Keajaiban yang kita kenal, mungkin hanya ada dalam sebuah novel. Karena hingga saat ini keadaan benar-benar mencampakanku. Acuh dia terhadapku. Â Ketika kecil, aku selalu berharap keajaiban itu benar-benar ada. Dia datang bagai kuda yang memiliki sayap. Menjemputku ketika aku membutuhkannya.Â
Tapi, Tuhan masih belum percaya kepadaku. Kuda terbang itu tak pernah datang menghampiriku. Meskipun demikian, keyakinanku kepadanya takan pernah bergeser sedikitpun. Aku tahu ini adalah sebuah keniscayaan. Yang mungkin hanya orang-orang yang fanatik yang percaya terhadap itu. Tak apalah. Memang keyakinan ini adalah kekuatan yang mampu menciptakan keberadaanku yang sekarang, yang tak pernah lelah mengharapkanmu dalam dekatku kepadamu.
Sejauh ini, aku belum pernah menemukan dan merasakan bagaimana indahnya keajaiban yang ku gambarkan dalam imajiku. Hanya kegagalan yang ku jumpai. Mungkin aku belum melihatnya dalam wujud yang sebenarnya. Mungkin, dia telah hidup bersamaku sejak lama karena keajaiban tak pernah menuntut keberhasilan tapi bagaimana kita memperjuangkan harapan meski dalam kenyataannya yang ku dapatkan hanya kegagalan.
Tak perlu menangis, bangkit dan tetap tataplah masa depan!
Aku yakin, keajaiban itu ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H