Selamat siang menjelang sore bagi para pembaca blog kesayangan kita semua terutama penggemar sepakbola nasional yang bisa membaca dan mengakses tulisan saya melalui media sosial sekelas facebook dan twitter.sudah lama sekali saya absen menulis masalah bola ini karena berbagai hal namun setelah melihat hancurnya permainan sepakbola yang diperagakan tim nasional ( timnas ) di kancah piala AFF tahun ini membuat tangan saya kembali gatal untuk mengkritisi pasukan timnas diperkuat pemain-pemain dari liga laki bin jeger yaitu ISL sehingga melihat gaya bermain mereka seperti kalah sebelum berperang alias LEMPAR HANDUK .
Kenapa saya mengatakan demikian ? karena pemain yang dipilih untuk memperkuat timnas sekarang ternyata tidak ubahnya seperti anak kecil yang baru belajar main bola,apalagi diantara mereka dijadikan bahan lelucon oleh media olahraga sekelas FOX SPORT karena tidak mengerti salah satu aturan dasar sepakbola sehingga merugikan timnya sendiri.selain itu banyak diantara pemain yang lolos masuk kedalam timnas senior untuk ajang bergengsi seperti kehabisan bensin karena tenaganya terkuras habis setelah bermain di kompetisi isl yang panjangnya seperti permainan ular tangga ( lagi-lagi alasan klise ).
Bandingkan dengan kiprah pemain timnas senior sebelumnya dalam ajang yang sama sekitar 2 tahun dimana mereka tidak perkuat oleh sebagian anak bangsa karena keserakahan pemilik-pemilik klub isl yang membangkang kepada pssi namun mereka masih memiliki semangat juang yang tinggi untuk membela negara meskipun suporter di dalam negeri menganggapnya sebagai pemain TARKAM dan kondisi yang dialami pemain timnas tersebut tidak jauh berbeda dengan timnas yang sekarang.
Kalau kejadiannya sudah seperti ini saya hanya ingin bertanya kepada stake holder bola sekelas PSSI,masih layakkah kompetisi dijadikan kambing hitam ? mengingat bukan pertama kali saja alasan seperti ini sering muncul di ranah publik,apalagi setelah orang-orang kpsi sekelas bapak kami la nyalla cs tidak membuat suasana pssi menjadi lebih baik tapi bertambah buruk karena sepakbola nasional kembali seperti era nurdin halid,dimana lagi-lagi elit politik sepakbola ikut bermain dalam kasus seperti ini.
Untuk para pemain yang katanya sangat NASIONALIS ( terutama jebolan pasukan TRG yang sempat melakukan uji coba di australia sana )tetapi masih nggak bisa mengukur diri dalam menilai kondisi fisiknya sendiri,saya mau nanya jika kondisi fisik kalian sudah terkuras habis tapi masih sok memperkuat timnas apakah itu yang dinamakan bagian nasionalis ? jujur saja menurut saya tindakkan seperti itu hanya membuat kalian menjadi bulan-bulanan media dan publik karena menjadi pahlawan kesiangan hanya mengejar duit dari pengurus pssi sekelas bapak kami lnm yang jumlah puluhan ribu dollar dan bukan karena membela negara.
Jika kejadiannya sudah seperti ini maka alangkah wajar saya menganggapnya sebagai LEMPAR HANDUK ALA TIMNAS SENIOR INDONESIA .
SALAM MEONG..........RAW
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H