[caption id="attachment_333714" align="aligncenter" width="561" caption="ilustrasi, Megah dan anggunnya Masjid Al Markaz di malam hari (www.skyscrapercity.com)"][/caption]
Masjid Al Markaz Al-Islami Jenderal Jusuf Makassar merupakan masjid kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan selain Masjid Raya. Berdiri pada tanggal 27 Syaban 1416 H atau bertepatan dengan tanggal 12 Januari 1994 Masehi dan selesai dua tahun kemudian, saat ini masjid yang terletak di lokasi bekas Kampus Universitas Hasanuddin Baraya telah menjadi pusat pengembangan dakwah islam yang memiliki multiperan. Mulai dari bidang keagamaan islam sendiri, pendidikan, sosial budaya, hingga ekonomi.
Khusus untuk bidang pendidikan, Masjid megah yang didirikan atas kerinduan Jenderal M Yusuf (alm), seorang pejuang asal Makassar dan juga seorang jendral besar yang pernah dimiliki republik ini, mengelola sekolah Dhuafa. Selain itu, melalui Badan Pendidikan Islam (BPI)nya, Masjid yang arsitekturnya dipengaruhi oleh Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah Al Munawwarah ini juga mengelola lembaga Bahasa Asing.
Diantara Bahasa Asing yang menjadi konsern pengembangannya adalah Bahasa Arab, Inggris, Perancis, Jerman, Jepang, Mandarin, dan Spanyol.
Sejauh ini, yang sudah berjalan dengan sangat baik adalah Bahasa Inggris, Perancis, Jerman, dan Jepang. Sedangkan beberapa bahasa Asing sisanya belum berjalan karena faktor tenaga pengajar yang umumnya berstatus relawan. Proses pembelajaran dan pengembangan masing-masing dari tiap-tiap bahasa Asing cenderung berupa komunitas yang memiliki murid dan pecintanya sendiri.
Bahasa Inggris
Diantara Bahasa Asing lainnya, Bahasa Inggris di Masjid Al Markaz memiliki sejarah dan tempatnya sendiri. Adalah Al-Markaz for Khudi Enligthening Studies (MAKES) yang menjadi pelopor budaya diskusi bahasa Asing di tempat ini yang kemudian menjadi role model bagi pengembangan bahasa Asing lainnya di Al Markaz dikemudian hari.
Terbentuk medio 1998, komunitas ini menjadi komunitas kajian keislaman Berbahasa Inggris pertama di Makassar. Kata Al-Markaz sendiri diambil dari Bahasa arab yang berarti pusat. Walau orang sering juga menghubungkannya dengan nama Masjid tempatnya bermarkas. Masjid Al-Markaz. Sedangkan Kata ‘khudi’ diambil dari bahasa Persia yang berarti jati diri. So, arti namanya secara utuh adalah Pusat Kajian yang Mencerahkan Diri. Indah nian namanya bukan?
Sesuai namanya, komunitas ini mengedepankan kajian yang bisa mencerahkan setiap membernya. Bahasa Inggris hanyalah sebagai bahasa pengantar. Jika Anda fasih berbahasa Inggris karena gabung di komunitas ini, itu adalah bonus. Para pendahulu MAKES sebisa mungkin mengindari menyebut nama MAKES sebagai sebuah English Club (biasa) yang fokusnya hanya belajar Bahasa Inggris saja. Karena dari namanya saja, klub ini menempatkan bahasa Inggris tak lain hanyalah sebagai communication tool dalam berbagi ide dan pikiran tentang masalah dan isu apa saja. Fokusnya adalah ke pencerahan tiap membernya.
Membernya berasal dari berbagai latarbelakang. Mulai anak SMA, mahasiswa S1, S2, hingga yang sudah bekerja.
Kegiatan utamanya adalah English discussion tiga kali sepekan. Setiap Selasa sore, Kamis sore, dan Sabtu sore pukul 4 (ba’da Ashar). Bertempat di pelataran Masjid Al-Markaz Makassar. Diluar kegiatan itu, ada beberapa kajian untuk meningkatkan kapasitas keilmuan member. Diantaranya adalah kajian pendalaman ilmu keislaman, bedah buku,novel, dan film. Juga pelatihan kepenulisan akademik, seminar, dan pelatihan-pelatihan sesuai kebutuhan bersama. Termasuk bedah dan diskusi untuk mengembangkan english profeciency tiap membernya berupa TOEFL dan IELTS. Juga pembelajaran Bahasa Arab.