Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir didalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku tuk pengabdianmu.
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsaaaa insan cendekia.
Itulah lirik hymne guru yang baru penulis ambil dari mbah google. Habis ga hapal sih hehehe.
Penulis mencoba membaca dan meresapi syair demi syair.
Hebat memang syairnya.tapi agaknya penulisnya agak lebay dech hehehe. Maaf para guru seindonesia yaa!!
Kayaknya lagu ini pas untuk pelajar tingkat dasar.Setingkat SMA ???? ga banget dech Mungkin yang paling pas menggambarkan guru adalah lagunya OMAR BAKRI dari Iwan Fals.
-Tas hitam dari kulit buaya selamat pagi
Berkata bapak umar bakri , ini hari itu rasa kopi nikmat sekali
Tas hitam dari kulit buaya,mari kita pergi
Memberi pelajaran ilmu pasti,itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu
- Laju sepeda kumbang dijalan berlubang
Slalu begitu dari dulu waktu jaman jepang
Terkejut dia waktu mau masuk pintu gerbang
Banyak polisi bawa senjata berwajah garang
Bapak umar bakri kaget apa gerangan
Berkelahi pak jawab murid seperti jagoan
Bapak umar bakri takut bukan kepalang
Itu sepeda butut dikebut,lalu cabut,cepat pulang..standing dan terbang
***
Umar bakrii …umar bakrii ….pegawai negeri
Umar bakri ….umar bakri ….40 th mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati
Umar bakri….. umar bakri,banyak ciptakan menteri
Umar bakri…professor,dokter,insiyurpun jadi
Tapi mengapa gaji guru umar bakri seperti dikebiri
Lagu umar bakri benar benar mewakili episode guru ditahun 2000 kebawah yang nasibnya sungguh Sungguh menyedihkan. Kehidupan ibarat roda pedati, kehidupan guru menjadi lebih baik stelah adanya program sertifikasi,tidak bisa dipungkiri derajat harkat martabat guru baru enak mak nyus ya baru saat ada Program Sertifikasi yang menambahkan gaji pokok kedalam gaji bulananya. Total gaji guru secara keseluruhan masa kerja 0 th. Pangkat IIIa sekitar 3 jutaan. Gaji segitu memang banyak karena memang tidak bisa dipungkiri kelompok masyarakat pemilih profesi guru memang dari kelompok sedang –kebawah.
Jarang komunitas masyarakat atas yang memilih profesi guru. Memangnya mau makan apa kalo menjadi guru. Pengabdian??? Preeet.jangan pernah omong pengabdian dijaman sekarang.kalopun toh ada yang jadi guru yaa karena memang tidak ada pilihan lain. Jadi guru adalah pilihan paling buncit diantara pilihan pilhan lainnnya.masak sih begitu hinanya profesi guru kok sampai ga ada yang pingin menjadi guru? Masalahnya bukan hina atao terhormat. Realitasnya memang begitu. Tidak ada yang diandalin kalo mau jadi guru. Apalagi kalo jadi guru dikota besar dengan gaji kisaran 3 jtan masa kerja 0 th 5 jtan masa kerja 30 th..secara teori apapun , kayaknya kecil sekali orang yang pingin jadi guru secara iklas. Apalagi dengan adanya program sertifikasi untuk guru.
Mereka makin tidak iklas saja dalam mengajar. Menurut penulis,kembalikan saja guru dalam habitat awalnya.sebab Dengan adanya sertifikasi ,membuat guru tidak lagi iklas dalam menjalankan kewajibannya, hal itu membuat profesi guru tidak menjadi profesi terhormat .Program sertifikasi guru memang seharusnya dicabut saja.biarlah sang guru bekerja dengan iklas tanpa harus memilkirkan gaji yang berlimpah.karena sejatinya dengan ditambahkannnya sertifikasi dalam gaji mereka, tidak membuat mereka makin baik dalam mengajar,tapi faktanya mereka saling bertengkar sendiri dengan sesama guru hanya karena memperebutkan jam mengajar.(bakalan diprotes guru seindonesia ni hehehe).So untuk Ibu menteri Keuangan ..cabut saja uang sertifikasi untuk para guru. Biar guru makin iklas dalam menjalankan tugasnya,agar guru menjadi profesi terhormat lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H