Sebelum semburat jingga di batas cakrawala.
Mentari masih sedikit memancarkan sinarnya.
Terlihat laki-laki bersayap berdiri di tepian surga.
Tengak-tengok pandangan matanya kebawah.
Mencari sebuah telaga yang indah di hamparan bumi.
Entah kenapa laki-laki itu tidak terbang ...
Dia memilih meletakkan sayapnya.
Dan bergelantungan pada sulur-sulur dahan tanaman surga.
Satu tangan berpegangan pada salah satu sulurnya.
Dia tersenyum memberikan suatu isyarat.
Pada para bidadari di surga.
Dia menuangkan galon-galon air berwarna-warni.
Yang terikat pada tiap-tiap sudut surga.
Sementara itu di dalam surga ...
Para bidadari menunggu di belakang pintu pagarnya.
Berhembus sejuk angin surga.
Dan mengalir air dari tiap-tiap sudutnya.
Dari sebuah teras rumah di bumi.
Terlihat indah larik pelangi.
Setelah hujan turun membasahi bumi.
Solo.7.9.2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H