya Sono tidak memperhatikan tatto itu. Siapa remaja bertatto itu?" kata Tono dalam hati.

Remaja itu memacu motornya di jalanan yang ramai dengan bunyi knalpot nyaring memekakkan telinga. Sepeda motornya berjalan zig-zag menghindari pemakai jalan yang lain dan melanggar lampu merah. Sono memacu sepedanya berusaha mengejar remaja itu. Tapi dia kehilangan jejaknya ketika remaja itu tiba-tiba membelokkan motornya ke sebuah gang kecil masuk ke dalam perkampungan.

"Sudahlah Son, sabar, tidak usah dikejar. Kita hampir sampai," Tono mengingatkan sahabatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun