Tetapi hik tetaplah hik, dengan konsep warung remang-remangnya menghiasi tepi jalan dan sudut-sudut Kota Solo di malam hingga dini hari. Hik lebih terkesan maskulin karena didominasi oleh para lelaki. Di sana mereka tanpa memandang status sosial, tingkat pendidikan, dan latar belakang budaya berbaur dan saling berinteraksi. Tidak hanya sekedar makan dan minum, mereka berkumpul, berbagi cerita, bahkan bisa berdiskusi tentang segala hal.Â
Dan dari sanalah mungkin dapat tercipta ide-ide menarik untuk bangsa dan negara ini. Mereka bebas mengungkapkan uneg-uneg bahkan kata-kata umpatan sumpah serapah dan hanya norma etika yang membatasinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI