Diakuinya, bahwa dalam satu hari sedikitnya batu permatanya terjual sampai sepuluh biji dengan harga minimal Rp.250.000,- per buah, sementara kemampuan produksinya sampai layak jual hanya mencapai 15 biji per hari, hal ini antara lain disebabkan karena Hery masih harus bekerja sendiri dengan peralatan seadanya berupa gurinda, batu asah dan kertas gosok, meskipun hasilnya tetap bisa disandingkan dengan batu permata yang diolah secara professional dengan peralatan modern.
Untuk mendapatkan bahan batu permata, Hery mengaku sudah jarang turun mencari, karena sejak lama dirinya telah bekerjasama dengan masyarakat sekitar yang tinggal di tempat-tempat sumber perolehan bahan batu mulia. Merekalah yang menjadi pengumpul, proses pencarian yang mereka lakukan pun hanya sekedar selingan dari rutinitas aktifitasnya, misalnya ketika mereka sedang memandikan ternaknya di sungai, saat itupun mereka mengumpul bahan-bahan serpihan yang mereka pun sudah hafal jenis dan karakternya, dan selanjutnya saya datang ke tempat pengumpulan untuk mengangkutnya. Harga bongkahan atau serpihan sudah kami standarkan dengan mereka, yang pasti kami semua puas bisa memperoleh tambahan pendapatan dengan berbagi Rezeki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H