Pulang malam,telat makan dan tidak menggunakan jaket terkadang memicu saya kerap mengalami kepala pening dan masuk angin. Namun meminum obat masuk angin jarang sekali saya lakukan, karena untuk pengobatan pertama saya terbiasa meminta kerokan dengan suami.
Kontroversi kerokan pun sering saya alami, karena ada beberapa teman yang mengatakan bahwa kerokan itu tidak baik karena bisa mengakibatkan serangan jantung, dan penyakit lainnya. Beruntung saya bisa mendapatkan informasi dari ahlinya mengenai Kerokan di salah satu event Nangkring dengan tema "Kerokanisme".
SEJARAH KEROKAN
Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Solo (UNS), Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo,dr, PAK, MM, M.Kes., kerokan atau kerikan adalah suatu upaya pengobatan tradisional Jawa dengan cara menekan dan menggeserkan secara berulang-ulang benda tumpul pada kulit dengan pola tertentu, sehingga terjadi garis-garis berwarna merah. Dan biasanya menggunakan uang logam benggol.
Kerokan terbukti ampuh mengatasi masuk angin, nyeri otot, perut kembung, mual,meriang sejak jaman nenek moyang dahulu. Dan ternyata kerokan itu dikenal juga di Vietnam, Thailand dan China.
Kerokan merupakan buaya nenek moyang , yang masih terkadang dianggap remeh, kampungan bahkan dianggap tidak dapat menyembuhkan.
KENAPA KEROKAN
Kerokan merupakan pengobatan holistik yang Mudah, Murah,Mesra dan Manjur (4M).
Mudah : Bisa dilakukan di mana saja dan oleh siapa saja
Murah : bisa menggunakan media uang logam, ujung sendok, minyak
Mesra : ada kontak sentuhan kasih sayang saat melakukan kerokan