Mohon tunggu...
Bogi Periklas
Bogi Periklas Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Esai

Saya adalah seorang penulis esai yang tinggal di Jakarta Selatan. Saya sangat tertarik pada bidang sosial, politik dan budaya. Selain menulis, saya saat ini menekuni hobby bercocok tanam secara hidroponik.

Selanjutnya

Tutup

Love

Centong Sayur Mama, Centong Sayur Pemersatu Keluarga Kami

3 Januari 2022   12:39 Diperbarui: 3 Januari 2022   12:54 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Goriau.com

Namun ternyata membelinya adalah urusan yang mudah, tapi mengantarkannya langsung, adalah hal yang berbeda. Maklum saja, kami bertiga, tinggal di kota-kota yang berbeda dengan orang tua kami.

Membuat rencana pulang kampung bersamaan dari 3 kota yang berbeda, ternyata bukanlah hal yang mudah. Kondisi pandemi menambah rumit rencana pulang kampung tersebut. Namun dengan tekad yang bulat, akhirnya kami bisa menjalankannya. Tentu saja kami tidak akan melupakan centong sayur baru, yang akan diberikan ke Mama.

Setelah menempuh perjalanan udara yang lumayan melelahkan dari kota masing-masing, akhirnya kami bisa bertemu di bandara Soekarno Hatta. Untuk kemudian meneruskan perjalanan ke rumah orang tua kami.

Ketika akhirnya tiba di rumah, Mama dan Papa terlihat cukup terkejut melihat kedatangan kami. Maklum ini bukanlah hari raya atau hari-hari istimewa lainnya, yang biasanya kami berkumpul bersama.

Dan yang lebih mengejutkan bagi Mama ialah, ketika kami mengutarakan maksud kepulangan kami. “Ini loh Ma, centongnya kita beliin yang baru,” demikian kataku sambil memberikan centong baru itu.

“Aaaahhh kalian ini pulang, karena mau beliin Mama centong baru, atau kangen sama masakan Mama,”  demikian katanya, yang kemudian disambut dengan derai tawa kami semua.

Yah, harus kami akui, kami semua memang sangat rindu dengan masakan Mama. Tetapi tentu saja, bukan hanya rindu dengan masakan Mama, kami juga sangat rindu dengan kedua orang tua kami. Rindu dengan lingkungan, tempat kami dibesarkan. Rindu dengan momen-momen bahagia, masa kecil kami. Dan yang terpenting adalah, rindu dengan kebersamaan kami sebagai keluarga. Suatu kerinduan yang tidak mungkin bisa terobati, hanya dengan saling mengirimkan pesan singkat di Whatsapp.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun