Mohon tunggu...
Bomi Bimo
Bomi Bimo Mohon Tunggu... -

jadikanlah satu tindakanmu yang bermanfaat, dari pada puluhan nasehat yang kau berikan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mudik

20 Agustus 2011   13:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:36 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Uffhh... sepertinya aku sudah tidak sabar lagi untuk menunggu liburan panjang lebaran, apa lagi THR sudah di tangan..!?" Fenomena yang sering terjadi di penghujung ramadhan yaitu pulang kampung atau yang lebih dikenal dengan sebutan "Mudik". Semua kebuthan untuk keperluan pendukung merayakan lebaranpun mendapat imbas mengenai harga, termasuk harga tiket yang sudah melambung tinggi. Uniknya... walau harga tiket yang sangat mahal sekalipun sudah habis terjual. Beberapa perusahaan sudah membagikan THR kepada karyawannya, dan alhamdulillah perusahaan di tempatku bekerja juga telah membagikan THR. Dengan modal THR inilah aku ingin sedikit ingin merencanakan penggunaannya seperti membelikan baju baru untuk anak-anakku, seperti yang dilakukan orang tua lainnya pada umumnya. Dan sebagian lagi bekal untuk... mudik. Dan semua itu adalah bagian dari rencanaku... Seperti kata beberapa ustadz, manusia hanya merencanakan namun semua keputusan ditangan Allah SWT dan apapun keputusan Allah SWT harus di terima dengan legowo. Dan, sepertinya aku juga harus "legowo" dengan keputusan bahwa aku belum bisa untuk mudik. Sementara sebagian kecil, mereka tidak bisa mudik lantaran terjebak dengan pekerjaannya seperti pekerjaan pelayanan umum masyarakat. Dan sedihnya aku sendiri bukanlah bekerja di instansi pemerintah, aku bekerja sebagai konsultan High Rise Building yang kebetulan sekarang ini sedang membangun proyek power plant milik PLN. Sebelumnya aku sudah membayangkan ketika berurusan dengan mudik, dengan antrian yang begitu panjang, dan rela berdesak-desakkan dan pastinya aku juga harus menjaga anak-anakku yang masih kecil belum di tambah dengan membawa tetek bengek lainnya itupun sudah dibantu oleh istriku. Tapi sungguh menakjubkan, dengan "penyiksaan" ini semua lapisan masyarakat menikmatinya termasuk aku. Dan sekali lagi, semua itu adalah rencanaku bila kelak aku mudik. Dan insy'Allah aku harus legowo dengan keputusan bahwa aku harus tetap untuk masuk kerja selama liburan lebaran, bagaimanapun semua itu adalah tugas. Aku hanya dapat menyampaikan kepada seluruh teman-teman yang menerima nasib yang sama untuk berlapang dada, karena semua itu pasti ada hikmahnya. Salam mudik.. ^_^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun