Mohon tunggu...
Boge... Boge
Boge... Boge Mohon Tunggu... -

tidak ada di TWIT tidak punya FB,email ilang lagi (gak bisa akses )....jadinya semua yg dari aku adalah PALSU.(tersisa hanya kompasiana ini saja hehehehe,nasib-nasib )

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lembayung Terakhir

2 September 2011   09:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:17 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semua bukan lagi tentang lembayung,

Batas Jingga - mungkin pendar atau rona kemerahan awang-awang,

Tentang  station tua kota kecil tengah padang tandus ilalang coklat menghampar,

Tidak lagi sama,

Waktu menjadi diperpanjang  kemarau berapa purnama lalu,

Menguapkan segala ,

Tiba-tiba jadi menyemukan ,

Jengkel muntahkan  sesak dahak,

Di udara pengap - semilir kering  dataran tandus tanah kering,

Segala tak lagi sama,

Tiada menyisakan apa,

Larut bersama  lembayung makin kelam,

Sriti walet pilarpun melayang tak lagi makna,

Waktu serasa diperpanjang cepat ingin berlalu di tempat itu,

........................................

Walau masih bertanya,

Distation mana siapakah  kuberhenti,

Dikota kecil atau besar mungkin dusun berapa harus singgah,

Haruskan dihotel setengah melati kubermalam mampir lagi,

Yaaa ampun -- takbir kemenangan pun kan lewat lagi,

lirih kuberkata,

Untuk semuanya , MINAL AIDIN WALFAIDZIN ,SELAMAT HARI RAYA IDHUL FITRI 1432 h,MOHON MAAF LAHIR BATHIN..............

nb: tulisan terlwat waktu maaf sekali lagi,mestinya dipublish di malam takbiran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun